Bismillahi
Masa masa kita sekolah dulu mungkin
menjadi kenangan tersendiri buat kita,salah satunya aktifitas rutin yang
dilaksanakan pada hari senin.
ya... Upacara penaikan bendera
merah putih,sangat terasa khidmat ketika bendera mulai ditarik naik
dengan di iringi lagu kebangsaan "Indonesia Raya".
Dan dalam lain waktu kita menyanyikan lagu "Padamu Negeri" Dan lagu-lagu kebangsaan lainnya.
Namun
akhir-akhir ini ada sebagian golongan yang dengan entengnya berkata :
bahwa menyanyikan lagu kebangsaan hukumnya haram dan kafir.mereka
berasumsi bahwa kata-kata dalam lagu kebangsaan itu menyeret pada
kekufuran seperti (...Padamu negeri,Jiwa raga kami.) atau (...Bangunlah
jiwanya bangunlah badannya untuk indonesia raya...).
Adalagi
kata-kata yang mereka anggap kafir orang yang mengatakannya,seperti
(maaf) perkataan seorang pria kepada wanita pujaannya "Engkau bagaikan
pelita hidupku" atau "Engkaulah belahan jiwaku,Engkaulah separuh
nafasku" dan semisalnya. Atau seorang Ayah yang karena kecintaannya
kepada anak puterinya ,ia mengatakan "engkau laksana malaikat
kecilku/bidadari kecilku" dan semisalnya.
Benarkah ?
Biarlah mereka dengan dalil mereka,dan saya mencoba menyodorkan ini tanpa menyertakan Nash Al-qur'an dan Al-Hadits.
Saya anggap cukup dengan ini.
Bagi
para Thulaab dan Thulaabah (santriyyin dan santriyaat) yang juga
mempelajari ilmu nahwu sorop,ma'ani,badi' ,bayan,nasta'in atau
balaghoh.Kalimat-kalimat syair lagu diatas tidaklah membuat mereka
lantas juga menghukumi kafir bagi orang yang menyanyikannya,kenapa ?
Karena
mereka tahu Kalimah tersebut bukan merujuk pada dzohir teks atau
kalimahnya.Ada ma'na yang tersirat dari kalimat-kalimat tersebut.
Salah
satu sub ilmu yang mempelajari tentang ini adalah ilmu "BAYAN" yang di
dalamnya ada terdapat pembahasan tentang "MAJAZ dan Macamnya"
Saya kutipkan Satu beit syair Bayan dalam Risalah Dahlaniyyah fii ilmil bayan (Nasta'in)
إن المجاز باستعارة على *** قسمين تصريحية فما تلا
(Sesungguhnya Majaz isti'aroh itu atas *** dua bagian,yaitu Tashrihiyyah dan selanjutnya)
berikut Murod atau penjelasan beit di atas
فاالتصريحية هي إستعارة ذكر فيها المشبَّه به وحذف المشبِّه.فاالضابط
كل إستعارة ذكر فيها المشبَّه به وحذف المشبِّه فرض استعارة تصريحية .
مثاله رأيت قمرا فى الطريق .فالقمر يسمى عند البيانيين مجازا بالاستعارة
التصريحية الاصلية.
Yang dinamakan Tashrihiyyah
adalah Isti'aroh yang di dalamnya disebutkan sesuatu yang diserupakan
dan dibuang yang diserupakannya.Contohnya :
رأيت قمرا فى الطريق
Artinya : Aku melihat bulan dijalan
Bulan adalah benda yang diserupakan,Dan Ulama ahli bayan menamakannya dengan Majaz isti'aroh tashrihiyyah ashliyyah
وتقريره ان نقول شبهت المرأة الجميلة با لقمربجامع
الحسن بكل، فاستعيراللفظ الدال على المشبَّه به وهو القمرللمشبه وهو المرأة
الجميلة على سبيل المجاز بالاستعارة التصريحية الاصلية. اهـــ
Penjelasannya: Kami (ulama ahli bayan) berkata : Seorang wanita yang cantik diserupakan dengan bulan dalam hal keelokan dalam segala hal.
Jadi,kata-kata majaz adalah kata-kata yang mengandung ma'na lain yang tersirat didalamnya,bukan ma'na tekstual.
Dan
pertanyaan di atas pun terjawab oleh satu beit bayan ini,bahwa
kata-kata dalam lagu kebangsaan dan atau yang di ucapkan laki-laki pada
perempuan adalah bagian dari kata-kata majaz yang menggambarkan rasa
syukur,menghormati jerih payah dan perjuangan para syuhada dan kecintaan
pada tumpah darah.
atau bentuk kekaguman seorang pria yang menganggap betapa berartinya kehadiran wanita pujaannya.
Dan bagi mereka yang mengecam pendidikan formal,khususnya jurusan sastra pasti kata-kata majaz tidak asing buat mereka.
Pertanyaannya : Penghukuman mereka atas dasar apa ? Pake ilmu santri ga masuk ! Pake ilmu sekolah,ga nyambung !
Dan yang paling berbahaya,fatwa-fatwa sejenis sangat rentan mengundang perpecahan di antara sesama penganut beragama dan sesama anak bangsa.
Terakhir saya mau mengatakan buat mereka : coba ngaji yang bener atau sekolah yang bener !!!
Wallahu yaqulul haq wahuwa yahdis sabiil , Wallahu a'lam
Wasalam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama
MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU) Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...
-
Kitab Risalatul Mahid - PP Al Falah Ploso, Mojo-Kediri ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﺃﻧﺰﻝ ﺍلفرقاﻥ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺪﻩ ﻓﻴﻪ ﻳﺴﺌﻠﻮﻧﻚ ﻋﻦ ﺍﻟ...
-
Siapakah mereka ? Terdapat beberapa tafsir dan pendapat ulama tentang siapa mereka , namun pada kesempatan ini saya kutipkan keterangan d...
-
Pernah mengalami kan, pakai pakaian terbalik ? dan sadar setelah selesai dipakai,atau ada orang yang memberi tau. Pakai CD terbalik,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar