FIDA`
(Ataqoh Shughro dan Kubro)
(Ataqoh Shughro dan Kubro)
I. ATAQOH SUGHRO
Membaca ‘LAA ILAAHA ILLAAH’ 70000 (tujuh puluh ribu) kali
Membaca ‘LAA ILAAHA ILLAAH’ 70000 (tujuh puluh ribu) kali
وَرُوِيَ
اَنَّ الشَّيْخَ اَباَ الرَّبِيْعِ اَلْمَالَقِيَّ كَانَ عَلَى مَائِدَةِ طَعَامٍ
وَكَانَ قَدْ ذَكَرَ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ
سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ وَكَانَ مَعَهُمْ عَلَى الْمَائِدَةِ شَابٌّ مِنْ
اَهْلِ الْكَشْفِ فَحِيْنَ مَدَّ يَدَهُ اِلَى الطَّعاَمِ بَكَى وَامْتَنَعَ مِنَ
الطَّعَامِ فَقَالَ لَهُ الْحَاضِرُوْنَ لِمَ تَبْكِيْ؟ فَقَالَ اَرَى جَهَنَّمَ
وَاَرَى اُمِّيْ فِيْهَا. قَالَ الشَّيْخُ اَبُوْ الرَّبِيْعِ: فَقُلْتُ فِيْ
نَفْسِيْ اَللَّهُمَّ اِنَّكَ تَعْلَمُ اَنِّيْ قَدْ هَلَّلْتُ سَبْعِيْنَ اَلْفًا
وَقَدْ جَعَلْتُهَا عِتْقَ اُمِّ هَذَا الشَّابِّ مِنَ النَّارِ فَقَالَ الشَّابُّ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ أَرَى أُمِّيْ قَدْ خَرَجَتْ مِنَ النَّارِ وَمَا اَدْرِيْ مَا
سَبَبُ خُرُوْجِهَا وَجَعَلَ هُوَ يَبْتَهِجُ وَاَكَلَ مَعَ الْجَمَاعَةِ. وَهَذَا
التَّهْلِيْلُ بِهذَا الْعَدَدِ يُسَمَّى عَتاَقَةَ صُّغْرَى كَمَا اَنَّ سُوْرَةَ
الصَّمَّدِيَّةِ إِذاَ قُرِئَتْ وَبَلَغَتْ مِائَةَ اَلْفِ مَرَّةٍ تُسَمَّى عَاتَقَةً
كُبْرَى وَلَوْ فِيْ سِنِيْنَ عَدِيْدَةٍ فَاِنَّ الْمُوَالَاةَ لَا تُشْتَرَطُ.
Diriwayatkan bahwa syekh Abu
al-Robi’ al-Malaqi, berada di jamuan makanan dan beliau telah berdzikir dengan
mengucapkan Laa Ilaaha Ilallaah 70 ribu kali. Di jamuan tersebut terdapat
seorang pemuda ahli kasyaf. Ketika pemuda itu akan mengambil makanan tiba-tiba
ia mengurungkan mengambil makanan itu, lalu ia ditanya oleh para hadirin
mengapa kamu menangis? Ia menjawab, saya melihat neraka jahanam dan melihat ibu
saya di dalamnya. Kata syekh Abu al-Rafi’, saya berkata di dalam hati, “Ya
Allah, sungguh engkau mengetahui bahwa saya telah berdzikir Laa Ilaaha Ilallaah
70 ribu kali dan saya mempergunakannya untuk membebaskan ibu pemuda ini dari
neraka”. Setelah itu pemuda tersebut berkata, “Alhamdulillah, sekarang saya
melihat ibu saya telah keluar dari neraka, namun saya tidak tahu apa sebabnya”.
Pemuda itu merasa senang dan kemudian makan bersama dengan para hadirin. Dzikir
Laa Ilaaha Ilallaah 70 ribu kali dinamakan ataqoh sughro (pembebasan kecil dari
neraka), sedangkan surat al-Ikhlas jika dibaca 100 ribu kali dinamakan ataqoh
kubro (pembebasan besar dari neraka) walaupun waktu membacanya beberapa tahun,
karena tidak disyaratkan berturut-turut.
