Senin, 27 Februari 2017

Sahabat Abu Hurairoh RA (bapaknya kucing kecil)



Beliau salahsatu dari sahabat Nabi Muhammad SAW, nama aslinya adalah Abdurrahman bin Shokhr al-Azdiy, beliau berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman.
Beliau kemudian lebih dikenal (lebih familiar) dengan nama Abu Hurairoh. mengapa ?
 
حدثنا أحمد بن سعيد المرابطي حدثنا روح بن عبادة حدثنا أسامة بن زيد عن عبد الله بن رافع قال قلت لأبي هريرة لم كنيت أبا هريرة قال أما تفرق مني قلت بلى والله إني لأهابك قال كنت أرعى غنم أهلي وكانت لي هريرة صغيرة فكنت أضعها بالليل في شجرة فإذا كان النهار ذهبت بها معي فلعبت بها فكنوني أبا هريرة قال أبو عيسى هذا حديث حسن غريب .

... dari Abdullaah bin Raafi' berkata, "Aku bertanya kepada Abu Hurairah, "Mengapa engkau bernama kuniyah Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Apakah yang kau khawatirkan dariku?" Aku berkata, "Benar, demi Allah, sungguh aku khawatir terhadapmu." Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing keluargaku dan di sisiku ada seekor kucing kecil (Hurairah). Lalu ketika malam tiba aku menaruhnya di sebatang pohon, jika hari telah siang aku pergi ke pohon itu dan aku bermain-main dengannya, maka aku diberi kuniyah Abu Hurairah (bapaknya si kucing kecil)."

wallahu a'lam

CINTA NKRI



Sabda Nabi SAW :

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ , لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka“.
Kemudian seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW apakah boleh pemimpin semacam itu kita perangi dengan pedang (memberontak). “Ya Rasulullah, tidakkah kita perangi saja mereka dengan pedang?”
Nabi SAW menjawab :“TIDAK…! Selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tak baik maka bencilah tindakannya dan janganlah kalian melepaskan ketaatan kepada mereka” (HR. Muslim).
Syarah Nawawi 'ala Muslim http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…
Fathul Baari http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…
Sunanul Kubro http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…


Cara Menasihati Pemerintah

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ

“Barang siapa yang ingin menasehati para penguasa dengan suatu urusan maka jangan dengan terang-terangan. Akan tetapi pegang tangannya, berduaanlah. Apabila nasehatnya diterima maka itulah yang diharapkan, bila tidak diterima maka anda telah menyampaikan haknya”
kitab Majma'u al zawaid http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…

Nabi SAW beliau bersabda :

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barangsiapa yang melihat pada pemimpinnya sesuatu yang ia benci, maka hendaklah ia bersabar atas hal tersebut. Karena barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah (persatuan kaum muslimin) satu jengkal lalu ia meninggal dunia, ia meninggal dunia seperti mati jahiliyah”
Fathul Baari http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…
Nailul Author http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…
Shohih Muslim http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php…

wallahu a'lam

Selasa, 21 Februari 2017

BEBERAPA KESALAHAN PENGUCAPAN DALAM DZIKIR "Laa ilaaha illallah"

BEBERAPA KESALAHAN PENGUCAPAN DALAM DZIKIR "Laa ilaaha illallah"

وكذا بعض اهل الذكر يزيدون حروفا كثيرة في كلمة التوحيد يقولون بزيادة الياء بعد همزة لااله وبزيادة الالف بعد هاء "اله" مثلهما: ( لا ئى لاها الاالله )وبزيادة الياء بعد همزة الا وبزيادة الالف بعد الا مثلهما (لااله ايلا الله ) فهذه الزيادات كلها حرام بالاجماع في جميع الاوقات وهم يذكرون الله ويعبدون بالسيئات وهم يصيرون من الذين ضل سعيهم فى الحياة الدنيا وهم يحسبون انهم يحسنون صنعا.
 
Artinya:
Demikian pula sebagian orang-orang yang ahli berdzikir, mereka menambahkan banyak huruf pada kalimah tauhid mereka mengatakan
(لا ئى لاها الاالله) / (لااله ايلا الله) / ( لاالاها الاالله )
/ ( لئلاه الا الله ) / ( لئله الاالله )
Semua penambahan ini hukumnya haram dengan kesepakatan para ulama` dalam semua waktu. Mereka berdzikir kepada Allah dan menyembah dengan kejelekan mereka menjadi orang-orang yang sesat usahanya dalam kehidupan dunia dan mengira mereka berbuat baik.


Khozinatul Asror halaman: 139

Wallahu a'lam.

