Bismillahir rohmaanir rohiim
Kisah
tersebut termaktub dalam kitab Tanbih al-Ghafilin karya asy-Syaikh
al-Alim al-Faqih Abi Laits as-Samarqondi (kisah isroiliyyat)
berikut teks arob nya
سَمِعْتُ
أَبِي يَحْكِي أَنَّ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتِ امْرَأَةٌ بَغِيًّا،
وَكَانَتْ مُفْتِنَةً لِلنَّاسِ بِجَمَالِهَا، وَكَانَ بَابُ دَارِهَا
أَبَدًا مَفْتُوحًا، فَكُلُّ مَنْ مَرَّ بِبَابِهَا رَآهَا قَاعِدَةً فِي
دَارِهَا عَلَى السَّرِيرِ بِحِذَاءِ الْبَابِ، فَكُلُّ مَنْ نَظَرَ
إِلَيْهَا افْتُتِنَ بِهَا، فَإِذَا أَرَادَ الدُّخُولَ إِلَيْهَا احْتَاجَ
إِلَى إِحْضَارِ عَشْرَةِ دَنَانِيرَ، أَوْ أَقَلِّ أَوْ أَكْثَرِ، حَتَّى
تَأْذَنَ لَهُ بِالدُّخُولِ عَلَيْهَا.
فَمَرَّ بِهَا
ذَاتَ يَوْمٍ عَابِدٌ مِنَ الْعُبَّادِ فَوَقَعَ بَصَرُهُ فِي الدَّارِ
وَهِيَ قَاعِدَةٌ عَلَى السَّرِيرِ، فَافْتُتِنَ بِهَا فَجَعَلَ يُجَاهِدُ
نَفْسَهُ وَيَدْعُو اللَّهَ تَعَالَى لِيُزِيلَ ذَلِكَ مِنْ قَلْبِهِ،
فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ عَنْهُ، وَكَانَ يُكَابِدُ نَفْسَهُ الْمُكَابَدَةَ
الشَّدِيدَةَ حَتَّى بَاعَ قُمَاشًا كَانَ لَهُ وَجَمَعَ مِنَ
الدَّنَانِيرَ مَا يَحْتَاجُ إِلَيْهِ، فَجَاءَ إِلَى بَابِهَا وَأَمَرَتْ
أَنْ يُسَلِّمَ ذَلِكَ إِلَى وَكِيلٍ لَهَا، وَوَاعَدَتْهُ وَقْتًا
لِمَجِيئِهِ، فَجَاءَ إِلَيْهَا فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ وَقَدْ تَزَيَّنَتْ
وَجَلَسَتْ فِي بَيْتِهَا عَلَى سَرِيرِهَا فَدَخَلَ عَلَيْهَا الْعَابِدُ
وَجَلَسَ مَعَهَا عَلَى السَّرِيرِ، فَلَمَّا مَدَّ يَدَهُ إِلَيْهَا
وَانْبَسَطَ إِلَيْهَا، تَدَارَكَهُ اللَّهُ تَعَالَى بِرَحْمَتِهِ
وَبَرَكَاتِهِ وَعِبَادَتِهِ الْمُتَقَدِّمَةِ، فَوَقَعَ فِي قَلْبِهِ
أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَرَانِي فِي هَذِهِ الْحَالَةِ فَوْقَ عَرْشِهِ
وَأَنَا فِي الْحَرَامِ، وَقَدْ أَحْبَطَ عَمَلِي كُلَّهُ فَوَسِعَتِ
الْهَيْبَةُ فِي قَلْبِهِ.
وَارْتَعَدَتْ فَرَائِصُهُ وَتَغَيَّرَ لَوْنُهُ.