Sumber:
Kita Kitab Al Futukhat al-Madaniyyah, Hamisy Nasho`ihul Ibad halaman 24
Kita Kitab Al Futukhat al-Madaniyyah, Hamisy Nasho`ihul Ibad halaman 24
II. ATAQOH
KUBRO
Membaca Surat Al-Ikhlash 100000 (seratus ribu) kali
وَمِنْهَا : اَنَّ مَنْ قَرَأَهَا مِائَةَ أَلْفِ
مَرَّةٍ فَقَدِ اشْتَرَى نَفْسَهُ مِنَ اللهِ, وَنَادَى مُنَادٍ مِنْ قِبَلِ اللهِ
تَعَالَى فِيْ سَمَوَاتِهِ وَفِيْ أَرْضِهِ : اَلَا إِنَّ فُلاَناً عَتِيْقُ
اللهِ, فَمَنْ كَانَ لَهُ قَبْلَهُ بِضَاعَةً فَلْيَأْخُذْهَا مِنَ اللهِ غَزَّ وَجَلَّ,
فَهِيَ عَتَاقَةٌ مِنَ النَّارِ لَكِنْ بِشَرْطِ اَنْ لَا
يَكُوْنَ عَلَيْهِ حُقُوْقٌ لِلْعِبَادِ أَصْلاً, اَوْ عَلَيْهِ وَهُوَ عَاجِزٌ
عَنْ أَدَائِهَا
Sebagian dari fadlilahnya surat Ikhlas yaitu :
sesungguhnya orang yang membacanya sebanyak 100.000 kali maka dia telah
membeli dirinya sendiri dari Allah. Dan Malaikat akan mengumumkan dari sisi
Allah di langit dan di bumi “ ketahuilah sesungguhnya si fulan adalah
hamba yang dimerdekakan oleh Allah, siapa saja yang mempunyai hak yang di
tanggung fulan maka mintalah dari Allah “. Maka surat Ikhlas tersebut akan
memerdekakan dari neraka, tetapi dengan syarat tidak mempunyai
tanggungan pada orang lain, atau punya tanggungan tapi tidak mampu
membayarnya.
Sumber:
Kitab Tafsiir As-Shoowi, Juz 4 hal. 498 ( Ahmad Shoowi Al-Maliki )
Sumber:
Kitab Tafsiir As-Shoowi, Juz 4 hal. 498 ( Ahmad Shoowi Al-Maliki )
Atau dibaca 1000 (seribu) kali
Sebagaimana dalam Kitab Khoziinatul Asroor, halaman 159( Sayyid Muhammad
Haqqi Nazili)
وَيَقُوْلُ الْفَقِيْرُ أَعْتَقَهُ اللهُ مِنَ السَّعِيْرِ
اِنِّيْ رَأَيْتُ شَيْخًا فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فِيْ رَمَضَانَ سَنَةَ اِثنَتَيْنِ
وَسِتِّيْنَ وَمِائَتَيْنِ وَاَلْفٍ يَقْرَأُ سُوْرَةَ الْإِخْلَاصِ عِنْدَ بَابِ الدَّاوُدِيَةِ
لَيْلًا وَنَهَارًا كُلَّ رَمَضَانَ فَقَبَّلْتُ يَدَهُ فَقُلْتُ يَا سَيِّدِيْ وَمَوْلاَيَ
اِنِّيْ اَرَاكَ كُلَّ يَوْمٍ تَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ أَخْبِرْنِيْ عَنْ فَوَائِدِهِ
وَأَسْرَارِهِ فَقَالَ أَعْتَقْتُ رَقَبَتِيْ مِنَ النَّارِ يَا وَلَدِيْ وَأَشَارَ
بِيَدِهِ اِلىَ عُنُقِهِ فَقُلْتُ أَجِزْنِيْهَا فَأَجَازَنِيْ وَأَذِنَ لِيْ وَدَعَا
لِيْ بِالْبَرَكَةِ فِيْهِ وَفَّقَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ لِقِرَائَتِهَا اَلْفَ مَرَّةٍ
وَبِهَا الْإِجَازَةُ لِمَنْ قَرَأَهَا بِالخَطِّ وَالكِتَابَةِ بَارَكَ اللهُ لَناَ
وَلَكُمْ وَفَتَحَ عَلَيْنَا وَعَلَيْكُمْ جَعَلَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ
بِحُرْمَةِ الْإِخْلَاصِ.
Al-Faqir berkata (semoga Allah memerdekakannya dari neraka Sa’ir) : saya melihat seorang Syaikh di Masjidil Haram pada bulan Romadlon tahun 1261H sedang membaca surat al-Ikhlas di sebelah pintu Dawudiyyah malam dan siang hari setiap bulan Romadlon. Kemudian aku mengecup tangannya sambil berkata : Wahai Tuanku, aku melihatmu setiap hari membaca surat Ikhlas, berilah tahu padaku tentang faedah dan rahasianya. Kemudian dia menjawab : aku ingin memerdekakan jasadku dari neraka wahai anakku, dan dia mengangkat tangan ke lehernya. Aku berkata : berilah aku ijazah, kemudian beliau mengijazahiku dan memberi izin padaku serta mendo’akan barokah. Semoga Allah memberi pertolongan pada kamu untuk membacanya sebanyak 1.000 kali. Dan ini merupakan ijazah melalui tulisan bagi orang yang mau membacanya. Semoga Allah memberi barokah pada kita dan membukakan rohmatnya. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang selamat sebab kemuliaan surat al-Ikhlas.
Wallahu A'lam
salam santrialit