Senin, 20 Februari 2017

AKIBAT FATAL KETIKA SALAH MEMAHAMI KITABULLAH

HADITS PERTAMA

Kitab Allah, qur'an dan sunnah nabi/hadits adalah dua perkara yang ditinggalkan nabi untuk umatnya agar tidak tersesat jalan, itu terlaksana ketika ayat ayat qur'an dan hadits di jelaskan sebagaimana yang dikehendaki nabi dengan pendekatan melalui pemahaman para ahli tafsir yang mu'tabar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda dalam sebuah hadits:

تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب الله وسنة نبيه

Artinya: “Telah kutinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.”
[Al-Tamhid _ Ibn Abdil Barr]


HADITS KEDUA

Qur'an dan hadits, ketika dijelaskan dan di fahami tidak sesuai dengan apa yang di kehendaki Allah dan rosulNya, maka simak sabda baginda berikut;

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، قَالَ : أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلِحْيَتِي , وَأَنَا أَعْرِفُ الْحُزْنَ فِي وَجْهِهِ , فَقَالَ : " إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ " , قُلْتُ : نَعَمْ , إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ , فَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : " أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ : إِنَّ أُمَّتَكَ مُفْتَتَنَةٌ بَعْدَ قَلِيلٍ مِنَ الدَّهْرِ غَيْرِ كَثِيرٍ " , قَالَ : " قُلْتُ : فِتْنَةُ كُفْرٍ أَمْ فِتْنَةُ ضَلالَةٍ ؟ " , قَالَ : كُلٌّ سَيَكُونُ , قُلْتُ : " مِنْ أَيْنَ يَأْتِيهِمْ ذَلِكَ وَأَنَا تَارِكٌ فِيهِمْ كِتَابَ اللَّهِ ؟ " , قَالَ : بِكِتَابِ اللَّهِ يَضِلُّونَ "

... dari sahabat Umar bin al-Khoththob ra, ia berkata : suatu ketika Nabi memegang janggutku, dan aku tahu ada raut keprihatinan dalam wajah nabi.
Nabi bersabda : "innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'un".
Aku pun berucap :"iya wahai Rosulullah, innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'un, ada apa gerangan ya Rosulallah ?".
Nabi bersabda : telah datang kepadaku Jibril dan ia mengabarkan "sesungguhnya umatmu sesudahmu akan di fitnah dengan hal yang sedikit, bukan dengan hal yang banyak"
Nabi bersabda, "aku bertanya (kepada jibril) : fitnah kekufuran atau fitnah kesesatan?"
Jibril menjawab ;"keduanya akan terjadi".
Aku (Nabi) berkata : "bagaimana mereka bisa tersesat dan menjadi kafir , padahal aku telah meninggalkan bagi mereka kitab Allah (qur'an) ?
Jibril menjawab ; "dengan kitab Allah mereka tersesat.
Dalam riwayat lain ada tambahan kalimat (وَزَادَ : " مِنْ قِبَلِ قُرَّائِهِمْ وَأُمَرَائِهِمْ)
artinya : "pemahaman dan ta'wilan qur'an disampaikan sesuai kepentingan pembacanya dan atau kepentingan pemegang kekuasaan."
[Hilyatul Auliya - Abu Nu'aim al-ashbahani]
----------

KETIKA ALQUR'AN DAN ALHADITS DI TA'WIL SESUAI KEINGINAN MASING MASING, MAKA JANGAN HERAN JIKA ADA SESEORANG ATAU 'ULAMA' YANG MELAKUKAN TINDAKAN YANG BARBAR, TIDAK BERADAB, TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN, SEMENTARA DARI LISAN MEREKA KELUAR AYAT AYAT SUCI ALQUR'AN DAN HADITS NABI SHALLAHU 'ALAIHI WASALLAMA.
Wallahu a'lam

Selasa, 07 Februari 2017

MENGAKHIRI TAHLIL DENGAN LAFADZ "MUHAMMADUR ROSULULLAH"

Lazimnya kita membaca tahlil, berapapun jumlah atau adadnya, baik dilakukan sendiri atau dalam satu jam'iyyah yaitu mengucapkan dzikir tauhid (Laa ilaaha illAllah ... sebanyak mugkin) dan biasanya mengakhiri kalimat dengan satu sampai tiga kali menggunakan dan menyertakan kalimat "Muhammadur RosuluLlah".
 
Referensi kitab Minahus Saniyyah karya Sayyid Abdul Wahab as-Sya'roni, Hal 20 (halaman terakhir)
 
فان قيل: ايما افضل ذكر لا اله الا الله او زيادة محمد رسول الله؟ فالجواب : الافضل فى ذكر السالكين لا اله الا الله دون غيرها حتى تحصل لهم الجمعية مع الله تعالى بقلوبهم فاذا حصلت فالامر ظاهر. وايضاح ذلك ان محمدا رسول الله اقرار. فالاقرار يكفى فى العمر مرة واحدة، والمقصود من تكرار التوحيد كثرة الجلاء لحجب النفس. منح السنية على الوصية المبتولية : ٢٠
 
Pertanyaan : Mana yang lebih utama, dzikir dengan hanya mengucapkan "لا اله الا الله" atau dengan selalu menyertakan kalimat "محمد رسول الله" ?
 