فَنَظَرَتِ
الْمَرْأَةُ إِلَيْهِ فَرَأَتْهُ مُتَغَيِّرَ اللَّوْنِ فَقَالَتْ: أَيُّ
شَيْءٍ أَصَابَكَ قَالَ: إِنِّي أَخَافُ رَبِّي، فَائْذَنِي لِي
بِالْخُرُوجِ، فَقَالَت لَهُ، وَيْحَكَ إِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ
يَتَمَنَّوْنَ الَّذِي وَجَدْتَهُ، فَأَيُّ شَيْءٍ هَذَا الَّذِي أَنْتَ
فِيهِ؟ فَقَالَ لَهَا: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ تَعَالَى، وَإِنَّ الْمَالَ
الَّذِي دَفَعْتُهُ إِلَيْكِ هُوَ حَلَالٌ لَكِ فَائْذَنِي لِي
بِالْخُرُوجِ،
(1/121)
فَقَالَتْ لَهُ كَأَنَّكَ لَمْ تَعْمَلْ هَذَا الْعَمَلَ قَطُّ.
قَالَ: لَا.
قَالَتِ
الْمَرْأَةُ: مِنْ أَيْنَ أَنْتَ؟ وَمَا اسْمُكَ؟ فَأَخْبَرَهَا أَنَّهُ
مِنْ قَرْيَةِ كَذَا، وَاسْمُهُ كَذَا، فَأَذِنَتْ لَهُ بِالْخُرُوجِ
فَخَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا وَهُوَ يَدْعُو بِالْوَيْلِ وَالثُّبُورِ،
وَيَبْكِي عَلَى نَفْسِهِ، وَيَحْثُو التُّرَابَ عَلَى رَأْسِهِ.
فَوَقَعَتِ
الَهَيْبَةُ فِي قَلْبِ الْمَرْأَةِ بِبَرَكَةِ ذَلِكَ الْعَابِدِ،
فَقَالَتْ فِي نَفْسِهَا: إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ أَوَّلُ ذَنْبٍ
أَذْنَبَهُ، وَقَدْ دَخَلَ عَلَيْهِ مِنَ الْخَوْفِ مَا دَخَلَ، وَإِنِّي
قَدْ أَذْنَبْتُ مُنْذُ كَذَا وَكَذَا سَنَةٍ، وَإِنَّ رَبَّهُ الَّذِي
يَخَافُ مِنْهُ هُوَ رَبِّي، فَخَوْفِي مِنْهُ يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ
أَشَدَّ، فَتَابَتْ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى وَأَغْلَقَتْ بَابَهَا عَنِ
النَّاسِ وَلَبِسَتْ ثِيَابًا خَلِقَةً، وَأَقْبَلَتْ عَلَى الْعِبَادَةِ.
وَكَانَتْ فِي عِبَادَتِهَا مَا شَاءَ اللَّهُ.
فَقَالَتْ
فِي نَفْسِهَا إِنِّي لَوِ انْتَهَيْتُ إِلَى ذَلِكَ الرَّجُلِ
فَلَعَلَّهُ يَتَزَوَّجُنِي فَأَكُونُ عِنْدَهُ فَأَتَعَلَّمُ مِنْ أَمْرِ
دِينِي وَيَكُونُ عَوْنًا لِي عَلَى عِبَادَةِ اللَّهِ تَعَالَى،
فَتَجَهَّزَتْ وَحَمَلَتْ مَعَهَا مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْخَدَمِ مَا شَاءَ
اللَّهُ، فَانْتَهَتْ إِلَى تِلْكَ الْقَرْيَةِ وَسَأَلَتْ عَنْهُ،
فَأُخْبِرَ الْعَابِدُ أَنَّهُ قَدِمَتِ امْرَأَةٌ تَسْأَلُ عَنْهُ،
فَخَرَجَ الْعَابِدُ إِلَيْهَا فَلَمَّا رَأَتْهُ الْمَرْأَةُ كَشَفَتْ
وَجْهَهَا لِيَعْرِفَهَا، فَلَمَّا رَآهَا الْعَابِدُ عَرَفَ وَجْهَهَا
وَتَذَكَّرَ الْأَمْرَ الَّذِي كَانَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا، فَصَاحَ
صَيْحَةً وَخَرَجَتْ رُوحُهُ وَبَقِيَتِ الْمَرْأَةُ حَزِينَةً، وَقَالَتْ:
إِنِّي خَرَجْتُ لِأَجْلِهِ وَقَدْ مَاتَ، فَهَلْ مِنْ أَقْرِبَائِهِ
أَحَدٌ يَحْتَاجُ إِلَى امْرَأَةٍ؟ فَقَالُوا: إِنَّ لَهُ أَخًا صَالِحًا
لَيْسَ لَهُ مَالٌ، فَقَالَتْ لَا بَأْسَ، وَإِنَّ لِي مِنَ الْمَالِ مَا
فِيهِ غُنْيَةٌ فَجَاءَ أَخُوُه فَتَزَوَّجَ بِهَا فَوَلَدَ مِنْهَا
سَبْعَةً مِنَ الْبَنِينِ، كُلُّهُمْ صَارُوا أَنْبِيَاءَ فِي بَنِي
إِسْرَائِيلَ وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ.
(1/122)
TERJEMAH BEBAS
Diceritakan,
dahulu di kalangan bani Israil terdapat seorang wanita pelacur yang
sangat cantik dan telah menimbulkan banyak fitnah di kalangan manusia
karena kecantikannya. Pintu rumah pelacur tersebut selalu terbuka,
sehingga setiap orang yang melintasi
rumahnya, selalu dapat melihat diri pelacur tersebut sedang duduk di
atas ranjang menunggu pelanggan yang akan datang kepadanya.
Setiap
orang yang melihatnya pasti akan tergoda oleh kecantikannya.
Barangsiapa yang ingin berkencan dengannya, maka orang tersebut harus
menyediakan paling sedikit sepuluh dinar emas atau lebih.
Suatu
ketika, melintaslah seorang ahli ibadah di depan rumah pelacur tersebut
dan tanpa sengaja karena memang pintu rumah pelacur tersebut selalu
terbuka, pandangan mata ahli ibadah tersebut jatuh pada pelacur yang
sedang duduk di atas ranjang di dalam rumahnya. Dan dengan sebab
pandangan itulah, tiba-tiba muncul dalam diri ahli ibadah tersebut
keinginan luar biasa kepada si wanita pelacur.
Keinginan
yang tiba-tiba muncul tersebut sangat menyiksa dirinya, dia telah
berusaha sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah agar keinginan tersebut
dihilangkan dari dirinya tapi tetap saja tidak bisa, sehingga akhirnya
bekerjalah ahli ibadah tersebut untuk mengumpulkan dinar sebagai upah
yang akan dibayarkan pada si wanita pelacur.
Setelah
terkumpul sepuluh dinar, ia segera menuju rumah si pelacur dan
diserahkannya uang tersebut kepada pembantunya. Setelah uang diserahkan
dan dipersilahkan masuk oleh pembantu tadi, ia diminta untuk menunggu
sebentar karena si wanita pelacur sedang berdandan.
Tidak
begitu lama ahli ibadah tersebut menunggu, muncullah si wanita pelacur
dengan dandanan yang sangat mempesona sekali lalu segera menuju ranjang
yang biasa ia gunakan untuk menjamu para tamunya.
Melihat
si wanita pelacur sudah siap di atas ranjang, ahli ibadah tersebut
segera bergegas menuju ranjang dan duduk dipinggirnya. Dengan agak
canggung dan perlahan, ahli ibadah tersebut ingin menyentuh si wanita
pelacur dengan tangannya, tetapi ketika tangannya hampir menyentuh tubuh
si wanita pelacur tersebut, tiba-tiba dengan rahmat dan barokah ibadah
yang telah ia lakukan dimasa yang lalu, Allah Ta’ala mengingatkan
dirinya bahwasanya apa yang akan ia lakukan adalah salah satu perbuatan
yang sangat hina dan memalukan.