Jawaban : Dzikir yang lebih utama bagi orang suluk adalah "لا اله الا الله" , bukan yang lain, hingga hasil bagi hati mereka seakan hadir dihadapan hadhroh Allah SWT. Penjelasannya bahwa Kalimat "محمد رسول الله" adalah sebuah iqror (pengakuan), dan iqror di anggap cukup disampaikan sekali dalam seumur hidup. Maksudnya adalah Dzikir dengan mengulang kalimat tauhid Allah "Laa ilaaha illaLlah" adalah memperbanyak sinar dalam qolbu (menerangi hati dan protektor atas nafsu yang buruk).
 
Kesimpulan : Bagi kita orang awam (bukan saalik) boleh mengikuti hal seperti disampaikan diatas, adapun jika akan selalu menyertakan kalimat "Muhammadur rosulullah" pada setiap mengucapkan kalimat tauhid "Laa ilaaha illAllah" adalah sangat baik, namun jika telah menjadi tradisi pembacaan seperti demikian maka tidak ada larangan ketika dzikir tauhid , hanya dzikir dengan lafadz "Laa ilaaha illAllah" dan mengakiri dengan menyertakan kalimat "Muhammadur Rosulullah".

Wallahu a'lam.

Jumat, 03 Februari 2017

FADHILAH DAN KAIFIYAT SHOLAT DHUHA DI HARI JUM'AT

Imam Suyuthi menyebutkan dalam sebuah risalah "Keistimewaan Hari Jum'at" ada 101 khusyusiyat, dan salah satunya sebuah keterangan yang di takhrij oleh Al-Ashbahani;

Dari Ibni Abbas ra, ia berkata : telah bersabda Rosulullah SAW : "barangsiapa yang melaksanakan sholat dhuha empat raka'at pada hari jum'at, dalam satu tahun hanya sekali saja, ia membaca fatihah 10x, an naas 10x, al falaq 10x, al ikhlas 11x, al kafirun 10x, ayat kursi 10x pada setiap raka'atnya, maka ketika selesai tasyahud dan salam, ia membaca istighfar 70x, tasbih 70x (ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺇﻟَﻪَ ﺇﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺍَﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻭَﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇﻟَّﺎ ﺑِﺎَﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲِّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ), maka Allah akan menjaganya dari keburukan ahli langit dan keburukan ahli bumi serta keburukan jin dan manusia".

- Hasyiyah Jamal

( ﻓَﺎﺋِﺪَﺓٌ ‏) ﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﺴُّﻴُﻮﻃِﻲّ ﻓِﻲ ﺭِﺳَﺎﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺧَﺼَﺎﺋِﺺِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻭَﺃَﻭْﺻَﻠَﻬَﺎ ﺇﻟَﻰ ﻣِﺎﺋَﺔٍ ﺧُﺼُﻮﺻِﻴَّﺔٍ ﻭَﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﻧَﺼُّﻪُ ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺍﻟْﺄَﺻْﺒَﻬَﺎﻧِﻲُّ ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ } ﻣَﻦْ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻀُّﺤَﻰ ﺃَﺭْﺑَﻊَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓِﻲ ﺩَﻫْﺮِﻩِ ﻣَﺮَّﺓً ﻭَﺍﺣِﺪَﺓً ﻳَﻘْﺮَﺃُ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻋَﺸْﺮَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻭَﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻋَﺸْﺮَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻭَﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ ﻋَﺸْﺮَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻭَﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ﺇﺣْﺪَﻯ ﻋَﺸْﺮَﺓَ ﻣَﺮَّﺓً ﻭَﻗُﻞْ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥَ ﻋَﺸْﺮَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻭَﺁﻳَﺔَ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﻋَﺸْﺮَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺭَﻛْﻌَﺔٍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺗَﺸَﻬَّﺪَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﻣَﺮَّﺓً ﻭَﺳَﺒَّﺢَ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﻣَﺮَّﺓً ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺇﻟَﻪَ ﺇﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺍَﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻭَﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇﻟَّﺎ ﺑِﺎَﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲِّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﺩَﻓَﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺷَﺮَّ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺷَﺮَّ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻟْﺈِﻧْﺲِ ﻭَﺍﻟْﺠِﻦِّ
( ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺠﻤﻞ , 485\1 )

Wallahu a'lam.

Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama

  MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU)   Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...