Hati kecil ahli
ibadah tersebut tiba-tiba berkata pada dirinya sendiri; “Sesungguhnya
apa yang saya lakukan saat ini dilihat oleh Allah Ta’ala di atas
Arsy-Nya, saat ini saya sedang dalam keadaan yang diharamkan oleh-Nya,
maka hancurlah sudah amal-amalku yang telah lalu”.
Setelah
ahli ibadah tersebut berkata demikian di dalam hatinya, tiba-tiba ia
dikuasai ketakutan luar biasa kepada Allah Ta’ala sehingga badannya
seakan lumpuh dan berubah warna wajahnya menjadi sangat pucat.
Melihat
perubahan drastis pada diri si ahli ibadah, pelacur tersebut
memandangnya dengan agak kebingungan dan berkata kepadanya; “Apa yang
terjadi padamu?”.
Ahli ibadah menjawab; “Aku sungguh takut kepada Tuhanku, izinkanlah aku keluar dari tempat ini”.
Pelacur
tersebut berkata; “Lucu sekali dirimu….banyak orang yang telah
menanti-nanti kesempatan ini, kenapa engkau malah menyia-nyiakannya?,
apa gerangan yang menyebabkan kamu berubah pikiran?!”.
Ahli
ibadah menjawab; “Aku sungguh takut pada Allah Ta’ala, uang yang telah
aku serahkan padamu aku halalkan dan izinkan aku keluar dari tempat
ini”.
Pelacur tersebut berkata; “Sepertinya kamu belum pernah melakukan hal seperti ini sama sekali?”.
Ahli ibadah tersebut menjawab; “Tidak….aku belum pernah melakukannya sama sekali”.
Melihat kepolosan si ahli ibadah, pelacur tersebut penasaran dan bertanya; “Dari mana asalmu dan siapa namamu?”.
Mendengat
pertanyaan dari pelacur tersebut, ahli ibadah menjawab bahwa ia berasal
dari daearah ini dan namanya adalah fulan. Setelah memberi tahu tentang
daerah asalnya dan namanya, barulah ahli ibadah tersebut diizinkan
untuk keluar dari rumah si pelacur.
Setelah keluar
dari rumah si pelacur, ahli ibadah tersebut tidak henti-hentinya memaki
dirinya sendiri sambil mengambil debu dijalanan dan dilumurkannya ke
kepalanya.
Melihat apa yang terjadi pada diri si
ahli ibadah barusan, tiba-tiba hati wanita pelacur tersebut tersentuh
oleh cahaya hidayah berkat dari ahli ibadah tadi, lalu ia berkata pada
dirinya sendiri; “Laki-laki tadi baru sekali melakukan dosa, tetapi
ketakutan yang dia rasakan sebegitu hebatnya, sedangkan aku sudah
melakukan dosa sejak lama sekali tetapi kenapa kok tidak merasakan apa
yang dia rasakan?, Tuhan yang ditakuti oleh laki-laki tersebut adalah
juga Tuhanku, bukankah sudah seharusnya ketakutanku pada Tuhanku
melebihi ketakutannya ?!”.
Setelah
merenungkan apa yang terjadi pada dirinya, wanita pelacur tersebut
memutuskan untuk taubat dan menghentikan seluruh dosa-dosa yang pernah
ia lakukan. Pintu rumahnya ia kunci dan mulai saat itu ia mulai
mengenakan pakaian seorang ahli ibadah.
Setelah
ia bertaubat dan beribadah beberapa lama, ia berkata pada dirinya;
“Jika aku bisa menemukan laki-laki ahli ibadah yang aku temui dulu,
mungkin ia sudi menikahiku dan aku bisa bersamanya. Ia bisa membimbingku
dalam urusan agamaku dan menuntunku dalam beribadah kepada Allah
Ta’ala”.
Setelah membulatkan tekat untuk mencari si
ahli ibadah, wanita bekas pelacur tersebut segera berangkat dengan
membawa semua hartanya dan sebagian pembantunya. Setelah sampai pada
daerah tempat tinggal si ahli ibadah, wanita bekas pelacur tersebut
segera bertanya pada penduduk yang tinggal di daerah tersebut tentang
ahli ibadah yang ia cari.
Mengetahui ada seorang
wanita yang mencari si ahli ibadah, salah seorang warga memberitahukan
hal tersebut kepada si ahli ibadah. Mendengar ada seorang yang
mengabarkan demikian, ahli ibadah tersebut bertanya-tanya, siapa
gerangan wanita yang mencarinya tersebut. Karena dihinggapi rasa ingin
tahu, ahli ibadah tersebut segera bergegas menuju tempat dimana wanita
yang mencarinya itu berada.
Setelah sampai pada
tempat si wanita yang mencarinya dan mengetahui bahwasanya wanita yang
mencarinya tersebut ternyata adalah wanita pelacur yang pernah ia temui
dulu, ingatlah si ahli ibadah tentang kejadian yang dialaminya dulu.
Setengah
tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan merasa sangat malu sekali
karena teringat dengan apa yang terjadi padanya dulu, tiba-tiba ahli
ibadah tersebut berteriak sangat keras sekali lalu setelah itu tubuhnya
rubuh ke tanah. Orang-orang yang berada disekitar tempat tersebut segera
menolong ahli ibadah tersebut dan memeriksa jantungnya, dan ternyata
nyawa si ahli ibadah yang shalih tersebut telah meninggalkan jasadnya.
Melihat
kejadian yang memilukan itu, wanita bekas pelacur tersebut sangat sedih
sekali. Sambil menangis sesenggukan, wanita tersebut berkata pada orang
yang berada ditempat tersebut; “Aku keluar dari negeriku adalah untuk
dirinya, tetapi sekarang ia telah tiada. Apakah dia memiliki saudara
laki-laki yang membutuhkan calon istri?”.
Mendengar
pertanyaan dari wanita tadi, orang yang ditanyainya menjawab; “Ahli
ibadah ini memiliki saudara laki-laki yang juga shalih, tetapi ia tidak
memiliki harta”.
Mendengar jawaban seperti itu,
wanita tersebut berkata; “Tidak apa-apa….harta yang aku miliki adalah
lebih dari cukup untuk hidup berumah tangga”.
Setelah
berkata demikian, orang-orang yang berada di tempat tersebut segera
mengantarkan wanita tadi menuju kediaman saudara dari si ahli ibadah,
dan setelah mengutarakan maksud hatinya, saudara laki-laki dari ahli
ibadah tersebut mau menikahinya, dan Alhamdulillah……dari pernikahan
tersebut lahirlah tujuh orang anak laki-laki yang ganteng-ganteng yang
kesemuanya dengan anugrah Allah Ta’ala menjadi nabi-nabi dikalangan bani
Israil.
Wallohu a'lam
sumber: Tanbih al-Ghafilin karya asy-Syaikh
al-Alim al-Faqih Abi Laits as-Samarqondi
http://sh.rewayat2.com/rkak/Web/10488/001.htm
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama
MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU) Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...
-
Kitab Risalatul Mahid - PP Al Falah Ploso, Mojo-Kediri ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﺃﻧﺰﻝ ﺍلفرقاﻥ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺪﻩ ﻓﻴﻪ ﻳﺴﺌﻠﻮﻧﻚ ﻋﻦ ﺍﻟ...
-
Pernah mengalami kan, pakai pakaian terbalik ? dan sadar setelah selesai dipakai,atau ada orang yang memberi tau. Pakai CD terbalik,...
-
Siapakah mereka ? Terdapat beberapa tafsir dan pendapat ulama tentang siapa mereka , namun pada kesempatan ini saya kutipkan keterangan d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar