Minggu, 27 Desember 2015

PASANGAN YAHUDI BERMIMPI KANJENG DAN MASUK ISLAM


Sumber : Maulud Syaroful Anam (‪#‎Barzanji‬), Hal 50-53

قَالَ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ كَانَ بِمِصْرَ رَجُلٌ يَصْنَعُ مَوْلِدًا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ عَامٍ
Syeikh Abdul Wahid bin Ismail bercerita, bahwa di Mesir dahulu, ada seorang laki-laki yang setiap tahun mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.

وَكَانَ إِلَى جَانِبِهِ رَجُلٌ يَهُوْدِيٌّ فَقَالَتْ لَهُ زَوْجَةُ الْيَهُوْدِيِّ مَا بَالُ جَارِنَا الْمُسْلِمِ يُنْفِقُ مَالًا جَزِيْلًا فِيْ مِثْلِ هَذَا الشَّهْرِ فَقَالَ لَهَا زَوْجُهَا إِنَّهُ يَزْعُمُ أَنَّ نَبِيَّهُ قَدْ وُلِدَ فِيْهِ وَهُوَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فَرْحَةً بِهِ وَكَرَامَةً لِمَوْلِدهِ
Disebelah laki-laki tadi, ada tetangganya yang beragama Yahudi, Isteri Yahudi ini berkata kepada suaminya: “Mengapa, tetangga kita yang muslim itu, setiap bulan ini (Rabi’ul Awwal) membelanjakan harta yang banyak?” Suami Yahudi itu menjawab: “Itu adalah karena dia beranggapan bahwa dalam bulan inilah nabinya dilahirkan, dia melakukan hal tersebut karena senang dengan nabinya, dan memuliakan hari kelahirannya.”

قَالَ فَسَكَتَا ثُمَّ نَامَا لَيْلَتَهُمَا فَرَأَتْ اِمْرَأَةُ الْيَهُوْدِيِّ فِي الْمَنَامِ رَجُلًا جَمِيْلا جَلِيْلًا عَلَيْهِ مَهَابَةٌ وَتَبْجِيْلٌ وَوَقَارٌ قَدْ دَخَلَ بَيْتَ جَارِهِ الْمُسْلِمِ وَحَوْلَهُ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ وَهُمْ يُبَجِّلُوْنَهُ
­ وَيُعَظِّمُوْنَ­هُ
Syeikh Abdul Wahid bin Ismail melanjutkan ceritanya
Kedua suami isteri pun diam, kemudian keduanya tidur. Dalam tidurnya, isteri Yahudi itu bermimpi ia melihat ada seorang laki-laki yang begitu tampan dan agung, berwibawa dan sangat dimuliakan memasuki rumah tetangganya yang Muslim itu. Dan di kanan kiri laki-laki tersebut ada serombongan dari sahabatnya. Mereka mengormati dan mengagungkan laki-laki tersebut

فَقَالَتْ لِرَجُلٍ مِنْهُمْ مَنْ هَذَا الرَّجُلُ الْجَمِيْلُ الْوَجْهِ فَقَالَ لَهَا هَذَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ هَذَا الْمَنْزِلَ لِيُسَّلِمَ عَلَى أَهْلِهِمْ وَيَزُوْرَهُمْ لِفَرْحِهِمْ بِهِ فَقَالَتْ لَهُ هَلْ يُكَلِّمُنِيْ إِذَا كَلَّمْتُهُ فَقَالَ لَهَا نَعَمْ
Wanita itu pun bertanya kepada pada salah seorang diantara anggota rombongan itu: “Siapa laki-laki yang tampan ini ?”
Orang itu menjelaskan bahwa itulah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beliau masuk kerumah ini untuk mengucapkan salam kepada penghuni rumah ini dan menemui mereka yang telah menunjukkan rasa suka-cita mereka atas kelahiran beliau.
Wanita Yahudi itu pun berkata lagi, “Maukah orang itu berbicara denganku apabila aku mengajaknya bicara ?”, laki-laki tadi menjawab: “Sudah tentu beliau mau”.

فَأَتَتْ إِلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَهُ يَا مُحَمَّدُ فَقَالَ لَهَا لَبَّيْكِ فَقَالَتْ لَهُ أَتُجِيْبُ لِمِثْلِيْ بِالتَّلْبِيَةِ­ وَأَنَا عَلَى غَيْرِ دِيْنِكَ وَمِنْ أَعْدَائِكَ فَقَالَ لَهَا وَالَّذِيْ بَعَثَنِيْ بِالْحَقِّ نَبِيًّا مَا أَجَبْتُ نِدَائَكِ حَتَّى عَلِمْتُ أَنَّ اللهَ قَدْ هَدَاكِ فَقَالَتْ إِنَّكَ لَنَبِيٌّ كَرِيْمٌ، وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ، تَعِسَ مَنْ خَالَفَ أَمْرَكَ، وَخَابَ مَنْ جَهِلَ قَدْرَكَ، اُمْدُدْ يَدَكَ، فَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّكَ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Wanita Yahudi itu pun lantas mendekati Nabi Muhammad dan menyapanya: “Wahai Muhammad !” , lantas Nabi pun menjawab: “LABBAIKI (aku sambut panggilanmu) “.
Wanita itu pun berkata: ” Engkau menjawab orang sepertiku dengan TALBIYAH, sedangkan aku bukan mengikuti agamamu, dan akupun termasuk salah satu musuh-musuhmu.”
­
Nabipun bersabda kepadanya: “Demi Dzat Yang telah mengutusku dengan haq menjadi Nabi, aku tidak menjawab panggilanmu sehingga aku mengerti bahwasanya Allah telah memberi hidayah atasmu.”
Wanita itupun berucap: “Sesungguhnya tuan memang benar seorang Nabi yang mulia yang berpribadi agung, celakalah orang yang menselisihi perintahmu, dan merugilah orang yang tidak mengerti pangkatmu. Ulurkanlah tanganmu, aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah, shallallaahu ‘alaihi wasallam.”

ثُمَّ إِنَّهَا عَاهَدَتِ اللهَ فِيْ سِرِّهَا أَنَّهَـا إِذَا أَصْبَحَـتْ تَتَصَدَّقُ بِجَمِيْعِ مَا تَمْلِكُهُ وَتَصْنَعُ مَوْلِدًا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْحَةً بِإِسْلَامِهَا وَشُكْرًا لِلرُّؤْيَا الَّتِيْ رَأَتْهَا فِيْ مَنَامِهَا
Dalam hatinya, wanita itu berjanji kepada Allah,berniat bahwa nanti besok pagi, ia akan bersedekah dengan seluruh harta yang ia miliki dan melaksanakan jamuan untuk memperingati Maulid Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, sekaligus sebagai perwujudan rasa syukur atas keIslamannya dan mimpinya malam itu.

فَلَمَّا أَصْبَحَتْ رَأَتْ زَوْجَهَا قَدْ هَيَّأَ الْوَلِيْمَةَ وَهُوَ فِيْ هِمَّةٍ عَظِيْمَةٍ فَتَعَجَّبَتْ مِنْ أَمْرِهِ وَقَالَتْ لَهُ: مَالِيْ أَرَاكَ فِيْ هِمَّةٍ صَالِحَةٍ ؟ فَقَالَ لَهَا: مِنْ أَجْلِ الَّذِيْ أَسْلَمْتِ عَلَى يَدَيْهِ اَلْبَارِحَةَ، فَقَالَتْ لَهُ: مَنْ كَشَفَ لَكَ هَذَا السِّرَّ الْمَصُوْنَ وَمَنْ أَطْلَعَكَ عَلَيْهِ ؟ فَقَالَ اَلَّذِيْ أَسْلَمْتُ بَعْدَكِ عَلَى يَدَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَهُوَ الْمُشَفَّعُ غَدًا فِيْمَنْ يُصَلِّيْ وَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ
(Akan tetapi, diluar dugaan, begitu bangun pagi) ia melihat suaminya sudah sibuk untuk menyiapkan suatu perjamuan, ia begitu rajin dan serius.
Wanita itupun heran dengan apa yang dilakukan suaminya seraya berkata: “Ada apa gerangan kulihat engkau begitu sibuk dan bersemangat pagi ini ? si suami menjawab, “Karena orang yang kau lihat malam tadi, yang mana engkau masuk islam dihadapan beliau.”
Dia bertanya kepada suaminya: “Siapa gerangan yang telah membukakan engkau rahasia ini (ihwal impiannya) dan memperlihatkannya kepada engkau ?”
Si suamipun berkata: “Yaitu Nabi Muhammad, yang mana aku masuk Islam setelah engkau dihadapan beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beliaulah Nabi yang ditrerima syafaatnya kelak untuk orang yang bershalawat dan salam atas beliau.”

http://www.piss-ktb.com/…/2207-makalah-keutamaan-maulid.html

Wallohu a'lam

Minggu, 20 Desember 2015

Laki-Laki Yang Tidak Punya Kasab (pekerjaan), Dia Tidak Punya Haq Atas Ke'lelakian-nya.


Kasab (secara sederhana) bisa di maknai "Satu pekerjaan atau perbuatan yang bisa menghasilkan sesuatu untuk menunjang keperluan hidupnya. Kasarnya sesuatu yang bisa menghasilkan uang, entah berkaitan dengan ilmu, keahlian, atau tenaga. Bisa saja menjadi tenaga pengajar (guru/ust), bertani, berdagang atau yang lainnya.Sehingga ia mampu mencukupi kebutuhan pribadinya, ahli-ahlinya jika sudah berkeluarga, lebih jauh dari itu bisa membantu saudara-saudaranya

Pendiri thoriqoh syadziliyyah yaitu Abu al-Hasan as-Syadzili bahkan mewanti-wanti kepada pada Muridnya (Saalik/pengikut sufi dan thoriqoh) agar jangan meninggalkan kasab.

فكان الشيخ ابو الحسن الشاذلي رحمه الله تعالي يقول : من اكتسب وقام بفرائض ربه تعالي عليه فقد كملت مجاهدته

Syeikh Abu al-Hasan as-Syadzili berkata :"Barangsiapa berkasab disamping ia tetap menunaikan dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada Allah, Maka sungguh sangat sempurna MUJAHADAHnya.

وقد اجمع العلماء علي ان الكسب واجب وجوبا مؤكدا ملحقا برتبة الايمان، ومعلوم ان من لا كسب له فهو كالمرأة لا حظ له في الرجولة...
Ulama telah sepakat bahwa Kasab hukumnya wajib muakkad.
Dan menjadi ma'lum "Bahwa seorang laki-laki yang tidak mempunyai kasab "itu seperti seorang wanita" Ia tidak punya haq atas ke'lelakian-nya".

منح السنية : ٩

#‎Minahu_As_Saniyah‬ #9

Semoga Allah memberkahi kasab kita, kasab yang halal, hasil yang halal, tasaruf yang halal,
amin ya fattaahu ya rozzaaqu ya wahhaabu

Sabtu, 19 Desember 2015

Kitab Pegangan Madzhab Syafi’i

Dikutip dari : https://www.facebook.com/notes/463967773674005/
-------------------------------------------------------------------------------

Dibandingkan dengan madzhab-madzhab fiqih lainnya, madzhab Syafi’i tentu merupakan madzhab yang paling banyak buku-buku fiqhnya. Dalam maktabah-maktabah, kemungkinan besar buku-buku madzab fiqh Syafi’i ini menghabiskan setengahnya bahkan lebih dari isi maktabah tersebut.


Banyaknya buku-buku ini, adalah berkat kejuhudan murid-murid dan ulama Syafi’iyyah. Juga karena buku-buku fiqh Madzhab Syafi’i ini satu sama lain ditulis dengan saling mengacu pada kitab sebelumnya, sehingga berkaitan dan bersambung.

Buku pertama dalam madzhab Syafi’i adalah kitab al-Umm karya Imam Syafi’i (w 150H) sendiri. Pada masa berikutnya, buku al-Umm ini diringkas oleh muridnya yang bernama Imam al-Muzani (w 264 H) dalam bukunya berjudul Mukhtashar al-Muzani. Tidak lama kemudian, buku Mukhtashar al-Muzani ini disyarah oleh Imam al-Haramain al-Juwaini (w 478 H) dalam Nihayatul Mathlab fi Dirayah al-Madzhab. Selang beberapa lama karya Imam Juwaini ini diringkas oleh muridnya Imam al-Ghazali (w 505 H) dalam bukunya al-Basith. Tidak puas dengan al-Basith, Imam Ghazali meringkasnya menjadi al-Wasith, kemudian al-Wasith diringkas juga dalam bukunya yang lain berjudul al-Wajiz dan terakhir, buku al-Wajiz ini diringkas lagi dalam bukunya al-Khulashah.
Imam ar-Raf’i (w 624 H) meringkas al-Wajiz karya Imam al-Ghazali tadi menjadi al-Muharrar. Selang beberapa lama, Imam Nawawi (w 676 H) meringkas buku al-Muharrar dalam karyanya Minhajut Thalibin yang kemudian menjadi pegangan utama para ulama Syafi’iyyah dalam berijtihad dan berfatwa. Kemudian, buku Minhajut Thalibin ini diringkas oleh Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari dalam bukunya al-Manhaj. Buku al-Manhaj ini lalu diringkas oleh Imam al-Jauhari menjadi an-Nahj.

Imam ar-Rafi’i juga mensyarah kitab al-Wajiz karya Imam Ghazali dalam dua buah karyanya yakni asy-Syarh as-Shagir, dan asy-Syarh al-Kabir yang diberi nama dengan al-’Aziz. Kemudian Imam Nawawi meringkas buku al-Aziz karya Imam Rafi’i tadi menjadi ar-Raudhah (lengkapnya Raudhatut Thalibin wa Umdatul Muftin), lalu Ibnu Maqarra meringkas ar-Raudah menjadi ar-Raud. Imam Zakaria al-Anshari kemudian mensyarah buku ar-Raud ini dalam karyanya berjudul al-Asna.

Ibnu Hajar al-Haitami (w 974 H) meringkas buku ar-Raud ini dalam karyanya berjudul an-Na’im. Kitab ar-Raudhah juga diringkas oleh Ahmad bin Umar al-Muzjid az-Zabidi dalam karyanya berjudul al-’Ibab, kemudian Ibn Hajar al-Haitami mensyarahnya menjadi al-Ii’ab hanya saja tidak sampai akhir.

Imam Suyuthi (w 911 H) meringkas kitab ar-Raudah ini dalam karyanya berjudul al-Gunyah, dan mengumpulkannya menjadi kumpulan nadham dalam karyanya berjudul al-Khulashah, akan tetapi tidak sampai selesai.

Imam al-Qazuwaini meringkas buku al-Aziz karya Imam Rafi’i dalam karyanya berjudul al-Hawi ash-Shagir, kemudian dikumpulkan dalam nadham-nadham oleh Ibn al-Wardi dalam karyanya berjudul al-Buhjah. Lalu kitab al-Buhjah ini disyarah oleh Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari dengan dua syarah (hanya tidak disebutkan nama syarah ini).

Ibnu al-Maqarri meringkas buku al-Hawi ash-Shagir menjadi al-Irsyad. Al-Irsyad ini disyarah oleh Ibn Hajar al-Haitami dalam dua syarah. Setelah masa Ibnu Hajar al-Haitami ini baru bermunculan buku-buku berupa hasyiyah dari kitab-kitab sebelumnya.

Tampak kesinambungan buku-buku fiqh madzhab Syafi’i ini antara satu dengan yang lainnya. Inilah yang menyebabkan buku-buku fiqh Madzhab Syafi’i ini menjadi lebih banyak bila dibandingkan dengan madzhab fiqh lainnya. Hal ini juga menjadikan cara penempatan bab-bab fiqh dalam buku-buku fiqh Syafi’i menjadi hampir sama. Misal, pembagian bab-bab yang disusun dalam kitab al-Umm hampir sama penempatannya dengan buku Minhajut Thalibin atau syarahnya.

Berikut adalah urutan sejarah kitab-kitab madzhab Syafi’i. Dari sejarah perkembangan madzhab Syafi’i, kitab-kitab fiqh madzhab Syafi’i dicoba dibagi ke dalam tujuh kelompok.
Ketujuh pengelompokan dimaksud adalah:

1. Karya-karya Imam Syafi’i
2. Karya-karya Ulama Syafi’iyyah generasi pertama
3. Karya-karya ulama Syafi’iyyah generasi kedua
4. Karya-karya yang berkaitan dengan fiqih muqaran
5. Karya-karya yang membahas tema-tema tertentu dan khusus
6. Karya-karya yang tidak termasuk salah satu dari lima kelompok di atas
7. Karya-karya Madzhab Syafi’i belakangan

Berikut ini penjelasannya,

.
1. Karya-karya Imam Syafi’i .

Berikut ini karya-karya Imam Syafi’i yang disusun ketika beliau berada di Mesir:

1. Kitab al-Umm
2. Kitab Ikhtilaf Abi Hanifah wabni Abi Laila
3. Kitab Ikhtilaf Ali wa Abdillah bin Mas’ud
4. Kitab Ikhtilaf Malik was Syafi’i
5. Kitab Jima’il ‘Ilm
6. Kitab Bayan Faraidhillah
7. Kitab Shifati Nahyi Rasulillah
8. Kitab Ibthalil Istihsan
9. Kitab ar-Radd ‘Ala Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibany
10. Kitab Siyaril Auzai.

Semua karya-karya Imam Syafi’i sebagaimana telah penulis sebutkan di atas, telah ditahkik (diberi catatan kaki) dengan sangat bagus dan lengkap oleh DR. Ahmad Badruddin Hasun dengan judul Mausu’ah al-Imam asy-Syafi’i . Buku tahkiknya ini awalnya adalah risalah Dukturah beliau yang diajukan ke Jami’ah Islamiyyah di Karachi Pakistan.

Buku ini dicetak pertama kali oleh Dar Qutaibah di Beirut pada tahun 1996 dalam 15 Juz yang dikumpulkan dalam 10 Jilid besar. Menurut penulis asli artikel ini, buku tahkikan DR. Ahmad Badruddin Hasun ini adalah yang paling baik dan paling lengkap dalam segi tahkikan dan kekayaan maklumat yang dikandungnya.

Untuk mengetahui dalil-dalil di dalam kitab al-Umm ini, ada kitab, yakni Ma’rifatus Sunan wal Atsar karya Imam al-Hafidz al-Baihaqi. Kitab ini sangat berguna untuk mengetahui dalil-dalil Imam Syafi’i terutama dalil-dalil dari Sunnah dan Atsar serta bagaimana kedudukan haditsnya dan sanadnya. Kadang-kadang dalam kitab al-Umm sendiri tidak disebutkan dalilnya, tapi langsung ke hukumnya. Buku ini dicetak oleh Darul Kutub Ilmiyyah Beirut dengan muhakik Sayyid Karwi Hasan.
.

2. Karya-karya Tokoh Ulama Syafi’iyyah generasi pertama setelah Imam Syafi’i

Yang dimaksud dengan tokoh Syafi’iyyah generasi pertama di sini adalah untuk menyebut dua imam besar madzhab Syafi’i yakni Imam Rafi’i (557-623H) dan Imam Nawawi (631-676 H).

Karya-karya dua imam ini dalam madzhab Syafi’i mempunyai kedudukan sangat penting, bahkan terpenting setelah karya-karya Imam Syafi’i. Ketika seseorang ingin mengetahui pendapat ulama madzhab Syafi’i (bukan pendapat Imam Syafi’i ) tentang sebuah masalah, maka karya-karya dua imam ini dapat mewakilinya.

Di sini, apabila kedua imam tersebut sepakat dan tidak ada beda pendapat dalam satu masalah, maka pendapat itulah yang dipandang sebagai pendapat yang abash sebagai madzhab Syafi’i.

Namun, apabila antara Imam Rafi’i dengan Imam Nawawi berbeda pendapat dan tidak mungkin dapat digabungkan kedua pendapat tersebut, dan antara keduanya sama kuat, maka yang harus didahulukan adalah pendapatnya Imam Nawawi.

Mengingat pentingnya karya-karya dua imam dimaksud, berikut ini diketengahkan karya-karya keduanya.

A. Karya-karya Imam Abdul Karim bin Muhammad ar-Rafi’i

1) Kitab al-Muharrar. Buku ini sampai saat ini masih berbentuk makhtutat, manuskrip dan belum ditahkik serta belum dicetak. Barangkali di antara sebab belum ditahkik dan belum dicetaknya, lantaran sudah terwakili oleh buku Minhajut Thalibin yang merupakan ringkasan dari Kitab al-Muharrar tersebut.

2) Kitab asy-Syarhus Shagir. Buku ini merupakan syarah terhadap buku Imam al-Ghazali yang berjudul al-Wajiz. Buku ini, sudah ditahkik oleh mahasiswa magister Jami’ah al-Jinan al-Lubnaniyyah, hanya saja sampai saat ini belum dicetak.

3) Kitab al-Aziz Syarh al-Wajiz atau asy-Syarh al-Kabir. Buku ini merupakan buku terpenting dan terbesar dari karya Imam Rafi’i. Buku ini merupakan syarah dari buku al-Wajiz karya Imam al-Ghazali, dengan syarah yang sangat luas dan panjang.

Dalam penjabarannya, Imam Rafi’i dalam buku ini terlebih dahulu menjelaskan persoalan, kemudian kaitannya dengan pendapat Imam Syafi’i serta pendapat para ashhabnya, kemudian diakhiri dengan pemilihan mana yang dipandang sebagai madzhab Syafi’i.

Buku ini ditahkik oleh Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Mu’awwad serta dicetak oleh Darul Kutub al-Ilmiyyah pada tahun 1997.

B. Karya-karya Imam Nawawi

Imam Nawawi mengarang banyak buku fiqh dalam Madzhab Syafi’i. Sementara buku-bukunya yang masih ada yang dipandang sangat penting, adalah:

1) Kitab Minhajut Thalibin. Buku ini merupakan ringkasan dari buku al-Muharrar karya Imam Rafi’i. Buku Minhajut Thalibin ini dinilai buku yang sangat penting bahkan terpenting di antara buku-buku periode pertama Madzhab Syafi’i.

Umumnya, buku ini menjadi rujukan utama para ulama Syafi’iyyah dalam menetapkan sebuah persoalan. Oleh karena itu, buku ini mempunyai syarah dan hawasyi yang sangat banyak. Di antara syarah terhadap buku ini adalah Mughnil Muhtaj karya al-Khatib asy-Syarbini, al-Manhaj wa Syarhuh karya Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari, Tuhfatul Muhtaj karya Ibnu Hajar al-Haitami, dan Nihayatul Muhtaj karya Imam ar-Ramli.

2) Raudhatut Thalibin wa Umdatul Muftin. Buku ini merupakan ringkasan dari buku al-Aziz Syarh al-Wajiz karya Imam Rafi’i. Buku ini lebih tebal dari pada buku Minhajut Thalibin di atas.

3) Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab. Buku ini merupakan buku terbesar dan terpenting dari karya Imam Nawawi. Buku ini merupakan syarah dari buku al-Muhadzab karya Abu Ishak as-Syairazi (w 476) sekaligus sebagai buku syarah paling terkenal dan paling bagus dari pada syarah-syarah al-Muhadzab lainnya. Buku ini sangat tebal terdiri tidak kurang dari 30 jilid lebih.

Dalam buku ini Imam Nawawi bukan semata mengungkapkan pendapat Madzhab Syafi’i, akan tetapi juga membandingkannya dengan madzhab-madzhab lainnya yang tentunya disertai dengan munaqasyah dan rad-rad tajam.

Hanya saja, Imam Nawawi meninggal sebelum beliau menyelesaikan buku al-Majmu ini. Imam Nawawi menulis buku ini hanya sampai pada Bab Riba dari Kitab al-Buyu’. Kemudian Imam Taqiyuddin as-Subuki (w 756) mencoba melengkapinya, namun juga keburu meninggal. Beliau hanya dapat melengkapi sekitar tiga jilid saja. Beberapa ulama lain yang melengkapi buku al-Majmu’ ini adalah al-Allamah Isa bin Yusuf Mannun (w 1376 H) dan Muhammad Najib al-Muthi’i (w 1406 H). Buku al-Majmu’ ini adalah buku terakhir Imam Nawawi.

Meski demikian, para ulama Syafi’iyyah berikutnya dalam menetapkan sebuah persoalan lebih banyak berpegang kepada Minhajut Thalibin dan Raudhatut Thalibin dari pada kepada al-Majmu’. Hal ini barangkali di antaranya disebabkan bahwa kitab al-Majmu’ ditulis bukan oleh Imam Nawawi secara lengkap, akan tetapi juga ditulis oleh ulama-ulama lainnya sebagaimana telah disebutkan di atas.

4) Syarah Shahih Muslim. Imam Nawawi juga mensyarah kitab Shahih Muslim dalam karyanya berjudul al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin al-Hijaj. Buku ini dinilai sebagai buku syarah terpenting dan terbaik juga lebih terkenal dari pada syarah-syarah lainnya terhadap Shahih Muslim. Buku ini dicetak beberapa kali cetakan dan oleh beberapa penerbit.

Ada yang dicetak oleh Dar Ihya at-Turats al-Arabi yang berikan nomor oleh Ustadz Muhammad Fuad Abdul Baqi’, ditahkik oleh Syaikh Irfan Hasunah dan diberi kata pengantar oleh DR Muhammad al-Mar’isyli.


Bagaimana cara mentarjih antara aqwal dalam madzhab Syafi’i

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa pendapat Imam Syafi’i (al-aqwal) terkadang lebih dari satu demikian juga dengan pendapat para ulama Syafi’iyyah generasi awal (al-aujuh). Untuk itu, dibutuhkan upaya tarjih di antara pendapat-pendapat tersebut.

Upaya untuk mentarjih aqwal tersebut telah dilakukan oleh dua Imam besar yakni Imam Rafi’i dan Imam Nawawi. Berikut penuturan Imam Nawawi dalam mukaddimah kitab al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab, mengenai metode tarjih yang dipakainya apabila terjadi perbedaan di antara aqwal tersebut:

1. Pendapat Imam Syafi’i yang tidak bertentangan dengan dalil baik pendapat lama (al-qaul al-qadim) maupun pendapat baru (al-qaul al-jadid) adalah yang diambil sebagai pendapat Madzhab Syafi’i .

2. Qaul Jadid Imam Syafi’i dipandang sebagai Madzhab Syafi’i apabila secara terang-terangan bertentangan dengan qaul qadim. Namun, apabila qaul jaded tidak bertentangan dengan qaul qadim, atau tidak diketemukan pendapat Imam Syafi’i dalam qaul jaded, maka qaul qadim itulah yang dipandang sebagai madzhab Syafi’i.

3. Apabila ada dua pendapat Imam Syafi’i yang sama baik dari segi baru, lama atau dalilnya, maka ambillah pendapat yang paling akhir dari kedua pendapat tersebut, apabila diketahui pendapat mana yang paling akhir.
Namun, apabila tidak diketahui pendapat yang paling akhir, maka ambil pendapat yang ditarjih sendiri oleh Imam Syafi’i .

4. Apabila pendapat-pendapat Imam Syafi’i tersebut tidak diketahui mana yang murajjah dan mana yang murajjihnya, baik dari segi qadim jadidnya atau dari sisi tidak ada tarjih sama sekali dari Imam Syafi’i , maka harus dicari mana yang paling rajih dengan jalan disesuaikan dengan nash-nash dari Imam Syafi’i lainnya, metode dan kaidah pengambilan hukumnya serta ushul-ushul yang biasa dipakai oleh Imam Syafi’i .

.
3. Karya-karya para ulama Syafi’iyyah generasi kedua

Dimaksudkan dengan karya-karya para ulama Syafi’iyyah generasi kedua ini adalah masa munculnya dua Imam besar yakni Ibn Hajar al-Haitami (w 974 H) dan Syamsud Din Muhammad ar-Ramli (w 1004 H).
Besarnya sumbangsih kedua Imam ini terutama dengan syarah keduanya terhadap kitab Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi.

Berikut adalah karya kedua imam dimaksud,

1. Tuhfatul Muhtaj bi Syarh al-Minhaj.

Buku ini ditulis oleh Imam Ibn Hajar al-Haitami sebagai syarah terhadap kitab Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi.

Buku ini dicetak beberapa kali dan mempunyai dua hasyiyah yaitu Hasyiyah al-Allamah Ahmad bin Qasim al-Ubady (w 994 H) dan Hasyiyah al-Allamah Abdul Hamid asy-Syarwany. Buku ini di antaranya dicetak oleh Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut dengan muhaqiq Syaikh Muhammad Abdul Aziz al-Khalidy—dan tahkikan beliau hemat penulis lebih bagus dan lebih lengkap.

2. Nihayatul Muhtaj Ila Syarh al-Minhaj.

Buku ini juga merupakan syarah dari buku Minhajut Thalibin Imam Nawawi yang ditulis oleh Imam Syamsud Din ar-Ramly.

Buku ini juga dicetak beberapa kali serta mempunyai dua hasyiyah yakni Hasyiyah al-Allamah Nurud Din Ali bin Ali asy-Syibramalisi (w 1087 H) dan Hasyiyah al-Allamah Ahmad Abdur Razaq yang dikenal dengan sebutan al-Maghriby ar-Rasyidy (w 1096 H).

Baik buku Tuhfatul Muhtaj maupun Nihayatul Muhtaj merupakan dua buah buku yang banyak dijadikan pegangan oleh ulama Syafi’iyyah dalam menetapkan hukum sebuah persoalan atau dalam berfatwa setelah masa Imam Nawawi.

Apabila ada persoalan yang tidak dibahas di kedua kitab itu, maka acuan diambil dari karya-karya Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari (w 926 H), khususnya kitab al-Manhaj yakni buku ringkasan dari Kitab Minhajut Thalibin dan buku al-Ghurar al-Bahiyyah fi Syarh Mandhumatil Buhjah al-Wardiyyah—kedua buku tersebut telah dicetak. Kemudian setelahnya adalah kitab Mughnil Muhtaj Ila Ma’rifati Ma’ani Alfadh al-Minhaj karya al-Khatib asy-Syarbini (w 977) yang juga merupakan syarah terhadap kitab Minhajut Thalibin. Buku ini juga dicetak dan sangat terkenal di kalangan madzhab Syafi’i, termasuk dijadikan referensi utama di lingkungan Universitas al-Azhar fakultas Syariah Islamiyyah.

Setelah buku Mughnil Muhtaj, maraji’ fiqh Syafi’i berikutnya adalah buku-buku hasyiyah (hasyiyah adalah syarah dari buku syarah) misalnya hawasyi yang telah disebutkan di atas, juga hasyiyah Qalyuby Umairah karya Syaikh Syihabuddin al-Qalyubi dan Syaikh Umairah yang merupakan syarah dari syarah Imam Jalaluddin al-Mahally terhadap kitab Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi.

Apabila terjadi perbedaan pendapat antara Imam Ibnu Hajar al-Haitami dengan Imam Syamsuddin ar-Ramli, ada perbedaan prioritas antara ulama Mesir dengan ulama Hijaj.

Menurut ulama Mesir, maka pendapat ar-Ramli yang harus didahulukan khususnya apa yang tertera dalam kitabnya, Nihayatul Muhtaj. Hal ini karena buku tersebut telah disodorkan, dibaca, diminta kritik serta dibetulkan oleh pengarangnya sendiri kepada 400 ulama. Sehingga dengan demikian, keabsahan buku tersebut dapat dikatakan mutawatir dan karenanya harus lebih didahulukan dari pada yang lainnya.

Sedangkan menurut ulama Hijaj, Hadramaut, Syam, Yaman, bahwa yang harus diambil manakala terjadi pertentangan antara ar-Ramli dengan al-Haitami adalah pendapat Ibn Hajar al-Haitami khususnya yang tercantum dalam bukunya Tuhfatul Muhtaj. Hal ini dikarenakan buku tersebut mencakup juga nushush dari Imam al-Haramain al-Juwaini.

Kedua kitab di atas dipandang telah mencukupi sebagai pegangan dalam madzab syafi’i. Ada dua alasan penting:
1. Banyak para ulama Syafi’iyyah setelah masa Imam ar-Ramli yang memuji dengan sangat kehebatan dan keunggulan dua buah buku tersebut yakni at-Tuhfah dan an-Nihayah. Sehingga para ulama Syafi’iyyah menjadikannya sebagai pegangan utama ketika mereka berfatwa.

Salah satunya adalah al-Alamah Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi asy-Syafi’i (w 1194 H) dalam bukunya berjudul al-Fawaid al-Madaniyyah Fiman Yufta Biqaulihi Min Aimmah asy-Syafi’iyyah sebagaimana dikutip dalam buku at-Tahdzib fi Fiqh al-Imam asy-Syafi’i karya Imam al-Baghawi (I/50-51).

2. Kedua Imam Ibn Hajar al-Haitami dan Syamsud Din ar-Ramli dalam kitabnya at-Tuhfah dan an-Nihayah, ketika membahas masalah-masalah fiqh, seringkali menyebut perbedaan pendapat antara Imam Rafi’i dan Imam Nawawi. Disamping karena usaha dan kejuhudan keduanya dalam menggali gagasan-gagasan dan pemikiran fiqh Imam Nawawi dan Rafi’i tidak diragukan lagi.

Namun tentu saja tetap lebih baik jika mengkaji pula kitab-kitab Imam Nawawi dan Imam Rafi’i.
.
4. Karya-karya fiqh perbandingan (al-fiqh al-muqaran)

Buku-buku yang membandingkan juga me-rad dan mentarjih buku-buku fiqh madzhab lainnya, pada masa lalu disebut dengan buku yang berbicara tentang ilmul khilaf atau dalam istilah sekarang, al-fiqh al-muqaran, fiqh perbandingan.

Kelebihan kitab ini adalah adanya perbandingan dengan madzab-madzab lain. Berikut ini buku-buku fiqh Muqaran yang ditulis oleh ulama madzhab Syafi’i,

a. Al-Hawi al-Kabir. Buku ini ditulis oleh al-Imam Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi ( w 450 H) yang merupakan syarah dari kitab Mukhtashar al-Muzani karya Imam Muzani. Buku ini merupakan syarah al-Mukhtashar yang sangat panjang.

Di dalamnya dikemukakan pendapat-pendapat Imam Syafi’i, juga pendapat ashshab Imam Syafi’i berikut dalil-dalilnya serta dibandingkan dengan madzhab fiqh lainnya semisal dengan madzhab Malikiyyah, Hanabilah, Dhahiriyyah. Buku ini pertama kali dicetak oleh Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut tahun 1994 dalam 18 jilid besar dengan muhakkik Ali Muhammad Mu’awwad dan Adil Ahmad Abdul Maujud.

b. Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab. Telah dibahas.

c. Hilyatul Ulama fi Ma’rifati Madzahib al-Fuqaha. Buku ini ditulis oleh Imam Saifud Din Abu Bakar Muhammad bin Ahmad asy-Syasyi al-Qaffal (w 507 H). Buku ini bukan merupakan syarah atau ringkasan dari buku-buku sebelumnya. Buku ini dicetak oleh Maktabah ar-Risalah Amman pada tahun (cetakan pertama) 1988 yang terdiri dari delapan jilid besar-besar.
.
5. Buku-buku Fiqh Madzhab Syafi’i yang berbicara tentang bab-bab / tema-tema tertentu

Buku-buku ini adalah buku-buku madzhab Syafi’i akan tetapi hanya membahas tema-tema tertentu dan terbatas.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini buku-buku bermadzhab Syafi’i yang membahas tema-tema tertentu.

1) Al-Ahkam as-Sulthaniyyah wal Wilayat ad-Diniyyah.
Buku ini dikarang oleh Imam Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi ( w 450 H).
Buku ini merupakan buku madzhab Syafi’i paling popular yang berbicara tentang siyasah syar’iyyah. Dalam menyajikan persoalannya, Imam Mawardi dalam buku ini mencoba mengetengahkan dengan model perbandingan (muqaranah).
Buku ini terdiri dari dua puluh bab, di antaranya menjelaskan tentang hokum khilafah, wizarah, wilayah al-madhalim, qadha, hokum-hukum yang berkaitan dengan fai, jizyah, kharaj dan lainnya.

2) Giyas al-Umam fit Tiyas adh-Dhulam.
Buku ini sering disingkat dengan nama al-Giyasi. Dikarang oleh Imam al-Haramain al-Juwaini (w 478 H) yang dipersembahkan untuk salah seorang menteri saat itu yang bergelar Giyas ad-Daulah Nidham al-Mulk (w 485 H).

Buku ini hampir sama dengan buku al-Ahkam as-Sulthaniyyah karya Imam Mawardi dari segi tema-tema yang dibahasnya, hanya saja buku ini lebih menekankan pada pembahasan teori-teori khilafah Islamiyyah dan kejadian-kejadian masa silam. Buku ini dicetak beberapa kali oleh beberapa penerbit, di antaranya pernah dicetak oleh Kuliyyah Syari’ah Jami’ah Qatar.

3) Adabul Qadha.
Buku ini seringkali disebut juga dengan nama ad-Durar al-Munadhamat fil Aqdiyyah wal Hukumat. Ditulis oleh sejarawan ternama al-Qadhi Syihabuddin Ibrahim bin Abdullah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibn Abid Dam al-Hamawi (w 642 H).

Buku ini merupakan buku terpenting dalam madzhab Syafi’i yang berbicara tentang hokum-hukum yang berkaitan dengan dakwaan, bukti, saksi atau yang sering kita kenal sekarang dengan Ilmu Beracara di pengadilan. Buku ini pernah ditahkik oleh DR. Muhyiud Din Hilal Sarhan al-Iraqi untuk mengambil gelar duktur di Universitas al-Azhar fakultas Syari’ah dan dicetak di Beirut dalam dua jilid lumayan tebal.

4) Nihayatul Hidayah Ila Tahrir al-Kifayah fi Ilm al-Fara’id.
Buku ini ditulis oleh Syaikhul Islam Zakaria bin Muhammad al-Anshari (w 926 H). Buku ini sesuai dengan namanya merupakan buku yang berbicara tentang hokum warits Islam bermadzhab Syafi’i. Dan buku ini, hemat penulis, merupakan buku yang sangat penting dalam mengkaji Ilmu Warits. Buku ini dicetak oleh Dar Ibn Khuzaemah Riyad, tahun 1420 H.


6. Buku-buku Madzhab Syafi’i yang tidak termasuk salah satu bagian dari lima kelompok sebelumnya

Buku-buku ini adalah buku-buku bermadzhab Syafi’i juga, hanya saja bukan termasuk atau berkaitan dengan karya-karya Imam Nawawi, Imam Rafi’i atau Imam al-Haitami dan Imam ar-Ramli, juga bukan buku-buku tentang ilmul khilaf.

Buku-buku ini sama dipandang penting, hanya tidak sepenting buku-buku sebelumnya. Buku-buku yang termasuk kelompok ini dibagi kepada dua bagian, yakni buku-buku yang dikarang sebelum karya-karya ulama Syafi’iyyah generasi kedua dan setelah generasi kedua.

Pertama, buku-buku yang dikarang sebelum masa ulama Syafi’iyyah generasi kedua (sekitar setelah wafatnya Imam Syafi’i sampai abad ke-10 Hijriyyah) adalah:

1. Al-Muhadzab fi Fiqh al-Imam asy-Syafi’i. Buku ini dikarang oleh Imam Abu Ishak asy-Syairazi (w 476 H). Buku ini dicetak beberapa kali oleh beberapa penerbit yang salah satunya dicetak oleh Darul Qalam Damaskus sebanyak enam jilid tebal-tebal dan ditahkik oleh Muhammad az-Zuhaili.

2. Al-Wasith fil Madzhab. Buku ini ditulis oleh Imam Abu Hamid al-Ghazali (w 505 H) yang merupakan ringkasan dari bukunya yang berjudul al-Basith dan al-Basith ini juga merupakan ringkasan dari buku karya Imam al-Haramain al-Juwaini yang berjudul Nihayatul Mathlab fi Dirayah al-Madzhab. Buku ini juga telah dicetak beberapa kali di antaranya oleh Wizaratul Auqaf was Syu’un al-Islamiyyah, Qatar pada tahun 1993 yang ditahkik oleh DR Ali Muhyiyud Din al-Qurrah Dagi.

Kedua buku ini yakni al-Muhadzab dan al-Wasith sempat dijadikan buku terpenting yang menjadi rujukan para fuqaha Syafi’iyyah dalam memberikan fatwa sebelum munculnya karya-karya Imam Nawawi dan Imam Rafi’i. Setelah muncul dua imam tersebut, perhatian beralih kepada karya-karya keduanya, karena dipandang lebih lengkap dan lebih mendalam.

3. Al-Wajiz fi Fiqh al-Imam asy-Syafi’i . Buku ini juga dikarang oleh Imam Ghazali sebagai ikhtishar atas buku sebelumnya yakni al-Wasith. Buku ini telah dicetak oleh Darul Kutub Ilmiyyah Beirut pada tahun 1997 dengan muhakkik Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Mu’awwad.

4. At-Tahdzib fi Fiqh al-Imam asy-Syafi’i . Buku ini ditulis oleh Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Bagawi (w 516 H). Buku ini dicetak oleh Darul Kutub Ilmiyyah Beirut pada tahun 1997 yang terdiri dari delapan jilid besar dengan muhakkik Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Mu’awwad.

5. Ajalatul Muhtaj Ila Taujih al-Minhaj. Buku ini ditulis oleh Imam Sirajuddin Abu Hafsh Umar bin Ali yang dikenal dengan samaran Ibn al-Mulaqqan (w 804 H). Buku ini juga merupakan syarah Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi dan dicetak oleh Darul Kitab Jordan dalam empat jilid besar dengan muhakkik Ustadz Izzud Din Hisyam bin Abdul Karim al-Badrany pada tahun 2001.

6. Kanzur Ragibin fi Syarh Minhajut Thalibin. Buku ini ditulis oleh Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli (w 864 H). Buku ini terkenal dengan nama Syarah al-Muhalla ‘Alal Minhaj.

Buku ini juga dinilai sebagai salah satu buku terpenting dalam syarah terhadap kitab Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi dan senantiasa dijadikan rujukan oleh para ulama Syafi’iyyah sebelum datangnya dua buah syarah, Tuhfatul Muhtaj dan Nihayatul Muhtaj karya Imam al-Haitami dan ar-Ramli. Begitu datang dua syarah tersebut, buku Syarah al-Muhalla kemudian ditinggalkan dan berpaling kepada dua syarah karya ar-Ramli dan al-Haitami.

Buku Syarah al-Muhalla ini menjadi muqarrar pada mata kuliah fiqh di Universitas al-Azhar asy-Syarif sampai saat makalah ini ditulis. Buku ini mempunyai dua hasyiyah, yang pertama Hasyiyah Syihabuddin Ahmad al-Burullusy yang mempunyai nama panggilan Umairah (w 957 H) dan Hasyiyah Syihabuddin Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qalyubi (w 1069 H). Keduanya terkenal dengan sebutan Hasyiyatai al-Qalyubi wa Umairah. Buku ini beberapa kali dicetak dan yang penulis pandang lebih bagus adalah yang ditahkik oleh Syaikh Abdul Latif Abdur Rahman cetakan Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut dalam lima jilid besar-besar. Dicetak pertama kali pada tahun 1997.

Kedua, buku-buku yang ditulis setelah masa ulama Syafi’iyyah generasi kedua (dari tahun 1004 H-1335 H). Buku-buku yang termasuk kelompok ini adalah:

1. Futuhat al-Wahab bi Taudih Syarh Manhaj at-Thulab. Buku ini ditulis oleh al-Allamah Sulaiman bin Umar bin Manshur al-Ujaili yang terkenal dengan sebutan al-Jamal (w 1204 H). Buku ini merupakan syarah dari kitab Syarah Manhajut Thulab. Dan kitab Manhajut Thulab ini merupakan ringkasan dari buku Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi. Baik kitab Manhaj at-Thulab maupun Syarahnya, keduanya ditulis oleh Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari (w 926 H). Jadi, kitab Futuhat al-Wahab bi Taudih Syarh Manhaj at-Thulab ini merupakan buku Hasyiyah atas kitab Syarh al-Manhaj. Buku Futuhat al-Wahab lebih dikenal dengan sebutan Hasyiyah al-Jamal.
Buku ini dicetak berulang-ulang, dan yang paling baik, menurut penulis, adalah yang ditahkik oleh Syaikh Abdur Razaq Galib al-Mahdi yang dicetak oleh Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut dalam delapan jilid tebal. Dicetak pertama kali pada tahun 1996.

2. Hasyiyah asy-Syarqawi. Buku ini ditulis oleh al-Alamah Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim asy-Syarqawi (w 1226 H) yang merupakan syarah dari kitab Tuhfatut Thullab bi Syarh Tahrir Tanqih al-Lubab. Buku ini lebih dikenal dengan Hasyiyah asy-Syarqawi ‘ala Syarh at-Tahrir.

Buku Tahrir Tanqih al-Lubab merupakan ringkasan dari fiqh Syafi’i dan kemudian buku tersebut disyarah dengan nama Tuhfatut Thulab. Baik buku Tahrir Tanqih al-Lubab maupun buku Tuhfatut Thulab, keduanya merupakan karya Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari. Buku ini di antaranya dicetak oleh Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut pada tahun 1997 dengan muhakkik Syaikh Mushtafa bin Hanafi ad-Dzahabi dalam empat jilid besar.

3. I’anatut Thalibin. Buku ini ditulis oleh al-Alamah Utsman bin Muhammad Syatha ad-Dimyathi al-Bikry (wafat pada abad ke 14 Hijriyyah, tidak diketahui tahun kewafatannya). Buku ini juga merupakan buku Hasyiyah terhadap kitab Fathul Mu’in yang merupakan syarah dari Kitab Qurratul ‘Ain bi Muhimmatid Din. Buku Qurratul ‘Ain bi Muhimmatid Din merupakan ringkasan dari Fiqh Syafi’i . Syarah dari buku Qurratul ‘Ain bi Muhimmatid Din adalah Fathul Mu’in, dan keduanya merupakan karya al-Allamah Zainuddin al-Mullibary (w 987 H).
Buku I’anatut Thalibin dicetak beberapa kali dan salah satunya dicetak oleh Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut pada tahun 1995 dalam empat jilid besar.

4. Tarsyih al-Mustafiidiin. Buku ini juga merupakan buku Hasyiyah ringkas yang ditulis oleh al-Allamah Alawy bin Ahmad bin Abdur Rahman as-Saqqaf al- Makky (w 1335 H). Buku ini merupakan buku Hasyiyah terhadap kitab Fathul Mu’in karya al-Mullibary—penjelasan mengenai buku Fathul Mu’in ini lihat di nomor tiga. Buku ini dicetak oleh Maktabah al-Ghazali Damaskus dalam satu jilid.

.
7. Karya-karya madzhab Syafi’i belakangan.

Pada bagian ini, kita akan berbicara tentang buku-buku yang ditulis seputar fiqh Syafi’i yang berkisar antara tahun 1335 H sampai sekarang 1426 H. Buku-buku yang berbicara tentang madzhab Syafi’i pada abad belakangan ini akan penulis kemukakan, tentunya sepengetahuan penulis yang sangat sederhana.

Namun sebelumnya, perlu penulis kemukakan, bahwa buku-buku fiqh Syafi’i yang ditulis belakangan ini mempunyai dua kelebihan: Pertama, bahasa dan susunanya mudah dipahami, jelas dan padat berisi tidak bertele-tele. Kedua, bahasan dan persoalan yang dikemukakan betul-betul yang terjadi saat ini, bukan sesuatu yang tidak terjadi lagi. Misalnya tidak adanya bahasan tentang perbudakan dan atau yang sejenisnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini buku-buku yang termasuk kelompok terakhir, abad belakangan, masa kini, di antaranya:

1) Zadul Muhtaj fi Syarh al-Minhaj.
Buku ini ditulis oleh Syaikh Abdullah bin Hasan Ali Hasan al-Kuhaji (w 1400 H) dan merupakan syarah dari kitab Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi yang dalam penyusunannya berpegang kepada kitab Mughnil Muhtaj Ila Ma’rifat Ma’ani Alfadh al-Minhaj karya al-Khatib asy-Syarbini (w 977 H). Buku ini terdiri dari empat jilid dan dicetak oleh al-Maktabah al-Ashriyyah Beirut dengan muhakkik Ustadz Abdullah al-Anshari.

2) Al-Fiqh al-Manhaji ‘Ala Madzhab al-Imam asy-Syafi’i .
buku ini ditulis oleh tiga ulama besar Damaskus masa kini yaitu oleh DR. Mustafa Sa’id al-Khinn, DR. Mushtafa Dibul Bugha, dan Syaikh Ali asy-Syarbiji. Buku ini selesai ditulis pada tahun 1978 M, dan dicetak beberapa kali di antaranya oleh Darul Qalam Damasykus pada tahun 1998 (cetakan ketiga) dan terdiri dari tiga jilid.

3) Ad-Durar an-Naqiyyah fi Fiqh as-Sadah asy-Syafi’iyyah.
Buku ini ditulis oleh Syaikh Muhammad ash-Shadiq Qamhawi, salah seorang pengawas umum al-Azhar asy-Syarif Mesir. Buku ini ditulis untuk dijadikan muqarrar bagi siswa tingkat Aliyah di Ma’had-ma’had al-Azhar. Buku ini teleh dicetak beberapa kali di antaranya oleh al-Maktabah al-Azhariyyah lit Turats pada tahun 1997 yang terdiri dari empat jilid ukuran kecil.

4) Taisir Fathil Qarib al-Mujib lit Thalib al-Azhary an-Najib fi Shurah Sail wa Mujib.
Buku ini ditulis oleh dua ulama kenamaan Mesir saat ini yakni oleh DR. Nashr Farid Muhammad Washil, mantan mufti Jumhuriyyah Mesir sebelum Prof. DR. Ahmad Thayyib juga ketua jurusan Fiqh Islam Universitas al-Azhar dan DR. Abdul Hamid as-Sayyid Muhammad Abdul Hamid, dekan Ma’had I’dad ad-Du’ah di propinsi Qana, Mesir. Buku ini ditulis juga untuk dijadikan muqarrar bagi siswa siswi Tsanawiyyah (menengah) di seluruh ma’had al-Azhar. Buku ini dicetak oleh al-Maktabah al-Azhariyyah lit Turats, Kairo pada tahun 1996 yang terdiri dari tiga jilid kecil.
.
Istilah-Istilah dalam madzhab Syafi’i iyah
Para ulama Syafi’iyyah dalam buku-bukunya seringkali menggunakan beberapa istilah khusus. Terkadang ada beberapa istilah dalam satu buku madzhab Syafi’i yang makna dan maksudnya berbeda dengan apa yang ada dalam buku lain.

Untuk mengetahui makna dari istilah-istilah dimaksud, anda dapat membacanya pada pendahuluan atau lembar-lembar awalnya. Biasanya di sana terdapat petunjuk praktis untuk hal tersebut. Penjelasan istilah-istialah di awal ini, misalnya anda dapat temukan dalam buku al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab karya Imam Nawawi.

Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan hampir dalam semua buku fiqh Syafi’iyyah yang mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Di antara istilah-istialah dimaksud adalah:

1. Al-Aqwal. Apabila anda mendapatkan kata al-qaul atau al-aqwal dalam buku-buku Syafi’iyyah, maka maksudnya adalah perkataan atau hasil ijtihad Imam Syafi’i, baik dalam qaul qadimnya maupun qaul jadidnya.

2. Al-Qaul al-Qadim, maksudnya adalah pedapat Imam Syafi’i sebelum pindah ke Mesir baik berupa karya maupun fatwa. Di antara para periwayat qaul qadim ini adalah Imam az-Za’farany, al-Karabisy dan Abu Tsaur. Jadi apabila anda mendapatkan pendapat Imam Syafi’i dari riwayat mereka, maka itu adalah pendapat lama Imam Syafi’i (qaul qadim).

3. Al-Qaul al-Jadid, adalah pendapat Imam Syafi’i ketika di Mesir, baik berupa karya buku maupun fatwa. Murid-murid Imam Syafi’i yang seringkali meriwayatkan qaul jadidnya ini di antaranya adalah: al-Buwaithi, al-Muzani dan ar-Rabi’ al-Muradi.

4. Al-Wujuh atau al-Aujuh, maksudnya adalah pendapat para ulama Syafi’iyyah berdasarkan kaidah-kaidah dan ushul Imam Syafi’i . Menurut Imam Nawawi, bahwa al-aujuh ini tidak dapat dinisbahkan kepada Imam Syafi’i , lantaran ia hanya pendapat ulama Syafi’i yyah saja.

5. At-Thuruq adalah istilah untuk perbedaan pendapat para ulama Syafi’iyyah dalam meriwayatkan madzhabnya. Misalnya, apabila dalam satu masalah, menurut satu ulama Syafi’iyyah, dalam masalah ini ada dua pendapat, sementara menurut ulama yang lain, hanya ada satu pendapat, menurut yang lainnya ada beberapa aujuh dan lainnya, maka perbedaan tersebut disebut dengan ath-thuruq.

6. Al-Adhhar, adalah pendapat yang paling rajih dari dua atau beberapa pendapat Imam Syafi’i .Jadi al-adhhar digunakan manakala ada dua atau beberapa pendapat Imam Syafi’i yang sama-sama kuatnya dari segi kekuatan dalilnya, akan tetapi salah satunya dapat ditarjih sehingga dipandang sebagai lebih kuat dari yang lainnya. Pendapat Imam Syafi’i yang dipandang lebih kuat ini disebut dengan al-adzhar, sedangkan pendapat sebaliknya yang tidak kuat disebut dengan ad-dhahir.

7. Al-Masyhur adalah apabila terjadi perbedaan antara dua pendapat atau lebih dari Imam Syafi’i, hanya saja perbedaan pendapatnya ini tidak kuat, lemah, karena dari segi kekuatan dalilnya kurang memenuhi misalnya, lalu dari beberapa pendapat tersebut ada yang dipandang lebih kuat, maka yang lebih kuat, rajihnya ini disebut dengan al-masyhur. Sebaliknya, pendapat yang tidak kuatnya disebut dengan al-gharib.

8. Al-Ashah. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara dua atau lebih pendapat ulama Syafi’iyyah (al-aujuh), dan kedua pendapat yang bertentangan tersebut sama-sama kuat dari segi dalilnya, maka pendapat yang dipandang lebih rajih disebut dengan al-ashah. Sedangkan pendapat ulama Syafi’i yyah yang tidak kuatnya disebut dengan ash-shahih.

9. Ash-Shahih. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara dua atau lebih pendapat ulama Syafi’i yyah (al-aujuh), namun kedua pendapat tersebut lemah dari segi kekuatan dalilnya, maka pendapat yang dipandang paling rajih disebut dengan ash-shahih, sementara sebaliknya, pendapat yang lemahnya disebut dengan adh-dha’if atau al-fasid.

10. Al-Madzhab. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara para ulama Syafi’iyyah dalam meriwayatkan madzhab Syafi’i (ath-thuruq), namun salah satunya dipandang sebagai yang lebih kuat, maka yang dipandang lebih kuat tersebut disebut dengan al-madzhab.

11. Al-Asybah. Apabila dalam satu masalah ada dua hokum yang didasarkan kepada Qiyas, akan tetapi salah satunya illatnya lebih kuat dari pada yang lain, maka yang lebih kuat illatnya ini disebut dengan al-asybah.

12. An-Nash adalah pendapat yang diambil langsung dari buku-buku karya Imam Syafi’i. Kebalikan dari an-nash adalah al-mukharraj. Al-Mukharraj adalah pendapat yang bukan dari Imam Syafi’i akan tetapi dari ulama Syafi’iyyah.

13. Al-Ashhab adalah para fuqaha Syafi’iyyah yang ilmunya sangat dalam dan luas sehingga mereka dapat beristinbath sendiri dalam hokum-hukum fiqih namun tetap berpegang kepada ushul Imam Syafi’i .
.

Beberapa istilah ulama Syafi’i yyah

Dalam buku-buku Syafi’iyyah, selain istilah-istilah fiqh, juga seringkali didapatkan laqab bagi para ulamanya. Hal ini tentu dimaksudkan selain untuk memudahkan, juga untuk menunjukkan penghormatan dan kedudukan ulama tersebut di kalangan madzhab Syafi’i . Di antara istilah-istilah ulama Syafi’i yyah dimaksud adalah:

1. Al-Imam. Apabila didapatkan kata al-Imam, maka maksudnya adalah Imam Haramain al-Juwaini (w 478 H)

2. Al-Qadhi, maksudnya adalah al-Qadhi Husain (w 462 H)

3. Al-Qadiyain maksudnya adalah Imam ar-Ruwiyani (w 502 H) dan Al-Mawardi (w 450).

4. Ar-Rabi’, maksudnya adalah ar-Rabi’ bin Sulaiman al-Muradi, murid Imam Syafi’i (w 270 H).

5. Asy-Syarih al-Muhaqiq, maksudnya adalah Jalaluddin al-Mahally (w 864 H)

6. Asy-Syaikhaini, maksudnya adalah Imam an-Nawawi (w 676 H) dan Imam ar-Rafi’i (w 623 H)

7. Asy-Syuyukh, maksudnya adalah Imam Nawawi, Imam Rafi’i dan Taqiyuddin as-Subuki (w 756)

8. Apabila al-Khatib asy-Syarbini (w 977 H) dan Syamsuddin ar-Ramli (w 1004 H) dalam karya-karyanya mengatakan Syaikhul Islam, maka maksudnya adalah Imam Zakaria al-Anshari (w 926 H). Namun, apabila al-Khatib asy-Syarbini berkata Syaikhii, maksudnya adalah Syihabuddin ar-Ramli (w 957)

9. Apabila Imam Nawawi dalam bukunya al-Majmu’ berkata al-Qaffal, maksudnya adalah Imam al-Maruzi (w 417 H).

10. Apabila dalam kitab al-Muhadzab disebutkan istilah Abu Hamid, maka maksudnya adalah dua orang ulama yakni al-Qadhi Abu Hamid al-Maruzi Ahmad bin Basyar bin Amir (w 362 H) dan asy-Syaikh Abu Hamid al-Isfarayaini Ahmad bin Muhammad (w 406 H).
.
Buku-buku yang membahas istilah-istilah fiqh Syafi’i dan laqab, kunyah ulama Syafi’iyyah

Di antara buku-buku yang merupakan ma’ajim al-musthalahat al-fiqhiyyah dalam madzhab Syafi’i adalah:

1. Kitab Gharib al-Alfadz Allatis Ta’malaha al-Fuqaha karya asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad bin al-Azhar al-Hirawy Abi Mansur (w 370 H). Buku ini membahas maksud dari istilah-istilah sulit yang sering digunakan oleh para Fuqaha.

2. Tahdzib al-Asma wal Lughat, karya Imam Abu Zakariya Muhyiyud Din bin Syaraf an-Nawawi (w 676 H). Buku ini menjelaskan istilah-istilah fiqh Syafi’i yang terdapat dalam enam buku fiqh Madzhab Syafi’i yakni Mukhtashar al-Muzani, al-Muhadzab, at-Tanbih, al-Wasith, al-Wajiz dan ar-Raudhah.

3. Al-Mishbah al-Munir fi Gharib asy-Syarh al-Kabir lir-Rafi’i, karya Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Ali al-Fayumi (w 770 H).

wallahu a'lam

semoga bermanfaat

NAZHOM / BAIT ALFIYAH IBNU MALIK

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصلاة والسلام على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وصحبه أولي الفضل الجسيم, أما بعد

بسم الله الرحمن الرحيم
1) قال محمد هو ابن مالك                         أحمد ربي الله خير مالك
2)   مصلياً على النبي المصطفى                 وآله المستكملين الشرفا
3)   وأستعين الله في ألفية                          مقاصد النحو به محويه
4)   تقرب القصى بلفظ موجز                     وتبسط البذل بوعد منجز
5)  وتقتضى رضا بغير سخط                        فـائقة ألفية ابن معطي
6)   وهوبسبق حائز تفضيلا                        مستوجب ثنائي الجميلا
7)   والله يقضي بهبات وافره                   لي وله في درجات الآخره
الكلام وما يتألف منه
8) كلامنا لفظ مفيد كاستـقـم                      واسم و فـعل ثم حرف الكلم
9) واحده كلمة والقول عـم                           وكلمة بها كـلام قـد يـؤم
10) بالجر والتنوين والندا وأل                      ومسند للاسم تمييز حصل
11) بتا فعلت وأتت ويا افعلي                          ونون أقبـلن فعـل ينجلي
12) سواهما الحرف كهل وفي ولم                فعل مضارع يلي لم كيـشم
13) وماضي الأفعال بتا مز وسم                بالنون فعل الأمر إن أمر فهم
14) والأمر إن لم يك للنون محل                فيه هو اسم نحو صه وحيهل
المعرب والمبنى
15) والاسم منه معرب ومبنى                       لشبه من الحـروف مـدنى
16) كالشبه الوضعى فى اسمى جئتنا             والمعنوى فى متى وفى هنا
17) وكنابة عن الفعل بلا                                  تأثر وكـافـتقـار أصــلا
18) ومعرب الاسماء ما قد سلما              من شبه الحـرف كأرض وسما
19) وفعل أمر ومضى بنيا                          وأعربوا مضارعاً إن عـريا
20) من نون توكيد مباشر ومن                    نون إناث كيرعن من فتـن
21) وكل حرف مستحق للبنا                    والأصـل فى المبني أن يسـكنـا
22) ومنه ذو فتح وذ كسر وضم                  كأين أمس حيث والساكن كم
23) والرفع والنصب اجعلن إعرابا                  لاسم وفعل نحو لـن أهـابا
24) والاسم قد خصص بالجر كما                 قد خصص الفعل بأن ينجزما
25) فارفع بضم وانصبن فتحا وجر                  كسرا كذكر الله عبده يسـر
26) واجزم بتسكين وغير ماذكر                     ينوب نحو جا أخو بني نمر
27) وارفع بواو وانصبن بالألف              واجرر بياء ما من الأسما أصف
28) من ذاك ذو ان صحبة ابانا                      والفم حــيث الميم منه بانا
29) أب أخ حم كــذاك وهن                      والنقص فى هذا الأخير أحسن
30) وفى أب وتالييـه ينـدر                          وقصرها من نقصهن أشـهر
31) وشرط ذا الإعراب أن يضقن لا                لليا كجا أخو أبيك ذا اعتـلا
32) بالألف ارفع المثنى وكـلا                           اذا بمضمر مضـافا وصـلا
33) كلتا كذلك اثنان واثنتــان                             كـابنين وابنتيـن يجـريـان
34) وتخلف اليا فى جميعها الألف                      جراً ونصباً بعد فتح قد ألف
35) وارفع بواو وبيا اجرر وانصب                       سالم جمع عامـر ومذنـب
36) وشبه ذين وبه عـشـرونا                                وبابه ألحق والأهـلـونـا
37) أولو وعالمون عـليـونا                                وأرضـون شـذ والسنـونا
38) وبابه ومثل حين قد برد                            ذا الباب وهو عند قوم يطرد
39) ونون مجموع وما به التحق                      فافتح وقل من بكسـره نطق
40) ونون ما ثنى والملحق به                         بعكس ذاك استعملوه فانتبـه
41) وما بتا وألف قـد جمعـا                       يكسر في الجر وفي النصب معا
42) كذا أولات والذي اسما قد جعل                   كأذرعات فيه ذا ايضـا قبـل
43) وجر بالفتحة ما لا ينصرف                   مالم يضف أو يك بعد أل ردف
44) واجعل لنحو يفعلان النونا                         رفعـا وتدعيـن وتسـألونـا
45) وحذفها للجزم والنصب سمه                   كلم تكونى لترومي مـظلمـه
46) وسم معتلا من الاسماء مـا                 كالمصطفى والمرتقـي مكارمـا
47) فالأول الإعراب فيه قـدرا                      جميعه وهـوالذى قـد قصـرا
48) والثان منقوص ونصبه ظهر                   ورفعه ينوى كذا أيضـا يجـر
49) وأى فـعل آخر من ألف                           أو واو يـاء فمعتـلا عـرف
50)يفالألف انو فيه غير الجزم                    وأبد نصب ما كعيدعـو يرمى
51) والرفع فيهما انو واحذف جازما               ثلاثهن تقض حـكمـا لازمـا
النكرة والمعرفة
52) نكرة قابل أل مـؤثرا                           أو واقع موقع ما قد ذكــرا
53)وغيره معرفة كهم وذي                      وهند وابني والغــلام والذىي
54) فما لذي غيبة أو حضور                        كأنت وهو سـم بالضـميـر
55) وذو اتصال منه ما لا يبتدا                        ولا يلي إلا اخـتـياراً أبدا
56) كالياء والكاف من ابنى أكرمك           والياء والها من سليه ما ملك
57) وكل مضمر له البنا يجب                      ولفظ ما جر كلفظ ما نصـب
58) للرفع والنصب وجر نا صلح                  كاعرف بنا فاننا نلنا المنـح
59) وألف والواو والنون لما                      غاب وغيره كقاما واعلمــا
60) ومن ضمير الرفع ما يستتر                   كافعل أوافق نغتبط اذ تشكر
61) وذو ارتفاع وانفصال أنا هو                     وأنت والفروع لا تشـتـبـه
62) وذو انتصاب في انفصال جعلا                 إياي والتفريع ليس مشــكلا
63) وفي اختيار لا يجيئ المنفصل                  إذا تأتى أن يجيئ المتـــصل
64) وصل أو افصل هاء سلنيه وما               أشبهـه في كنته الخلف انتمى
65) كذلك خلتيه واتصــالا                           أختار غيري اختار الانفصالا
66) وقدم الأخص في اتصـال                        وقدمن ما شئت في انفصـال
67) وفي اتحاد الرتبة الزم فصلا                     وقد يبيح الغيب فيه وصــلا
68) وقبل يا النفس مع الفعل التـزم                   نون وقاية وليسي قـد نظـم
69) وليتني فشا وليتنـي نـدرا                         ومع لعل اعكس وكن مخيرا
70) في البقايات واضطرارا خففا                   مني وعني بعض من قد سلفا
71) وفي لدني لدني قل وفي                   قدني وقطني الحذف أيضـا قـد يفي
العلم
72) اسم يعين المسمى مطلقا                            علمه كجـعفـر وخـرنقـا
73) وقرن وعـدن ولاحـق                               وشـذقـم وهيلـة وواشـق
74) واسمـاً أتى وكنية ولقبا                         وأخرن ذا ان سـواه صحـبـا
75) وإن يكونا مفردين فأضف                       حتمـاً وإلا أتبع الـذي ردف
76) ومنه منقول كفضل وأسد                          وذو ارتجال كسـعـاد وأدد
77) وجملة وما بمزج ركبـا                            ذا إن بغيـر ويه تم أعـربا
78) وشاع في الأعلام ذو الإضافة                    كعبد شمس وأبي قحـافـه
79) ووضعوا لبعض الاجانس علم               كعلم الأشخاص لفظاً وهو عم
80) من ذاك أم عريط للعقرب                               وهكذا ثعـالة للثـــعلب
81) ومـثله برة للمبــرة                                    كـذا فجـار علم للفجـره
اسم الإشارة
82) بذا لمفرد مذكـر أشـر                   بذي وذه تي تا على الأنثى اقتصر
83) وذان تان للمثنى المرتفع                 وفي سواه ذين تين اذكـر تطـع
84) وبأولى أشر لجمع مطلقا                والمد أولى ولـدى البعـد انطقـا
85) بالكاف حرفا دون لام أو معه            واللام إن قدمـت هـا ممتنعــه
86) وبهنا أو هاهنا أشر ألى                  داني المكان وبه الكاف صـــلا
87) فى البعد أو بثم  فه أو هنا                    أو بهـنالك انطقـن أو هـنــا
الموصول
88) موصول الأسماء الذي الأنثى التى           واليا إذا مـا ثنـيـا لا تثـبـت
89) بل ما تليه أولـه العلامـه                    والنون إن تشدد فـلا مـلامــه
90) والنون من ذين وتين شددا                      أيضا وتعويض بذاك قصدا
91) جمع الذي الألى الذين مطلقا                    وبعضهم بالواو رفعا نطقـا
92) باللات واللاء التي قد جمعا                      واللاء كالذين نزرا وقـعـا
93) ومن وما وأل تساوي ما ذكر                    وهكذا ذو عند طيئ شهــر
94) وكالتى ايضـا لديهم ذات                          وموضـع اللاتى أتى ذوات
95) ومثل ما ذا بعد ما استفهـام                     أو من إذا لم نلغ فى الكـلام
96) وكلها يلـزم بعده صلـه                            على ضمير لائق مشـتمـله
97) وجملة أو شبهها الذي وصل                  به كمن عندي الذي ابنه كفل
98) وصفة صريحـة صلـة ال                         وكونها بمعرب الأفعال قـل
99) أي كما و أعربت مالم تضف                  وصدر وصلها ضمير انحذف
100  وبعضهم أعرب مطلقا وفي                    ذا الحذف أيا غير أي يقتفي

101) إن يستطل وصل وإن لم يستطل             فالحذف نزر وأبوا أن يختـزل
102) إن صلح الباقي لوصل مكمل                  والحذف عندهم كثير منجلـي
103) فى عائد متصل إن انتصب                    بفعل أوصف كمن نرجو يهب
104) كذاك حذف ما بوصف خفضا                كأنت قاض بعد أمر من قضى
105) كذا الذى جر بما الموصول جر                كمـر بالذي مررت فـهـو بر
المعرف بأداة التعريف
106) أل حرف تعريف أو اللام فقط                 فنمط عرفت قل فيـه النـمـط
107) وقد تزاد لازمـــا كاللات                          والآن والـذيـن ثـم الــلات
108) ولاضطرار كبنات الأوبـر                 كذا وطبت النفس ياقيس السري
109) وبعض الأعلام عليه دخـلا                   للمـح مـا قـد كان عنـه نقـلا
110) كالفضل والحارث والنعمان                        فذكـر ذا وحـذفـه سـيان
111) وقد يصـر علماً بالغلبه                    مضاف أو مصحوب أل كالعقبه
112) وحذف أل إن تناد أو تضف                أوجب وفي غيرهما قد تنحذف
الابتداء
113) مـبتدأ زيد وعـاذر خبر                       إن قلت زيد عاذر من اعتـذر
114) وأول مبتـدأ والثـاني                            فاعـل اغنـى في أسـار ذان
115) وقس وكاستفهام النفى وقد                 يجوز نحو فائز أولـو الرشـد
116) والثان مبتدا وذا الوصف خبر         إن في سوى الإفراد طبقاً استقر
117) ورفعـوا مـبتدأ بالابتـدا                          كذاك رفع خـبـر بالمـبتـدا
118) والخبر الجزء المتم الفائـده                    كـالله بـر الأيادي شـاهـده
119) ومـفردا يأتي ويأتي جمله                  حاوية معنى الذي سـيقت لـه
120) وإن تكن إياه معنى اكتفـى                 بهـا كنطقي الله حسـبي وكفى
121) والمفرد الجامد فـارغ وإن               يشتق فهو ذو ضـمير مسـتكن
122) وأبرزنه مطلقاً حيث تـلا                      ماليـس معناه له مـحـصـلا
123) وأخبروا بظرف أو بحرف جر           ناوين مـعنى كائن أو اسـتقـر
124) ولا يكون اسم زمان خبـرا                   عن جثــة وإن يفد فأخـبـرا
125) ولا يجوز الابتـدا بالنكـره                      مالم تفـد كعـند زيـد نـمـره
126) وهل فتى فيكم فمـا حل لنا                   ورجـل من الكـرام عـنـدنـا
127) ورغبة في الخـبر خير وعمـل             بر بزين وليقس ما لـم يـقـل
128) والأصل في الأخبار أن تؤخرا          وجـوزوا التـقديم إذ لا ضـررا
129) فـامنعه حين يسـتوى الجزءان              عـرفاً ونكراً عادمي بيان
130) كذا إذا ما الفعل كان الخبرا               أو قصد استعماله منحصـرا
131) أوكان مسـندا لذي لام ابتدا            أو لازم الصدر كمن لي منجدا
132) ونحـو عندي درهم ولي وطر                 مـلتزم فيـه تقـدم الخـبـر
133) كـذا إذا عاد عليـه مضمر                   مما به عنه مـبيـنا يخـبـر
134) كذا إذا يسـتوجب التـصديرا                كأين مـن عـلمته نصـيـرا
135) وخـبر المـحصور قدم أبدا                  كـمـا لنا إلا اتباع أحـمـدا
136) وحـذف ما يعلم جائز كما                   نقول زيد بعـد من عندكمـا
137) وفي جـواب كيف زيد قل دنف           فزيد اسـتغني عنه إذ عـرف
138) وبعد لولا غالبا حـذف الخبر          حـتم وفي نص يمبن ذا استقر
139) وبعد واو عينت مفهـوم مـع              كمثل كل صـانع ومـا صنع
140) وقـبل حال لا يكون خـبرا                عن الذي خـبره قـد أضـمرا
141) كضربي العـبد مسيئاً وأتم              تبييني الحـق مـنوطاً بالحكم
142) وأخـبروا باثنين أو بأكثرا             عن واحـد كـهم سـراة شعرا
كان وأخواتها
143) ترفع كان المبتدا اسماً والخبر           تنصبـه ككان سـيداً عـمـر
144) ككان ظل بات أضحى أصبحا          أمسى وصار ليس زال برحـا
145) فـتئ وانفك وهـذي الأربعة               لشـبه نفـى أو لنفي مـتبـعه
146) ومثل كان دام مسـبوقا بما             كأعط ما دمت مصيباً درهمـا
147) وغير ماض مثله قد عمـلا      إن كان غير الماضي منه استعملا
148) وفي جميعها توسط الخـبر                أجـز وكل سبـقه دام حـظر
149) كذاك سـبق خبر ما النافيه                فـجئ بها مـتلوة لا تـاليـه
150) ومنع سـبق خبر ليس اصطفى            وذ تمام مـا بـرفع يكـتفـي
151) وما سواه ناقص والنقص في           فتئ لـيس زال دائـما قـفـي
152) ولا يلي العامل معمـول الخبر        إلا إذا ظرفاً أتى أو حرف جـر
153) ومضمر الشان اسماً انو إن وقع     موهم ما اسـتبان أنه امـتنع
154) وقـد تزاد كان في حشو كما             كـان أصح علم مـن تقـدما
155) ويحذفونها ويبقون الخـبر               وبعد إن ولو كثيرأ ذا اشـتهر
156) وبعد أن تعويض ما عنها ارتكب           كمثـل أما انت براً فاقـترب
157) ومن مضـارع لكان منجزم           تحذف نون وهو حذف ما التزم
فصل في ما ولا ولات وإن المشبهات بليس
158) إعمال ليس أعملت ما دون إن         مع بقـا النفي وتـرتـيب زكـن
159) وسبق حرف جر أو ظرف كما          بي أنت مـعنيا أجـاز العلمـا
160) ورفع معطوف بلكن أو ببل      من بعد منصوب بما الزم حيث حل
161) وبعد ما وليس جـر البا الخبر             وبعد لا ونفـي كـان قـد يجـر
162) في النكرات أعملت كليس لا             وقد تلـي لات وإن ذا العـمـلا
163) ومـا للات في سوى حين عمل    وحذف ذي الرفع فشا والعكس قل
أفعال المقاربة
164) ككان كاد وعسـى لكن ندر                 غـير مضارع لهـذين خـبر
165) وكونه بدون أن بعد عسـى                نزر وكاد الأمر فـيه عكسـا
166) وكعسـى حرى ولكن جعلا                    خبرها حتما بـأن متـصـلا
167) وألزموا اخلولق أن مثل حرى            وبعـد أوشك انتفـا أن نزرا
168) ومثـل كاد في الأصح كـربا           وترك أن مع ذي الشروع وجبا
169) كأنشأ السائق يحدو وطفق                   كـذا جعلت وأخذت وعلـق
170) واسـتعملوا مضارعاً  لأوشكا              وكاد لاغير وزادوا مـوشكا
171) بعد عسـى اخلولق أوشك قد  يرد         غنى بأن يفعل عن ثان فقـد
172) وجـردن عسى أو أرفع مضمرا            بها إذا اسم قبلـها قد ذكـرا
173) والفتح والكسر أجز في السين من       نحو عسيت وانتقا الفتح زكن
إن وأخواتها
174) لإن أن ليت لكن لعل                         كأن عكس مـا لكن من عمل
175) كإن زيداً عـالم بأني                           كفء ولكن ابنه ذو ضــغن
176) وراع ذا الترتيب إلا في الذي               كليت فيهـا أو هنا غير البذي
177) وهـمز إن افتح لسد مصدر               مسـدها وفي سـوى ذاك اكسر
178) فاكسـر في الابتدا وفي بدء صله                وحـيث إن ليمين مـكمـله
179) أو حكيت بالقول أو حلت محل                 حـال كـزرته وإني ذو أمل
180) وكسـروا من بعد فعل علقـا                   باللام كـاعلم إنه لذو تـقى
181) بـعد إذا فجـاءة أو قسم                         لا لام بعـده بوجـهين نمي
182) مع تلو فا الجزا وذا يطرد                 في نحو خير القول إني أحمد
183) وبعد ذات الكسر تصحب الخبر               لام ابتـداء نحـو إني لـوزر
184) ولا يلي ذي اللام ما قد نفيا                   ولام من الأفعال ما كرضيا
185) وقـد يليها مع قد كان ذا                     لقد سما على العدا مستحوذا
186) وتصحب الواسط معمول الخبر          والفصل واسما حل قبله الخبر
187) ووصل ما بذي الحروف مبطل                  إعمالها وقد يبقـى العمـل
188) وجـائز رفعك معطوفاً على                  منصوب إن بعد أن تستكملا
189) وألحقـت بإن لكـن وأن                           من دون ليت ولعل وكأن
190) وخففت إن فقل العمـل                            وتلزم اللام إذا ما تـهـمل
191) وربما استغني عنها إن بدا                        ما ناطق أراده مـتعـمـداً
192) والفعل إن لم يك ناسخاً فلا                    تلفيه غالبا بإن ذي موصلا
193) وإن تخفف أن فاسمها استكن            والخبر اجعل جملة من بعد أن
194) وإن يكن فعلا ولم يكن دعاَ                      ولم يكن تصريفه ممتنـعـا
195) فالأحسن الفصل بقد أو نفي أو               تنفيس او لو وقليل ذكـر لـو
196) وخففـت كأن أيضاً فنـوي                     منصوبهـا وثابتـا أيضاً روي
لا التي لنفي الجنس
197) عمل إن أجعل للا في نكره                       مفردةً جـاءتك أو مـكرره
198) فانصب بها مضافاً أو مضارعه              وبعد ذاك الخبر اذكر رافعه
199) وركب المفرد فاتحا كـلا                       حول ولا قوة والثان اجعـلا
200) مرفوعاً أو منصوباً أو مركبا                   وإن رفعت أولاً لا تنصبـا

201) ومفـرداً نعتاً لمبني يلـي                    فافتح أو انصبن أو ارفع تعدل
202) وغير ما يلى وغير المفرد                 لا تبن وانصبه أو الرفع اقصد
203) والعطف إن لم تتكرر لا احكما            له بما للنعت ذي الفصل انتمى
204) وأعط لا مع همزة استفهام                     ما تستحق دون الاستفـهـام
205) وشاع في ذا الباب إسقاط الخبر              إذا المراد مع سقوطـه ظهر
ظن وأخواتها
206) انصب بفعل القلب جزأي ابتدا                أعني رأى خال علمت وجـدا
207) ظن حسـبت وزعمت مع عد                  حجـا درى وجعل اللذ كاعتقد
208) وهب تعلم والتي كصيرا                       أيضاً بها انصب مبتدا وخبـرا
209) وخص بالتعليق والإلغاء ما              من قبل هب والأمر هب قد ألزما
210) كذا تعلم ولغير الماض من                   سواهما اجعل كل مـا له زكـن
211) وجـوز الإلغاء لا في الابتدا                  وانو ضمير الشان أو لام ابتـدا
212) في موهم إلغاء ما تقـدمـا                       والتزم التعليق قبــل نفي مـا
213) وإن ولا لام ابتداء أو قسـم                      كذا والاستفـهـام ذاله انحتـم
214) لعلم عرفـان وظن تهـمه                               تعدية لـواحـد مـلتـزمـه
215) ولرأى الرؤيا انم ما لعلما                     طالب مفعولين من قبل انتمـى
216) ولا تـجـز هنا بلا دليل                              سـقوط مفعولين أو مـفعـول
217) وكتظن اجعل تقول إن ولي                         مستفهمـاً بـه ولـم ينفصـل
218) بغير ظرف أو كظرف أو عمل                 وإن ببعض ذي فصلت يحتـمل
219) وأجري القول كظن مطلقا                        عند سليم نحو قل ذا مشفـقـا
أعلم وأرى
220) إلى ثلاثة رأى وعـلمــا                          عـدوا إذا صارا أرى وأعلما
221) وما لمفعولي علمت مطلقا                          للثان والثالث أيضاً حققــا
222) وإن تعاديــا لواحد بلا                                  همز فلاثنين به توصــلا
223) والثان منهما كثان اثنى كسا                   فهـو به في كل حكم ذو ائتسا
224) وكأرى السابق نبا أخبرا                                 حدث أنبأ كـذلك خـبـرا
الفاعل
225) الفاعل الذي كمرفوعي أتى                       زيد منيراً وجهه نعم الفـتى
226) وبعد فعل فاعل فإن ظهر                              فهو وإلا فضمير اسـتتـر
227) وجرد الفعل إذا ما أسندا                          لاثنين أو جمع كفاز الشهدا
228) وقد يقال سعدا وسعدوا                              والفعل للظاهر بعد مسـند
229) ويرفع الفاعل فعل أضمـرا                        كمثل زيد في جواب من قرا
230) وتاء تأنيث تالي الماضي إذا                        كان لأنثى كأبت هند الأذى
231) وإنما تلزم الفعل مضمـر                                متصل أو مفهم ذات حـر
232) وقد يبيح الفصل ترك التاء في                   نحو أتى القاضي بنت الواقف
233) والحذف مع فصل بإلا فضلا                         كما زكا إلا فتاة ابن العلا
234) والحذف قد يأتي بلا فصل ومع               ضمير ذي المجاز في شعر وقع
235) والتاء مع جمع سوى السالم من                مذكر كالتاء مع إحدى اللبن
236) والحلف في نعم الفتاة استحستوا                    لأن قصد الجنس فيه بين
237) والأصل في الفاعل أن يتصلا                 والأصل في المفعول أن ينفصلا
238) وقد يجاء بخلاف الأصل                            وقد يجي المفعول قبل الفعـل
239) وأخر المفعول إن لبس حذر                    أو أضمر الفاعل غير منحصر
240) وما بإلا أو بإنما انحصـر                          أخر وقد يسبق إن قصـد ظهر
241) وشاع نحو خاف ربه عمر                          وشذ نحو زان نوره الشـجر
النائب عن الفاعل
242) ينوب مفعول به عن فاعل                                فيمـا له كـنيل خـير نائئل
243) فأول الفعل اضممن والمتصل                   بالآخر اكسر في مضي كوصل 
244) واجعله من مضارع منفتحا                            كيتحـي المقـول فيـه بتـحى
245) والثاني التالي تا المطاوعه                            كالأول اجعله بلا منـازعـه
246) وثالث الذي بهمز الوصل                               كالأول اجعلنه كـاستحــلي 
247) واكسر أو اشمم فاثلاثي أعل                        عيناً وضم جا كبوع فاحـتمـل
248) وإن بشكل خيف لبس يجتنب                           وما لباع قد يرى لنحو حـب
249) وما لفا باع لما العين تلـي                           في اختار وانقاد وشبه ينجلي
250) وقابل من ظرف أو من مصدر                            أو حرف جر بنيابه حـري
251) ولا ينوب بعض هذي إن وجد                           في اللفظ مفعول به وقد يرد
252) وباتفاق قد ينوب الثان من                              باب كسا فيما التباسـه أمـن
253) في باب ظن وأرى المنع اشتهر                       ولا أرى منعاً إذا القصد ظهر
254) وما سوى النائب مما علقا                               بالرافع والنصب له محقـقـا
اشتغال العامل عن المعمول
255) إن مضمر اسم سابق فعلا شغل                         عنه بنصب لفظه أو المحل
256) فالسابق انصبه بفعل اضمرا                              حتماً موافق  لما قد أظهرا
257) والنصب حتم إن تلا السابق ما                            يختص بالفعل كإن وحيثما
258) وإن تلا السابق ما بالابتدا                                 يختص فالرفع التزمه أبدا
259) كذا اذا الفعل تلا ما لم يرد                                 ما قبل معمولا لما بعد وجد
260) واختير نصب قبل فعل ذي طلب                             وبعد ما إيلاؤه الفعل غلب
261) وبعد عاطف بلا فصل على                                     معمول فعل مسـتقرأولا
262) وإن تلا المعطوف فعلاً مخبرا                           به عن اسم فاعطفن مـخيرا
263) والرفع في غير الذي مر رجح                          فما أبيح افعل ودع ما لم يبح
264) وفصل مشغول بحرف جر                                     أو بإضافة كوصلٍ يجري
265) وسو في ذا الباب وصفاً ذا عمل                         بالفعل إن لم يك مانع حصل
266) وعلقة حاصـلة بتابـع                                        كعـلقة بنفس الاسم الواقع
تعدي الفعل ولزومه
267) علامة الفعل المعدى أن تصل                          ها غير مصدر به نحو عـمل
268) فانصب به مفعوله إن لم ينب                          عن فاعل نحو تدبرت الـكتب
269) ولازم غير المعدى وحتـم                                 لزوم أفعال السجـايا كنهـم
270) كذا افعلل والمضاهي اقعنسسا                          وما اقتضى نظافة أو دنسـا
271) أو عرضاً أو طاوع المعدى                                    لواحـد كـمـده فـامـتـدا
272) وعـد لازماً بحرف جـر                                   وإن حذف فالنصب للمنـجر
273) نقــلاً وفي أن وأن يطرد                              مع أمن لبس كعجبت أن يدوا
274) والأصل سبق فاعل معنى كمن               من ألبسن من زار كم نسج اليمن
275) ويلزم الأصل لموجب عـرا                          وترك ذاك الأصل حتماً قد يرى
276) وحذف فضله أجز أن لم يضر                       كحذف ما سيق جواباً أو حصر
277) ويحذف الناصبها إن علما                                  وقد يكون حـذفه مـلتـزمـا
التنازع في العمل
278) إن عاملان اقتضيا في اسم عمل                       قبل فللواحد منهما الـعـمـل
279) والثان أولى عند أهل البصره                      واختار عكسـاً غيرهم ذا أسره
280) وأعمل المهمل في ضمير ما                            تنازعاه والتزم ما التـزمــا
281) كيحـسنان ويسيئ ابناكا                                    وقد بغى وعتديـا عـبداكـا
282) ولا تجئ مع أول قد أهـملا                                 بمضــر لغـير رفع أوهلا
283) بل حذفه الزم إن يكن غير خبر                        وأخرنه إن يكن هو الخبــر
284) وأظهر أن يكن ضمير خبـرا                                لغير مـا يطابق المفسرا
285) نحــو أظن ويظناني أخـا                              زيداً وعمـراً أخوين في الرخا
المفعول المطلق
286) المصدر اسم ما سوى الزمان من                  مدلولي الفعل كأمن من أمـن
287) بمثله أو فعل أو وصف نصب                            وكونه أصلاً لهذين انتخـب
288) توكيداً أو نوعاً يبين أو عدد                          كسرت سيرتين سير ذي رشد
289) وقد ينوب عنه ما عليه دل                               كجد كل الجد وافرح الجـذل
290) ومـا لتوكيد فوحد أبدا                                      وثن واجمع غـيره وأفـردا
291) وحـذف عامل المؤكد امتنع                                  وفي سـواه لدليل متسـع
292) والحـذف حـتم مع آت بدلا                                  من فـعله كندلاً اللذ كاندلا
293) وما لتـفصيل كإما مـنا                                        عـامله بحـذف حيـث عنا
294) كـذا مكرر وذو حصر ورد                                 نائب فعل لاسـم عين استند
295) ومنه ما يدعونه مؤكداً                                        لنفسـه أو غيره فالمبتـدا
296) نحو له عليّ ألف عـرفا                                   والثان كابني أنت حقاً صرفا
297) كذلك ذو التشبيه بعد جملة                                  كلي بكاً بكاء ذات عضــله
المفعول له
298) ينصب مفعولاً له المصدر إن                              أبان تعليلا كجـد شكراً ودن
299) وهو بما يعمل فيه متحــد                                   وقتاً وفاعلاً وإن شرط فقد
300) فاجرره بالحرف وليس يمتنع                              مع الشـروط كلزهد ذا قنع

301) وقل إن يصحبها المــجرد                          والعكس في مصحوب أل وأنشدوا
302) ( لا أقعد الجبن عن الهيجاء                              ولو توالت زمر الأعــداء)
المفعول فيه وهو المسمى ظرفاً
303) الظرف وقت أو مكان ضمنا                              في باطراد كهنا امكث أزمنا
304) فانصبه بالواقع فيه مظهرا                                    كان وإلا فانـوه مقــدرا
305) وكل وقت فابل ذاك ومــا                                      يقبله المكان إلا مـبـهمـا
306) نحو الجهات والمقادير وما                        صيغ من الفعل كمرمى من رمى
307) وشرط كون ذا مقيسا أن يقع                       ظرفاً لما في أصله معه اجـتمع
308) وما يرى ظرفاً وغير ظرف                               فذاك ذو تصرف في العرف
309) وغير ذي التصرف الذي لزم                              ظرفية أو شبهها من الكلـم
310) وقد ينوب عن مكان مصدر                               وذاك في ظرف الزمان يكثر
المفعول معه
311) ينصب تالي الواو مفعولاً معه                     في نحو سيري والطريق مسرعة
312) بما من الفعل وشبهه سبق                       ذا النص لا بالواو في القول الأحق
313) وبعد ما استفهام او كيف نصب                      بفعل كون مضمر بعض العـرب
314) والعطف إن يمكن بلا ضعف أحق                والنصب مختار لدى ضعف النسق
315) والنصب إن لم يَجُزِ العطف يجب                       أو اعتقد إضمار عامـل نصـب
الاستثناء
316) مااستثنت إلا مع تمام ينتصب                               وبعد نفي أو كنفـي انتـخـب
317) إتباع ما اتصل وانصب ما انقطع                           وعن تميم فيــه إبدال وقـع
318) وغير نصب سابق في النفي قد                         يأتي ولكن نصبه اختر إن ورد
319) وإن يفرغ سـابق إلا لما                                      بعد يكن كما لـو الا عـدمـا
320) وألغ إلا ذات توكـيد كـلا                                   تمرر بهم إلا الفتى إلا العــلا
321) وإن تكرر لا لتوكيد فمـع                                   تفريـغ التأثيـر بالعامـل دع  
322) في واحد مما بإلا اسـتثني                               وليس عن نصب سـواه مـغني
323) ودون تفريغ مع التـقـدم                                نصب الجميـع احكم به والتـزم
324) وانصب لتأخير وجئ بواحد                                منها كمـا لو كان دون زائــد
325) كلم يفـوا إلا امرؤ إلا علي                              وحكمها في القصد حكـم الأول
326) واستثن مجروراً بغير معربا                                  بما لمـسـتثنى بإلا نـسـبـا
327) ولسوى سوى سواء اجعـلا                                على الأصح ما لغير جـعـلا
328) واسـتثن ناصباً بليس وخلا                                      وبعـدا وبيـكـون بـعـد لا
329) واجرر بسابقي يكون إن ترد                           وبعد ما انصب وانجرار قد يرد
330) وحيث جرا فهما حـرفان                                      كمـا هما إن نصبـا فعـلان
331) وكخـلا حاشا ولا تصحب ما                               وقيل حاش وحشا فاحفظهمـا
الحال
332) الحال وصف فضلة منتصب                                مفهـم في حال كفـرداً أذهب
333) وكونه متنقـلاً مـشتقـاً                                         يغلب لكن ليس مـسـتـحقـا
334) ويكثر الجمود في سعر وفي                                    مبـدي تأول بـلا تـكـلـف
335) كبعـه مداً بكذا يداً بيــد                                        وكـر زيـد أسـداً أى كأسـد
336) والحال إن عرف لفظاً فاعتقد                             تنكيره معنى كوحدك اجتـهـد
337) ومصـدر منكـر حـالاً يقع                                        بكثرة كـبـغتة زيـد طـلـع
338) ولم ينكر غالباً ذو الحال إن                               لم يتأخر أو يخـصص أو يبن
339) من بعد نفي أو مضاهيه كـلا                          يبغ امرؤ على امرئ مسـتسهلا
340) وسبق حال ما بحرف جر قد                                   أبوا ولا أمنعـه فـقـد ورد
341) ولا تجز حالاً من المضاف له                            إلا إذا اقتضى المضاف عمله
342) أو كان جزء ماله أضيفـا                                       أو مثـل جزئه فلا تحيـفـا
343) والحال إن ينصب بفعل صرفا                               أو صفة أشبهت المصـرفـا
344) فجائز تقديمه كمسرعـا                                       ذا راحل ومخلصاً زيد دعـا
345) وعامل ضمن معنى الفعل لا                                  حروفه مؤخراً لن يـعمـلا
346) كتلك ليت وكـان ونـدر                                      نحـو سعيد مستقراً في هجر
347) ونحـو زيد مفرداً أنفع من                               عمرو معاناً مستجازاً لن يهن
348) والحال قد يجيئ ذا تعدد                                       لمفرد فاعلـم وغير مفــرد
349) وعامل الحال بها قد أكدا                           في نحو لا تعث في الأرض مفسدا
350) وإن نؤكد جملة فمضمـر                                      عـاملها ولفظـهـا يـؤخــر
351) وموضع الحال تجيئ جمله                                  كجــاء زيد وهو ناوٍ رحـله
352) وذات بدء بمضـارع ثبت                               حوت ضميــراً ومن الواو خلت
353) وذات واو بعدها انو مبتدا                               له المضارع اجـعلن مـسـنـدا
354) وجملة الحال سوى ما قدما                               بواو أو بمضـمـر أو بـهـمـا
355) والحال قد يحذف ما فيها عمل                         وبعض ما يحذف ذكـره حـظـل
التمييز
356) اسم بمعنى من مبين نكره                              ينصب تمييزاً بمـا قـد فـسـره
357) كشبر ارضاً وقفيز برا                                       ومنوين عـــســـلا وتمـرا
358) وبعد ذي وشبهها أجرره إذا                                أضفتها كـمـد حنطـة غــذا
359) والنصب بعد ما أضيف وجبا                         إن كان مثل ملء الأرض ذهبا
360) والفاعل المعنى انصبن بأفعلا                            مفضـلاً كأنت أعلى منــزلا
361) وبعد كل ما اقتضى تعجبا                                   ميز كأكرم بـأبي بـكـر أبـا
362) واجرر بمن إن شئت غير ذي العدد                والفاعل المعنى كطب نفساً تفد
363) وعامل التمييز قدم مطلقا                            والفعل ذو التصريف نزرا سبقا
حرف الجر
364) هاك حروف الجر وهي من إلى                  حتى خلا حاشا عدا في عن على
365) مذ منذ رب اللام كي واو وتا                             والكاف والبا ولعـل ومـتـى
366) بالظاهر أخصص منذ  مذ وحتى                      والكاف والواو ورب والتــاء
367) واخصص بمذ ومنذ وقتاً وبرب                             منكـر والتـاء لـلـه ورب
368) وما رووا من نحو ربه فتى                                نزر كذا كـهـا ونحــوه أتى
369) بعض وبين وابتدئ في الأمكنه                        بمن وقد تأتي لبـدء الأزمـنه
370) وزِيْدَ في نفي وشبهه فجـر                                 نكرة كمـا لباغ مـن مـفـر
371) للانتها حتـى ولام وإلـى                                     ومن وباء يفـهـمـان بـدلا
372) واللام للملك وشبهــه وفي                                 تعدية أيضاً وتعـليل قـفـي
373) وزيد والظرفية استبن ببـا                                  وفي وقد يبينـان السـبـبـا
374) بالبا استعن وعد عوض ألصق                    ومثل مع ومن وعن بها انطق
375) على للاستعلا ومعنى في وعن                      بعن تجاوزا عنى من قد فطن
376) وقد تجي موضع بعد وعلى                           كما على موضع عن قد جعلا
377) شبه بكاف وبها التعليل قد                                  يعنى وزائداً لتـوكيـد ورد
378) واستعمل اسماً وكذا عن وعلى                      من أجل ذا عليهما من دخــلا
379) ومذ ومنذ اسمان حيث رفعا                            أو أوليا الفعل كجئث مذ دعا
380) وان يجرا في مضي فكمن                     هما وفي الحضور معنى في استبن
381) وبعد من وعن وباء زيد ما                              فلم يعق عن عمل قد علمـا
382) وزيد بعد رب والكاف فكف                                 وقد يليهما وجر لم يـكـف
383) وحذفت رب فجرت بعد بل                           وَالْفَا وبعد الواو شاع ذا العمل
384) وقد يجر بسوى رب لدى                                   حذف وبعضه يرى مطردا
الإضافة
385) نوناً تلي الإعراب أو تنوينا                           مما تضيف احذف كطور سينا
386) والثاني أجرر وانو من أوفي إذا                     لم يصلح إلا ذاك واللام خـذا
387) لما سوى ذينك واخصص أولا                        أو أعطه التعريف بالذي تـلا
388) وإن يشابه المضاف يفعـل                              وصفا فعن تنكيـره لا يعـزل
389) كرب راجينا عظيم الأمـل                                  مـروع القلب قليل الحيل
390) وذي الإضافة اسمها لفظيه                                وتلك محضـة ومـغـويـة
391) ووصل أل بذا المضاف مغتفر                   إن وصلت بالثان كالجعد الشعر
392) أو بالذي له أضيف الثاني                            كزيد الضارب رأس الجـاني
393) وكونها في الوصف كاف إن وقع                    مثنى أو جمعاً سبيله أتـبـع
394) وربما أكســب ثان أولا                                تأنيثاً ان كان لحذف مـوهلا
395) ولا يضاف اسم لما به اتحد                          مـعنى وأول موهماً إذا ورد 
396) وبعض الأسماء يضاف أبدا                         وبعض ذا قد يأت لفظاً مفردا
397) وبعض ما يضاف حتماً امتنع                       ايلاؤه اسماً ظاهراً حيث وقع
398) كوحد لبي وداولي سـعدي                                   وشـذ إيـلاء يـدي للبــي
399) وألزموا إضافة الى الجمل                             حيث واذ وان ينون يحتـمل
400) افراد إذ وما كإذ معنى كإذ                            أضف جوازاً نحو حين جانبذ

401) وابن أو أعرب ما كإذ قد أجريا                          واختر بنا متلو فعـل بنـيـا
402) وقبل فعل معرب أو مبتدا                               أعـرب ومن بنى فلن يفنـدا
403) وألزموا إذا إضافـة إلى                              جمل الأفعال كـهن إذا اعتلى
404) لمفهم اثنين معـرف بـلا                                   تفرق أضـيف كلتـا وكـلا
405) ولا تضف لمفرد معـرف                                  أبا وإن كـررتها فـأضـف
406) أو تنو الاجزا واخصصن بالمعرفه               موصولة أبا وبالعكس الصفه
407) وإن تكرر شرطاً أو استفهاما                          فمطلقاً كمل بهـا الكـلامـا
408) وألزموا اضافة لدن فجـر                            ونصب غدوة بها عنهم نـدر
409) ومع مع فيها قليل ونقل                                فتح وكسر لسكون يتصـل
410) واضمم بناء غير ان عدمت ما                      له أضيف ناوياً  مـا عـدمـا
411) قبل كغير بعد حسب أول                               ودون والجهات أيضاً وعـل
412) وأعربوا نصباً إذا ما نكرا                              قبلا وما من بعده قـد ذكـر
413) وما يلي المضاف يأتي خلفا                        عنه في الاعراب اذا ما حذفا
414) وربما جروا الذي أبقوا كما                            قد كان قبل حذف ما تقدمـا
415) لكن بشرط ان يكون ما حذف                         مماثلاً لما عليه قد عطـف
416) ويحذف الثاني فيبقى الأول                                   كحالـه اذا بـه يتـصـل
417) بشرط عطف وإضافة إلى                             مثـل الذي له أضفت الأولا
418) فصل مضاف شبه فعل ما نصب                 مفعولا او ظرفا أجز ولم يعب
419) فصـل يمين واضطراراً وجدا                           بأجنبي أو بنـعـت أو نـدا
المضاف إلى ياء المتكلم
420) آخـر ماأضيف لليا اكسر اذا                            لم يك معتلا كـرام وقـذا
421) أويك كابنين وزيدين فـذي                        جميعها اليا بعد فتحها احتذي
422) وتدغم اليا فيه والواو وإن                       ما قبل واو ضم فاكسره يهن
423) والفاً سلم وفي المقصور عن                        هذيل انقلابها يـاء حسـن
إعمال المصدر
424) بفعله المصدر الحق في العمل                     مضافاً او مجرداً او مع أل
425) إن كان فعل مع أن أو ما يحل                      محله ولاسم مصدر عمـل
426) وبعد جره الذي أضيف لـه                           كمل بنصب أو برفع عمله
427) وجر ما يتبع ما جر ومن                      راعى في الاتباع المحل فحسن
إعمال اسم الفاعل
428) كفعله اسم فاعل في العمل                         إن كان عن مضيه بمعـزل
429) وولي استفهاماً أو حرف ندا                    أو نفياً او جا صفة أو مسندا
430) وقد يكون نعت محذوف عرف                    فيستحق العمل الذي وصف
431) وإن يكن صلة أل ففي المضى                     وغيره اعماله قد ارتـضى
432) فعال أو مفعال أو مفعـول                             في كثرة عن فاعل بديـل
433) فيستحق ماله من عـمـل                               وفي فعيل قل ذا وفـعـل
434) وما سوى المفرد مثله جعل                في الحكم والشروط حيثما عمل
435) وانصب بذي الإعمال تلواً واخفض          وهو لنصب ما سواه مقتضي
436) واجرر أو انصب تابع الذي انخفض         كمبتغي جاء ومالا من نهض
437) وكل ما قرر لاسم فاعل                         يعطى اسم مفعول بلا تفاضل
438) فهو كفعل صيغ للمفعول في                    معناه كالمعطى كفافاً يكتفـي
439) وقد يضاف ذا إلى اسم مرتفع              معنى كمحمود المقاصد الورع
أبنية المصادر
440) فعل قياس مصدر المعدى                             من ذي ثلاثة كـــرد ردا
441) وفعل اللازم بابه فعـل                                  كـفرح وكجوى وكشـلل
442) وفعل اللازم مثل قعـدا                                 له فعول باطــراد كـغـدا
443) ما لم يكن مستوجباً فعالا                            أو فعـلاناً فـادر أو فعـالا
444) فأول لذي امتناع كأبى                             والثان للـذي اقتضى تقلبـا
445) للدا فعال أو لصوت وشمل                      سيراً وصوتاً الفعيل كصهـل
446) فعولـة فعالـة لفعــلا                                 كســـهل الأمر وزيد جزلا
447) وما أتى مخالفاً لما مضى                         فبابه النقل كسخـط ورضـا
448) وغير ذي ثلاثة مقـيس                           مـصـدره كقـدس التقديس   
449) وزكه تزكية وأجـمـلا                                إجـمال من تجمـلا تجمـلا
450) واسـتعذ استعـاذة ثم أقم                            إقامة وغالبـاً ذا التـا لـزم
451) وما يلي الآخر مد وافتحا                     مع كسـر تلو الثان مما افتتحا
452) بهمز وصل كاصطفى وضم ما                    يربع في أمثال قد تـلمـلمـا
453) فعلال أو فعللة لفعــللا                            واجعل مقيساً ثانيــاً لا أولا
454) لفاعل الفعال والمـفاعله                       وغيـر ما مر السـماع عادله
455) وفَعلة لمرة كجلســه                                   وفِعلـة لهيـئة كـجلســه
456) في غير ذي الثلاث بالتا المره                     وشد فيـه هيئـة كالـخمـره
أبنية أسماء الفاعلين والمفعولين والصفات المشبهة بها
457) كفاعل صغ اسم فاعل إذا                          من ذي ثلاثة يكون كـغـذا
458) وهو قليل في فعلت وفعل                          غير معدى بل قياسه فعـل
459) وأفعلّ فعلان نحو أَشِرِ                           ونحو صديان ونحو الأجهر
460) وفعل أولى وفعيل بفعل                       كالضخم والجميل والفعل جمل
461) وأفعلّ فيه قليل وفـعـل                          وبسـوى الفاعـل قد يغنى فعل
462) وزنة المضارع اسم فاعل                   من غير ذي الثلاث كالمواصل
463) مع كسر متلو الأخير مطلقا                        وضم ميم زائد قد ســبـقـا
464) وإن فتحت منه ما كان انكسر             صار اسم مفعول كمثل المنتظر
465) وفي اسم مفعول الثلاثيّ اطرد                   زنة مفعول كـآت من قصـد
466) وناب نقلا عنه ذو فـعيـل                               نحو فتاة أو فتـى كـحيل
الصفة المثثشبهة باسم الفاعل
467) صفة استحسن جر فاعل                    معنى بها المشبهة اسم الفاعل
468) وصوغها من لازم لحاضر                      كطاهر القلب جميل الظاهـر
469) وعمل اسم فاعل المعدى                         لها على الحد الذي قد حـدا
470) وسبق  ما تعمل فيه مجتنب                          وكونه ذا سبـبـيـة وجب
471) فارفع بها وانصب وجر مع أل            ودون أل مصحوب أل وما اتصل
472) بها مضافاً أو مجردا ولا                  تجرر بها مع أل سما من أل خـلا
473) ومن إضافة لتاليها ومـا                         لم يخل فهـو بالجواز وسما
التعجب
474) بأفعل انطلق بعد ما تعجبا                      أو جئ بأَفْعِلْ قبل مجرور ببا
475) وتلو أفعل انصبه كمــا                            أوفى خليلنا وأصدق بهمـا
476) وحذف ما منه تعجبت استبح             إن كان عند الحذف معناه يضح
477) وفي كلا الفعلين قدما لزما                       منع تصرف بحكم حـتـمـا
478) وصغهما من ذي ثلاث صرفا                  قابل فضل ثم غير ذي انتفـا
479) وغير ذي وصف يضاهي أشهلا                  وغير سالك سـبيل فعــلا
480) وأَشْدِدْ أو أشد أو شبههمـا                 يخلف ما بعض الشروط عدما
481) ومصدر العادم بعد ينتصب                      وبعد أفعل جـره بالبـا يجب
482) وبالندور احكم لغير ما ذكر                  ولا تقس على الذي منه أثـر
483) وفعل هذا الباب لن يقدما                      معـمولـه ووصله به الزمـا
484) وفصله بظرف أو بحرف جر            مستعمل والخلف في ذاك استقر
نعم وبئس وما جرى مجراهما
485) فعلان غير متصرفيـن                          نعم وبئس رافعان اسـميـن
486) مقارني أل أو مضافين لما                    قارنها كنعم عقبى الكرامـا
487) ويرفعان مضمراً يفسره                         مميز كنعم قوما مـعشـره
488) وجمع تمييز وفاعل ظهر                      فيه خلاف عنهمُ قد اشتهـر
489) وما مميز وقيل فاعـل                        في نحو نعم ما يقول الفاضل
490) ويذكر المخصوص بعد مبتدا                  أو خبر اسم ليس يبدو أبدا
491) وإن يقدم مشعر به كفى                     كالعلم نعم المقتنى والمقتفى
492) وأحعل كبئس ساء واجعل فعلا               من ذي ثلاثة كنعم مسـجلا
493) ومثل نعم حبذا الفاعل ذا                         وان ترد ذما فقل لا حبـذا
494) وأول ذا المخصوص أيا كان لا             تعدل بذا فهو يضاهي المثلا
495) وما سوى ذا ارفع بحب أو فجر         بالبا ودون ذا انضمام الحا كثر
أفعال التفضيل
496) صغ من مصوغ منه للتعجب                 أفعل للتفضيل وأب اللذ أبي
497) وما به إلى تعجب وصـل                       لمانع به إلى التفضيل صل
498) وأفعل التفضيل صله أبدا                     تقديرا أولفظاً بمن ان جردا
499) وإن لمنكور يضف أو جردا                      أُلْزِمَ تذكيرا وأن يوحــدا
500) وتلو أل طبق وما لمعرفه           أضيف ذو وجهين عن ذي معرفه


501) هذا إذا نويت معنى من وإن              لم تنو فهو طبق ما بـه قـرن
502) وان تكن بتلو من مستفهما                    فلهما كــن أبـدا مـقـدمـا
503) كمثل ممن أنت خير ولدى                   إخبـار التـقـديم نـزراً وردا
504) ورفعه الظاهر نزر ومتى                     عاقب فعلا فكثيــراً ثـبـتـا
505) كلن ترى في الناس من رفيق          أولى به الفضل من الصــديق
النعت
506) يتبع في الإعراب الاسماء الأول         نعت وتوكيــد وعطف وبـدل
507) فالنعت تابع متم ما سبـق               بوسمه أو وسم ما به اعـتـلق
508) وليعط في التعريف والتنكير ما             لما تلا كامرر بقـوم كـرمـا
509) وهولدى التوحيد والتذكير أو           سواهما كالفعل فاقف مـا قفوا
510) وانعت بمشتق كصعب وذرب              وشبهـه كذا وذي والمنتسب
511) ونعتوا بجملة مـنـكـرا                         فأعطيت ما أعطيته خبــرا
512) وامنع هنا إيقاع ذات الطلب              وإن أتت فالقول أضمر تصب
513) ونعتوا بمصدر كثيــرا                        فالتزموا الإفراد والتذكيــرا
514) ونعت غير واحد اذا اختلف                    فعاطفاً فرقـه لا اذا ائتلف
515) ونعت معمولي وحيدي معنى                    وعمل اتبع بغير اسـتثنـا
516) وإن نعوت كثرت وقد تلت                          مفتقراً لذكــرهن أتبعت
517) واقطع أو اتبع ان يكن معينا               بدونها أو بعضها اقطع معلنا
518) وارفع أو انصب ان قطعت مضمرا            مبتدأ أو ناصبا لن يظهرا
519) وما من النعوت والنعت عقل                 يجوز حذفه وفي النعت يقل
التوكيد
520) بالنفس أو بالعين الاسم أكدا                   مع ضميـر طابق المؤكدا
521) واجمعهما بأفعل ان تبعا                        ما ليس واحداً تكن متبـعـا
522) وكلا اذكر في الشمول وكلا                 كلتا جميعا بالضمير موصلا
523) واستعملوا أيضاً ككل فاعله              من عم في التوكيد مثل النافله
524) وبعد كل اكدوا بأجمعهـا                         جمعاء أجمعـين ثم جمعـا 
525) ودون كل قد يجيئ أجمع                          جمعاء أجمعـون ثم جمع
526) وان يفد توكيد منكور قبل                  وعن نحاة البصرة المنع شمل
527) واغن بكلتا في مثنى وكلا                   عن وزن فعلاء ووزن أفعـلا
528) وان تؤكـد الضمير المتصل                 بالنفس والعين فبعد المنفصل
529) عنيت ذا الرفع وأكدوا بمـا                   سـواهما والقيد لن يلتزمـا  
530) وما من التوكيد لفظى يجي                   مكرراً كقولك ادرجي ادرجي
531) ولا تعد لفظ ضمير متصل                       إلا مع اللفظ الذي به وصل
532) كذا الحروف غيرها ما تحصلا                      به جواب كنعـم وكبـلـى
533) ومضمر الرفع الذي قد انفصل                      اكد به كل ضمير اتصل
العطف
534) العطف اما ذو بيان او نسق                 والغرض الآن بيان ما سبـق
535) فذو البيان تابع شبه الصفه                     حقيقة القصد بـه منكشفـه
536) فأولينه من وفـاق الأول                    ما من وفاق الأول النعت ولي
537) فـقـد يكونان منكريـن                                كـمـا يكونان مـعرفـين  
538) وصـالحـا لبدليـة يرى                      في غير نحو يا غلام يعمرا     
539) ونحو بشـر تابع البكري                          وليس أن يبدل بالمرضـي
عطف النسق
540) تال بحرف متبع عطف النسق             كاخصص بود وثناء من صدق
541) فالعطف مطلقاً بواو ثم فـا                    حتى أم او كفيك صدق ووفـا
542) وأتبعت لفظا فحسب بل ولا                    لكن كلم ببد امرؤ لكـن طـلا
543) فاعطف بواو سابقا أو لاحقا                في الحكم أو مصاحباً موافقـا
544) واخصص بها عطف الذي لا يغني          متبوعه كاصطف هذا وابني
545) والفاء للترتيب باتصـال                              وثم للترتيـب بانفصــال
546) واخصص بفاء عطف ما ليس صله        على الذي استقر أنه الصله
547) بعضا بحتى اعطف على كل ولا                   يكون إلا غاية الذي تلا
548) وأم بها اعطف إثر همز التسويه           أو همزة عن لفظ أي مغنيه
549) وربما اسقطت الهمزة إن                   كان خفا المعنى بحذفها امن
550) وبانقطاع وبمعنى بل وفت                      ان تك مما قيدت به خـلت
551) خير ابح قسم بأو وابهم                 واشكك واضراب بها ايضا نمى
552) وربما عاقبت الواو إذا                     لم يلف ذو النطق للبس منفذا
553) ومثل أو في القصد إما الثانيه              فى نحو إما ذي وإما النائية
554) واول لكن نفيا أو نهيا ولا                     نداءً او أمرا أو اثباتـاً تـلا 
555) وبل كلكن بعد مصحوبيها                       كلم أكن في مربع بل تيهـا
556) وانقل بها للثاني حكم الاول               في الخبر المثبت والامر الجلي
557) وان على ضمير رفع متصل           عطفت فافصل بالضمير المنفصل
558) أو فاصل ما وبلا فصل يرد                في النظم فاشيا وضعفه اعتقد
559) وعود خافض لدى عطف على               ضمير خفض لازما قد جعلا
560) وليس عندي لازما إذ قد أتى            في النظم والنشر الصحيح مثبتا
561) والفاء قد تحذف مع ما عطفت           والواو اذ لا لبس وهي انفردت
562) بعطف عامل مزال قد بقى                      معمـولـه دفعـا لوهـم اتقى
563) وحذف متبوع بدا هنا استبح              وعطفك الفعل على الفعل يصح
564) واعطف على اسم شبه فعل فعلا           وعكساً استعمل تجده سـهـلا
البدل
565) التابع المقصود بالحكم بلا                       واسطة هو المسمـى بـدلا
566) مطابقا او بعضا أو ما يشتمل                 عليه يلفى او كمعطوف ببل
567) وذا للاضراب اعز إن قصدا صحب            ودون قصد غلط به سـلب
568) كزره خالدا وقبله اليدا                         واعرفه حقه وخذ نبلا مدى
569) ومن ضمير الحاضر الظاهر لا                   تبدله الا ما احاطـة جـلا
570) أو اقتضى بعضا أو اشتمالا                       كإنك ابتهاجك استــمـالا
571) وبدل المضمن الهمـز يلي                    همزا كمن ذا أسعيد أم علي
572) وببدل الفعل من الفعل كمن                     يصل الينا يستعن بنا يعـن
النداء
573) وللمنادى الناء او كالناء يا                       وأي وآ كــذا أيا ثـم هـيـا
574) والهمز للداني ووا لمن ندب           أو يا وغير وا لدى اللبس اجتنب
575) وغير مندوب ومضمر وما                  جا مستغاثا قد يعرى فاعلـمـا
576) وذاك في اسم الجنس والمشار له        قل ومن يمنعه فانصر عــاذله
577) وابن المعرف المنادى المفردا             على الذي في رفعه قد عـهـدا
578) واتوا انضمام ما بنوا قبل الندا               وليجر مجرى ذي بناء جددا
579) والمفرد المنكور والمضافا                    وشبهـه انصب عادما خلافا
580) ونحو زيد ضم وافتحن من                        نحو أزيد بن سعيـد لاتهن
581) والضم ان لم يل الابن علما                      أو يل الابن علم قد حتـمـا
582) واضمم او انصب ما اضطرارا نونا             مما له استحقاق ضم بينا
583) وباضطرار خص جمع يا وأل                    إلا مع الله ومحكي الجمـل
584) والأكثر اللهم بالتـعـويض                         وشـذ يا اللهم في قريـض
فصل في تابع المنادي
585) تابع ذي الضم المضاف دون أل                 ألزمه نصباً كأزيد ذا الحيل
586) وما سواه ارفع او انصب واجعلا                        كمستقل نسقا وبـدلا
587) وان يكن مصحوب أل ما نسقا                    ففيه وجـهـان ورفع ينتقى
588) وأيها مصحوب أل بعد صفه                   يلزم بالرفع لدى ذي المعرفه
589) وأي هذا أيـهـا الذي ورد                          ووصف أي بسوى هذا يرد
590) وذو اشارة كأي في الصفه                      إن كان تركها يفيت المعرفه
591) في نحو سعد سعد الأوس ينتصب                 ثان وضم وافتح أولا تصب
المنادى المضاف إلى ياء المتكلم
592) واجعل منادى صح إن يضف ليا                   كعبد عبدى عبد عبدا عديا
593) وفتح او كسر وحذف اليا استمر              في يا ابن ام يا ابن عم لا مفر
594) وفي الندا ابت امت عرض               واكسراو فتح ومن اليا التا عوض
أسماء لازمت النداء
595) وقل بعض ما يخص بالندا                          لؤمان نومان كذا واطـردا
596) في سب الأنثى وزن يا خباث                        والأمر هكذا مـن الثلاثي
597) وشاع في سب الذكور فعل                      ولا تقس وجر في الشعر فل
الاستغاثة
598) إذا استغيث اسم منادى خفضا                   باللام مفتوحاً كيا للمرتضى
599) وافتح مع المعطوف إن كررت يا              وفي سوى ذلك بالكسر ائتيا
600) ولام ما استغيث عاقبت ألف                       ومثله اسم ذو تعجب ألـف

الندبة
601) ما للمنادى اجعل لمندوب وما                      نكر لم يندب ولا ما أبهمـا
602) ويندب الموصول بالذي اشتهر                   كبئر زمزم يلي وا من حفر
603) ومنتهى المندوب صله بالالف                    متلوها إن كان مثلها حذف
604) كذك تنوين الذي به كمــل                       من صلة أو غيرها نلت الأمل
605) والشكل حتما اوله مجانسا                        إن يكن الفتح بوهم لابســا
606) وواقفاً زد هاء سكت ان ترد                     وإن تشأ فالمد والهـا لا تزد
607) وقائل وا عــبديا وا عبدا                      من في الندا اليا ذا سكون أبدى
الترخيم
608) ترخيماً احذف آخر المنادى                      كيا سعا في من دعـا سـعـادا
609) وجوزنه مطلقا في كل ما                           أنث بالها والذي قد رخـمـا
610) بحذفها وفره بعد واحظلا                        ترخيم ما من هذه الها قد خلا
611) إلا الرباعي فما فوق العلم                          دون اضافة وإسـنـاد متـم
612) ومع الاخر احذف الذي تلا                          إن زيد لينا سـاكناً مكمـلا
613) أربعة فصاعداً والخلف في                            واو ياء بهمـا فنـح قــفي
614) والعجز احذف من مركب وقل                     ترخيم جملة وذا عمرو نقل
615) وإن نويت بعد حذف ما حذف                     فالباقيِ استعمل بما فيه الف
616) واجعله إن لم تنو محذوفاً كما                      لو كان بالآخر وضعا تمما
617) فقل على الأول في ثموديا                          ثمو ويا ثمي على الثاني بيا
618) والتزم الأول في كمسلمه                          وجوز الوجهين في كمسلمه
619) ولاضطرار رخموا دون ندا                            ما للندا يصلح نحو أحمـدا
الاختصاص
620) الاختصاص كنداء دون يا                              كأيـها الفتى بإثـر ارجونيـا
621) وقـد يرى ذا دون أي تلو أل                    كمثل نحن العرب أسخى من بذل
التحذير والإغراء
622) إياك والشر ونحوه نصب                                محذر بما اسـتتاره وجـب
623) ودون عطف ذا لإيا انسب وما                         سواه ستر فعله لن يـلزمـا
624) إلا مع العطف أو التكـرار                             كاضغم الضغم ياذا الساري
625) وشـذ إياي وإيـاه أشـذ                            وعن سبيل القصد من قاس انتبذ
626) وكمحذر بلا إيا اجـعـلا                                مـغرى به في كل ما قد فصلا
أسماء الأفعال والأصوات
627) ما ناب عن فعل كشتان وصه                         هو اسم فعل وكذا أوه ومـه
628) وما بمعنى افعل كآمين كثر                             وغيره كوي وهيهـات نزر
629) والفعل من أسمائه عليكا                                   وهكذا دونك مـع إلـيكـا
630) كذا رويد بله ناصـبين                                   ويعملان الخفض مصدرين
631) وما لما تنوب عنه من عمل                          لها وأخر ما الذي فيه العمل
632) واحكم بتنكير الذي ينون                                   منها وتعـريف سـواه بين
633) وما به خطوب ما لا يعقل                        من مشبه اسم الفعل صوتا يجعل
634) كذا الذي أجدى حكاية كقب                        والزم بنا النوعين فهو قد وجب
نونا التوكيد
635) للفعل توكيد بنونين هما                                  كنوني اذهبن واقصـدنـهـما
636) يؤكدان افعل ويفعل آتيا                                   ذا طلب او شرطا إما تـاليـا
637) أو مثبتا في قسم مستقبلا                                   وقل بعد ما ولـم وبـعـد لا
638) وغير إما من طوالب الجزا                               وآخر المؤكد افتح كابرزا
639) واشكله قبل مضمر لين بما                               جانس من تحرك قـد علما
640) والمضمر احذفنه إلا الألف                            وإن يكن في آخر الفعل ألف
641) فاجعله منه رافعا غير اليا                               والواو ياء كاسعين سـعيـا
642) واحذفه من رافع هاتين وفي                            واو ويا شكل مجانـس قـفي
643) نحو اخشين ياهند بالكسر ويا                   قوم اخشون واضمم وقس مسويا
644) ولم تقم خفيفة بعـد الألف                                   لكن شديدة وكســرها ألف
645) وألفا زد قبلهـا مـؤكـدا                                     فـعـلاً إلى نون الإناث أسندا
646) واحذف حفيفة لسكان ردف                                   وبعد غير فتحة إذا تـقـف
647) واردد إذا حذفتها في الوقف ما                       من أجلها في الوصل كان عدما
648) وأبدلنها بعـد فتح ألـفـا                                      وقفا كما تقول في قـفـن فقـا
ما لا ينصرف
649) الصرف تنوين أتى مبينا                                    معنى به يكون الاسـم أمكن
650) فألف التانيث مطلقا منع                                    صرف الذي حواه كيفما وقع
651) وزائد فعلان في وصفه سلم                                 من أن يرى بتاء تأنيث ختم
652) ووصف أصلي ووزن أفعلا                                    ممنوع تانيث بتا كأشـهـلا
653) وألغين عارض الوصفيـه                                      كأربع وعارض الاسـميـه
654) فالأدهم القيد لكونه وضع                                 في الأصل وصفا انصراف منع
655) وأُجْدِلَ وأُخْيِلَ وأفـعـى                                          مصروفة وقـد ينلـن المنعـا
656) ومنع عدل مع وصف معتبر                                  في لفـظ مثنى وثلاث وأخـر
657) ووزن مـثـنى وثلاث كهمـا                                      من واحد لأربـع فليعـلـمـا
658) وكن لجمع مشبه مفاعلا                                       أو المفـاعيل بمنـع كـافـلا
659) وذا اعتلال منه كالجواري                                    رفعا وجـرا أجـره كسـاري
660) ولـراويل بـهذا الجمـع                                           شـبه اقتفى عمـوم المـنـع
661) وإن به سـمى أو بما لحق                                      به فالانصراف منعه يحـق
662) والعلم امنع صرفه مركبا                                       تركيب مزج نحو معديكربا
663) كذلك حاوي زائدي فعلانا                                             كـغطفان وكـأصـبهـانا
664) كذا مؤنث بهاء مطلـقـا                                      وشـرط منع العار كونه ارتقى
665) فوق الثلاث أو كجور أو سقر                               أو زيد اسم امراة لا اسم ذكر
666) وجهان في العادم تذكيرا سبق                                  وعجمة كهـند والمنع أحق
667) والعجمي الوضع والتعريف مع                             زيد على الثلاث صرفه امتنع
668) كذالك ذو النون يخص الفعلا                                        أو غالب كأحـمـد ويعـلى
669) وما يصير علما من ذي ألف                                   زيدت لإلحاق فليس ينصرف
670) والعلم امنع صرفه إن عدلا                                           كفعل التوكيد أو كثـعـلا
671) والعدل والتعريف مانعا سحر                                      إذا به التعيين قصدا يعتبر
672) وابن على الكسر فعال علما                                         مؤنثا وهو نظير جشمـا
673) عند تميم واصرفن ما نكرا                                      من كل ما التعريف فيه أثرا
674) وما يكون منه منقوصا ففي                                         إعرابه نهج جوار يقتفي
675) ولاضطرار أو تناسب صرف                           ذو المنع والمصروف قد لا ينصرف
إعراب الفعل
676) ارفع مضارعاً إذا يجـرد                                            من ناصب وجازم كتسعـد
677) وبلن انصبه وكي كذا بأن                                      لا بعد علم والتى من بعد ظن
678) فانصب بها والرفع صحح واعتقد                                تخفيفا من أن فهـو مـطرد
679) وبعضهم أهمل أن حمـلا على                                 ما أختها حيث استحقت عملا
680) ونصبوا بإذن المستقبـلا                                       إن صدرت والفعل بعد موصلا
681) أو قبله اليمين وانصب وارفعا                                  إذا إذن من بعد عـطف وقعا
682) وبين لا ولام جر التــزم                                           إظهار أن ناصبة وإن عـدم
683) لا فأَنِ اعْمِلْ مظهرا او مضمرا                                  وبعد نفي كان حتما أضمرا
684) كذاك بعد أو إذا يصلح في                                    موضوعها حتى أو إلا أن خفي
685) وبعد حتى هكذا إضمار أن                                        حتم كجد حتى تسر ذا حـزن
686) وتلو حتى حالا او مؤولا                                         به ارفعن وانصب المستقبلا
687) وبعد فا جواب نفي أو طلب                                  محضين أن وسترها حتم نصب
688) والواو كالفا إن تفد مفهوم مع                                 كلا تكن جلدا وتظهر الجـزع
689) وبعد غير النفي جزما اعتمد                                 إن تسقط الفا والجزاء قد قصد
690) وشرط جزم بعد نهي إن تضع                                    إن قبل لا دون تخالف يقـع
691) والأمر إن كان بغير افعل فلا                                     تنصب جوابه وجزمه اقبلا
692) والفعل بعد الفا وفي الرجا نصب                             كنصب ما إلى التمني ينتسب
693) وإن على اسم خالص فعل عطف                               تنصبه إن ثابتا أو منحذف
694) وشذ حذف أن ونصب في سوى                            ما مر فاقبل منه ما عدل روى
عوامل الجزم
695) بلا ولام طالبا ضع جـزمـا                                            في الفعل هكذا بـلم ولما
696) واجزم بإن ومن وما ومهما                                           أي متى أيان أين إذمــا
697) وحيثما أنى وحرف إذ مـا                                          كان وباقي الادوات أسمـا
698) فعلين يقتضين شرط قدما                                         يتلو الجزاء وجوابا وسمـا
699) وماضين أو مضـارعين                                                تلفيهمـا أو مـتـخـالفين
700) وبعد ماض رفعك الجزا حسن                                      ورفعه بعد مضارع وهن


701) واقرن بفا حتما جوابا لو جعل                                شرطا لإن أو غيرها لم ينجعل
702) وتخلف الفاء إذا المفاجـأه                                          كإن تجـد اذا لـنـا مـكافأه
703) والفعل من بعد الجزا ان يقترن                                  بالفا أو الواو بتثليث فمـن
704) وجزم أو نصب لفعل إثر فا                                      أو واو إن بالجملتين اكتـنـفا
705) والشرط يغني عن جواب قد علم                          والعكس قد يأتي إن المعنى فهم
706) واحذف لدى اجتماع شرط وقسم                                جواب ما اخترت فهو ملتزم
707) وإن تواليا وقبل ذى خبـر                                        فالشرط رجح مطلقا بلا حذر
708) وربما رجح بعد قسم                                                    شـرط بلا ذي خبـر مقدم
فصل في لو
709) لو حرف شرط في مضي ويقل                                       إيلاؤه مستقبـلا لـكن قبل
710) وهي في الاختصاص بالفعل كإن                                     لكنّ لو أنّ بها قد تقترن
711) وإن مضارع تلاها صرفا                                        إلى المضي نحو لو يفي كفى
أما ولولا ولوما
712) أما كهما يك من شيئ وفا                                             لتلو تلوها وجـوباً ألـفـا
713) وحذف ذي الْفَا قل في نثر إذا                                       لـم يكن قول معها قد نبذا
714) لولا ولوما يلزمان الابتدا                                             إذا امتناعـا بوجود عقدا
715) وبهما التحضيض مز وهلا                                             ألا ألا وأولينها الفــعـلا
716) وقد يليها اسم بفعل مضمر                                              علق أو بظاهر مـؤخـر
الإخبار بالذي والألف واللام
717) ما قبل اخبر عنه بالذي خبر                                        عن الذي مبتدأ قبل استقر
718) وما سواهما فوسطه صله                                       عائدها خلف معطى التكمله
719) نحو الذي ضربته زيد فذا                                       ضربت زيداً كان فادر المأخذا
720) وبالذين والذين والتـي                                              اخبر مراعيا وفاق المـثبت
721) قبول تأخير وتعريف لما                                              أخبر عنه هاهنا قـد حتـما
722) كذا الغنى عنه بأجنبي أو                                       بمضمر شرط فراغ ما رعـوا
723) وأخبروا هنا بأل عن بعض ما                                      يكون فيه الفعل قـد تقدمـا
724) إن صح صـوغ صلة منه لأل                                كصـوغ واق من وقي الله البطل
725) وإن يكن ما رفعت صلة أل                                      ضمير غيرها أبين وانـفصـل
العدد
726) ثلاثة بالتاء قل للعشـره                                              في عـد ما آحاده مـذكـره
727) في الضد جرد والمميز اجرر                                    جمعا بلفظ قلة في الاكثــر  
728) ومائة والالف للفرد أضف                                       ومائة بالجمع نزرا قد ردف
729) وأحد اذكر وصلنه بعشر                                              مركبا قاصدا معدود ذكر
730) وقل لدى التانيث احدى عشره                                 والشين فيها عن تميم كسره
731) ومع غير أحـد وإحـدى                                            ما معهما فعلت فافعل قصدا
732) ولثلاثة وتـسعـة ومـا                                                  بينهما إن ركبا مـا قدمـا
733) وأول عشرة اثنتي وعشرا                                          اثني إذا أثنى تشا أو ذكرا
734) والبا لغير الرفع وارفع بالألف                              والفتح في جزأي سواهما ألف
735) وميز العشرين للتسـعينا                                                 بواحد كأربعين حـيـنـا
736) وميزوا مركبا بمثل مـا                                              ميز عشـرون فسوّينهمـا
737) وإن أضيف عدد مـركب                                             يبق البنا وعجز قد يعرب
738) وصغ من اثنين فما فوق إلى                                       عشرة كفاعل من فـعـلا
739) واخـتمه في التاتيث بالتا ومتى                                    ذكرت فاذكر فاعلا بغيرتا
740) وإن ترد بعض الذي منه بني                                     تضف إليه مثـل بعض بين
741) وإن ترد جعل الأقل مثل ما                                        فوق فحكم جاعل له احكما
742) وإن أردت مثل ثاني اثنين                                               مركـبا فجئ بـتـركبين
743) أو فاعـلا بحالتيه أضـف                                            إلى مـركب بما تنوي يفي
744) وشـاع الاستغنا بحادي عشرا                                    ونحوه وقبل عشرين اذكرا
745) وبابه الفاعل من لفظ العدد                                            بحالتيه قبل واو يعتـمـد
كم وكأين وكذا
746) ميز في الاستفهام كم بمثل ما                            ميزت عشرين ككم شخصا سما  
747) وأجز إن تجره من مضمرا                                    إن وليت كم خرف جر مظهرا
748) واستعملنها مخبرا كعشره                                         أو مـائة ككم رجال أو مره
749) ككم كأين وكذا وينتصب                                       تمييز ذين أو به صل من نصب
الحكاية
750) احك بأي ما لمنكور سـئل                                  عنه بها في الوقف أو حين تصل
751) ووقفاً احك ما لمنكور بمَنْ                                    والنـون حرك مطـلقا وأشبعـن
752) وقل منان ومنين بعد لـي                                          ألفــان بابنين وسـكن تعـدل
753) وقل لمن قال انت بنت منه                                     والنون قـبـل تا المثنى مسكنه
754) والفتح نزر وصل التا والألف                                       بمن بإثـر ذا بنسـوة كــلف
755) وقل منون ومنين مســكنا                                         إن قيل جـا قوم لـقوم فـطـنا
756) وإن تصل فلفظ من لا يختلف                                     ونادر منون في نظم عــرف
757) والعلم احكينه من بعـد من                                   إن عربت من عاطف بها اقترن
التأنيث
758) عـلامة التانيث تاء أوألف                                      وفي أسام قدروا التـا كالكتف
759) ويعرف التقدير بالضمير                                            ونحوه كالرد في التصـغير
760) ولا تلي فارقة فـعـولا                                            أصلا ولا المفعال والمفعـيلا
761) كذلك مفعـل وما تليـه                                            تا الفرق من ذي فشـذوذ فيه
762) ومن فعيل كقتيل إن تبع                                          موصـوفه غالبـا التـا تمتنع
763) وألف التانيث ذات قصر                                             وذات مـد نحو أنثى الغــر
764) والاشتهار في مباني الأولى                                      يبـديه وزن أربى والطـولى
765) ومرطى ووزن فعلى جمعا                                       أومصدرا أو صفـة كشـبعى
766) وكحبارى سـمهى سبطرى                                        ذكـرى وحثيثى مع الكفـرى
767) كذلك خليطى مع الشـقارى                                        واعـز لغير هذه اسـتندارا
768) لمدها فعـلاء أفـعـلاء                                                  مـثلـث العين وفـعـللاء
769) ثم فعـالا فـعللا فـاعولا                                                وفـاعـلاء فعليـا مفعولا
770) ومطلق العين فـعالا وكذا                                             مطلق فـاء فعـلاء أخـذا
المقصور والممدود
771) إذا اسم استوجب من قبل الطرف                             فتحا وكان ذا نظير كـالاسف
772) فلنظيره المعل الآخـر                                              ثـبوت قصر بقياس ظـاهر
773) كـفعل وفعل في جمع ما                                            كـفعلة وفعلة نحــو الدمى
774) وما اسـتحق قبل آخر ألف                                     فالمد في نظيره حتما عـرف
775) كمصـدر الفعل الذي قد بدئا                                  بهمز وصل كارعوى وكارتأى
776) والعادم النظير ذا قصر وذا                                       مـد بنقل كالحجـا وكالحـذا
777) وقصر ذي المد اضطرارا مجمع                                عليه والعكس بخلف يـقـع 
كيفية تثنية المقصور والممدود وجمعهما تصحيحاً
778) آخر مقصور تثنى اجعله يا                                       إن كان عن ثلاثة مـرتـقيا
779) كذا الذي اليا أصله نحو الفتى                                   والجـامد الذي أميل كمتـى
780) في غير ذا تقلب واواً الألف                                     وأولها ما كان قبل قد ألـف
781) وما كصحراء بـواو ثنيـا                                           ونحو علياء كساء وحيــا
782) بواو أو همـز وغير ما ذكر                                  صحح وما شذ على نقل قصر
783) واحذف من المقصور في جمع على                              حد المثنى مـا به تكمـلا
784) والفتح ابق مشعراً بما حذف                                      وإن جمعتـه بتـاء وألـف
785) فالألف اقبل قبلها في التثنيه                                    وتاء ذي التا ألزمن تنحـيه
786) والسالم العين الثلاثي اسما أئل                                إتـباع عين فاءه بما شـكل
787) إن ساكن العين مـؤنثا بدا                                        مخـتتما بالتاء أو مـجردا
788) وسكن التالي غير الفـتح أو                                  خففـه بالفتح فكلا قدر رووا
789) ومنعوا إتباع نحـو ذروه                                          وزية وشـذ كسـر جـروه 
790) ونادر أو ذو اضطراراً غير ما                                    قـدمتـه أو لأناس انتمـى
جمع التكسير
791) أفعلـة أفـعل ثم فعلـه                                                ثمت أفعـال جمـوع قلـه
792) وبعض ذي بكثرة وضعا يفي                                كأرجل والعكس جاء كالصفي
793) لفعل اسما صح عينا أفعل                                     وللرباعي اسما ايضا يجعـل
794) إن كان كالعناق والذراع في                                     مـد وتأنيث وعد الأحـرف
795) وغير ما أفعل فيه مـطرد                                     من الثلاثـي اسما بأفعال يرد
796) وغالبا اغناهم فـعـلان                                           في فعـل كقـولهم صـردان
797) في اسمٍ مذكـرٍ رباعي بمد                                         ثالثٌ أفعــلة عنهم اطـرد
798) وَالْزِمْهُ في فعال أو فعال                                      مصـاحبى تضعيف أو إعلالَ
799) فعل لنحو أحمـر وحـمرا                                           وفعـلة جمـعـا بنقل يدرى
800) وفـعـل لاسم رباعي بمد                                          قد زيد قبل لام إعلالاً فقــد

801) مالم يضاعف في الأعم ذو الألف                              وفعل جمعـا لفعـله عـرف
802) ونحو كبرى ولفعله فعـل                                       وقد يجيئ جمعـه على فعـل
803) في نحو رام ذو اطراد فعله                                     وشـاع نحو كامل وكمـلـه
804) فعلى لوصف كقتيل وزمـن                                        وهالك وميـت بـه قـمـن
805) لفعل اسما صح لاما فعلـه                                   والوضع في فعل وفعل قللـه
806) وفعل لفاعـل وفاعلـه                                         وَصْـفَيْنِ نحو عـاذل وعـاذله
807) ومثـله الفعال فيما ذكرا                                        وذان في المعل لامــاً نـدرا
808) فعل وفعلة فعال لهمـا                                          وقل فيما عينـه اليـا منهمـا
809) وفعل أيضا له فـعـال                                            مالم يكن في لامـه اعـتـلال
810) أو بك مضعفا ومثل فعل                                       ذو التا وفعل مع فعل فـاقـبل
811) وفي فعيل وصف فاعل ورد                                    كذاك في أنثـاه أيضـا اطـرد 
812) وشاع في وصف على فعلانا                                     أو انثييـه أو عـلى فعــلانا
813) ومثـله فعلانة والزمه في                                          نحــو طويل وطويلة تفـي
814) وبفعول فعل نحو كبــد                                              يخص غالبـا كـذاك يـطرد 
815) في فعل اسما مطلق الفا وفعل                                   له وللفعال فعـلان حــصل
816) وشاع في حوت وقاع مع ما                                  ضاهاهما وقل في غيرهـمـا
817) وفعلا اسما وفعيلا وفعـل                                      غير معـل العين فعلان شمل
818) ولكريم وبخيـل فـعـلا                                            كـذا لما ضاهاهما قـد جـعلا
819) وناب عنه افعـلاء في المعل                                  لامـاً ومضعف وغير ذاك قل
820) فواصل لفوعل وفـاعـل                                            وفـاعـلاء مع نحو كـاهـل
821) وحائض وصاهل وفـاعله                                   وشـذ في الفارس مع ما مائله
822) وبفعائل اجمعن فـعـاله                                           وشـبهـه ذا تـاء أو مـزاله
823) وبالفعالى والفعالى جـمعا                                صحراء والعذراء والقيس اتبعا
824) واجعل فعالي لغير ذي نسب                                   جـدد كالكرسى تتبع العـرب
825) وبفعالل وشـبهـه انطقـا                                    في جمع ما فوق الثلاثة ارتقى
826) من غير ماضى ومن خماسى                                  جرد الآخر انف بالـقـيـاس
827) والرابع الشبيه بالمزيد قـد                                    يحذف دون ما بـه ثم العـدد
828) وزائد العادي الرباعي احذفه ما                               لم يك لينا أثره اللذ خـتـمـا
829) والسين والتا من كمستعد أزل                                إذ بينا الجمع بقاهمـا مـخـل
830) والميم أولى من سواه بالبقا                                والهـمزة واليا مثله إن سبقـا
831) والباء لا الواو احذف وان جمت                             ما كحيزبون فهو حكم حتـمـا
832) وخيـروا في زائدى سـرندى                                      وكل مـا ضـاهاه كـالعلندى
التصغير
833) فعيـلا اجعل الثـلاثي إذا                                            صـغرته نحو قـذي في قـذا
834) فعيعل مع فعيعيل لمـا                                              فاق كجعل درهم دريـهـمـا
835) وما به لمنتهى الجمع وصل                                  به إلى أمثلة التصغير صـــل
836) وجائز تعويض يا قبل الطرف                          إن كان بعض الاسم فيهما انحذف
837) وحائد عن القياس كل ما                                   خالف في البابين حكما رسـمـا
838) لتلو يا التصغير من قبل علم                                  تأنيث أو مدته الفتح انـحـتـم
839) كذاك ما مدة أفعال سبق                                     أو مد سكران وما به التـحـق
840) وألف التأنيث حيث مدا                                               وتاؤه منفصـلين عــــدا
841) كــذا المزيد آخر للنسب                                         وعجــز المضاف والمركـب
842) وهكـذا زيادتا فعــلانا                                               من بعد أربع كـزعـفـرانـا
843) وقدر انفصال ما دل على                                        تثنية أو جمع تصحيح جــلا
844) وألف التانيث ذو القصر متى                                      زاد على أربعة لن يثبتـــا
845) وعند تصغير حبارى خير                                        بين الحبيرى فادر والحـبيـر
846) واردد لاصل ثانيا لينا قلب                                         فقيمة صـير قويمـة نصـب
847) وشذ في عيد عييد وحتم                                        للجمع من ذا ما لتصغير علم
848) والألف الثان المزيد يجعل                                      واواً كذا ما الأصل فيه يجهل
849) وكمل المنقوص في التصغير ما                                لم يحو غير التاء ثالثا كمــا
850) ومن بترخيم يصغر اكتفى                                      بالأصل كالعطيف يعني العطفا
851) اختم بتا التأنيث ما صغرت من                                       مؤنث عـار ثلاثي كسن
852) ما لم يكن بالتـا يرى ذا لبس                                          كشجــر وبـقر وخـمـس
853) وشـد ترك دون لبس وندر                                          لحاق تا فيما ثلاثيـا كـثـــر
854) وصغروا شذوذاً الذي التي                                     وذا مع الفـروع منهـا تا وتـي
النسب
855) ياء كيا الكرسي زادوا للنسب                                      وكل ما تليه كســره وجب
856) ومثله مما حواه احذف وتا                                             تأنيث أو مـدته لا تثبـتـا
857) وإن تكن تربع ذا ثان سكن                                       فقلبها واوا وحذفهـا حسـن
858) لشبهها الملحق والاصلي ما                                       لها وللأصلي قلب يعتـمـى
859) والألف الجـائز أربعا أزل                                      كذاك يا المنقوص خامساًعزل
860) والحذف في اليا رابعا أحق من                                     قلب وحتم قلب ثالثـا بعن
861) وأول ذا القلب انفتاحا وفعل                                         وفعل عينهما افتـح وفعل
862) وقـيل في المرمى مرموي                                     واختير في استعمالهم مرمي
863) ونحو حى فتح ثانيه يجب                                      واردده واوا انً يكن عنه قلب
864) وعلم التثنية احذف للنسب                                ومثل ذا في الجمع تصحيح وجب
865) وثالث من نحو طيب حذف                                           وشذ طائى مقولا بالالـف
866) وفعلي في فعيـلة الـترم                                                 وفـعلي في فـعلية حـتم
867) وألحقوا معل لام عـربا                                            من المثـالين بما التا أوليا
868) وتمموا ما كان كالطويله                                            وهكذا ما كان كـالجـليله
869) وهمز ذي مـد ينال في النسب                                    ما كان في تثنية له انتسب
870) وانسب لصدر جملة وصدر ما                                      ركب مزجـا ولثان تممـا
871) إضافة مبدوءة بابـن أو أب                                  أو ماله التعريف بالثاني وجب
872) فيمـا سوى هذا انسبن للأول                                 ما لم يخف لبس كعيد الأشهل
873) واجبر برد اللام ما منه حذف                                     جـوازاً إن لـم يك رده ألف
874) في جمعي التصحيح أو في التشبيه                              وحق مجبور بهذي توفيـه
875) وبأخ أخت وبابن بنتا                                            ألحق ويونس أبى حذف التـا
876) وضاعف الثاني من ثنائي                                           ثانيـه ذو لـين كـلا ولائي
877) وإن يكن كشبة ما الفا عدم                                        فجبره وفتح عينـه التـزم
878) والواحد اذكر ناسبا للجمع                                     إن لم يشابه واحدا بالوضع
879) ومع فاعل وفـعال فـعل                                         في نسب أغنى عن اليا فقبل
880) وغير ما أسلفته مقـررا                                         على الذي ينقل منه اقتصـر
الوقف
881) تنوينا اثر فتح اجـعل ألفا                                       وقفا وتلو غـير فتح احذفـا
882) واحذف لوقف في سوى اضطرار                         صلة غير الفتح في الإضمار
883) واشـتبهت إذا منونا نصب                                  فألفا في الوقف نونهـا قلـب 
884) وحذف يا المنقوص ذي التنوين ما                   لم ينصب أولى من ثبوت فاعلما
885) وغير ذي التنوين بالعكس وفي                            نحو مر لزوم رد اليا اقتـفي
886) وغيرها التانيث من محرك                                 سكنه أو قف رائـم التـحرك
887) أو أشمم الضمة أو قف مضعفا                         ما ليس همزا أو عليلا إن قفا
888) محركا وحركـات انـقــلا                                       لسـاكن تحريكـه لن يحظلا
889) ونقل فتح من سوى المهموز لا                                يراه بصري وكـوف نقـلا
890) والنقل إن يعدم نظير ممتنع                                وذاك في الهموز ليس يمتنع
891) في الوقف تا تانيث الاسم ها جعل                        إن لم يكن بساكن صح وصل
892) وقل ذا في جمع تصحيح وما                         ضاهى وغير ذين بالعكس انتمى
893) وقف بها السكت على الفعل المعل                        بحذف آخر كأعط من سـأل
894) وليس حتما في سوى ما كع أو                         كيع مجزوما فراع مـا رعـوا
895) وما في الاستفهام إن جرت حذف                        ألفها وأولهـا الهـا إن تـقف
896) وليس حتما في سوى ما انخفضا                   باسم كقولك اقتضاء ما اقتـضى
897) ووصل ذي الهاء أجز بكل ما                                   حـرك تحريك بنـاء لزمـا
898) ووصلها بغير تحـريك بنا                                  أديم شـذ في المدام اسـتحسنا
899) وربما أعطى لفظ الوصل ما                                للوقف نثرا وفشا منتـظـمـا
الإمالة
900) الألف المبدل من يا في طرف                          أمل كـذا الواقع منه اليا خلف

901) دون مزيد أو شــذوذ ولمـا                             تليه ها التأنيث ما الها عـدمـا
902) وهكذا بدل عين الفعـل إن                            يؤل إلى فلت كماضى خف ودن
903) كذاك تالي الياء والفصل اغتفر                       بحرف أو مع ها كجيبهــا أدر
904) كذاك ما يليه كسر أو يتلى                             تالى كسـر أو سكون قـد ولى
905) كسراً وفصل الها كلا فصل يعد                         فدرهمـاك من يمله لم يصـد
906) وحروف الاستعلا يكف مظهرا                        من كســر أو يا وكذا تكفّ را
907) إن كان ما يكف بعد متصل                          أو بعد حرف أو بحرفين فصل
908) كذا إذا قدم ما لـم ينكسـر                      أو يسكن اثر الكسر كالمطواع مر
909) وكف مســتعل ورا ينكف                                بكسـر را كغارما لا أجـفـو
910) ولا تمل لسـبب لم يتـصل                             والكف قد يوجبـه ما ينفـصـل
911) وقـد أمالوا لتناسـب بلا                                    داع سـواه كعمــادا وتـلا
912) ولا تمل مــا لم ينل تمكنا                              دون سـماع غيـرها وغيرنا
913) والفتح قبل الكسر راء في طرف                   أمل كللأيسر مل تكف الكلف
914) كذا الذي تليه ها التأنيث في                           وقف إذا ما كان غيـر ألـف
التصريف
915) حرف وشبهه من الصرف بري                     وما سواهما بتصريف حـري
916) وليس أدنى من ثلاثي يرى                           قابل تصريف سوى ما غيـرا
917) ومنتهى اسم خمس إن تجردا                         وإن يزد فيه فما سبعـا عـدا
918) وغير آخر الثلاثي افتح وضم                        واكسـر وزد تسكين ثانيه تعم
919) وفعل أهمل والكس بـقـل                               لقصـدهم تخصيص فعل بفعل
920) وافتح وضم واكسر الثاني من                         فعل ثلاثي وزد نحـو ضـمن
921) ومنتهـاء أربع إن جـردا                                 وإن يزد فيه فما سـتا عـدا
922) لاسم مجـرد رباع فعـلل                                         وفعـلل وفعـلل وفعــلل
923) ومع فعل فعلل وإن عـلا                                     فـمع فعـلل حـوى فعـللا
924) كـذا فعلل وفعـلل ومـا                                  غـابر للزيد أو النقص انتمى
925) والحرف إن يلزم فأصل والذي                       لا يلزم الزائـد مثل تا احتذي
926) بضمن فعل قابل الأصول في                             وزن وزائد بلفظه اكـتـفـي
927) وضاعف اللام إذا أصل بقي                             كـراء جعفر وقاف فســتـق
928) وإن يكن الزائد ضعف أصل                       فـاجعل له في الوزن ما بالأصل
929) واحكم بتأصيل حروف سمسم                          ونحـوه والخلف في كـلمـلـم
930) فـألف أكثر من أصـليـن                                   صــاحب زائد يغيــير مين
931) أليـا كذا والواو إن لم يقعا                             كمـا هما في بؤبؤ ووعـومـا
932) وهـكذا همز ومـيم سبقا                                      ثلاثة تأصيلهـا تـحـقـقــا
933) كذك همز آخر بعد ألف                                أكـثر من حـرفين لفظها ردف
934) والنون في الآخر كالهمز وفي                         نحو غـضنفر أصـالـة كفـي
935) والتـاء في التأنيث والمضارعه                   ونحو الاسـتفعال والمـطاوعه
936) والهـاء وقفا كلمه ولم تره                       واللام في الإشارة المشــتهره
937) وامنع زيادة بلا قـيد ثبت                               إن لم تبين حجـة كـحظـلت
فصل في زيادة همزة الوصل
938) للوصل همز سابق لا يثبت                           إلا إذا ابتدى به كاسـتثبـتـوا
939) وهولفعـل ماض احتوى على                         أكثر من اربعة نحو انجـلى
940) والأمـر والمصـدر منه وكذا                  أمر الثلاثي كاخش وامض وانفذا
941) وفي اسم است ابن ابنم سمع                       واثنين وامــرئ وتانيث تبـع
942) وايمن همـزأل كذا ويبـدل                           مـداً في الاستفهام أو يسـهـل
الإبدال
943) أحـرف الابدال هدأت موطيا                          فأبدل الهمزة مـن واو ويـا
944) آخـراً اثر ألف زيـد وفي                             فاعل ما أعل عينا ذا اقتـفـي
945) والمد زيد ثالثاً في الواحـد                          هـمزاً يرى في مثل كالقـلائد
946) كـذلك ثاني لينين اكتـفـا                                   مد مفـاعل كجمـع نيـفـا
947) وافنح ورد الهمز يا فيما أعل                      لا مـا وفي مثل هراوة جعـل
948) واوا وهمزاً أول الواوين رد                    في بدء غير شـبه ووفي الأشد
949) ومـدا ابدل ثاني الهمزين من                   كلمة إن يسكن كاثر وائتـمـن 
950) إن يفتح اثر ضم أو فتح قلب                      واوا وياء اثر كسـر يـنـقـلب
951) ذو الكسر مطلقا كذا وما يضم                  واوا اصـر ما لم يكن لفظا اتم
952) فذاك ياء مطلقا جـا وأؤم                           ونحـوه وجهين في ثانيـه أم
953) وياء اقلب ألفاً كســرا تلا                         أو ياء تصغير بواو ذا افعـلا
954) في آخر أو قبل تا التانيث أو                       زيادتي فعـلان ذا أيضا رأوا
955) في مصدر المعتل عينا والفعل                  منه صحيح غالبا نحو الحول 
956) وجمع ذي عين أصل أو سكن                فاحكم بذا الإعلال فيه حيث عن
957) وصححـوا فعلة في فعـل                          وجهـا والإعلال أولى كالحبل
958) والواو لا ما بعد فتح يا انقلب                     كالمعطيان يرضيان ووجـب
959) إبدال واو بعد ضم من ألف                         ويا كموقن بذا لها اعتـرف
960) وبكسر المضموم في جمع كما                     يقال هيم عند جمـع أهيـما
961) وواوا اثر الضم رد اليا متى                       ألقي لام فعل او من قبل تـا
962) كتـاء بان من رمى كمقدره                            كذا إذا كسبعـان صـيـره
963) وإن تكن عينا لفعلى وصفـا                       فذاك بالوجهين عنهم يلفـى
فصل
964) من لام فعلى اسما أتى الواو بدل                 يا كتقوى غالبا جاذا البـذل
965) بالعكس جاء لام فعلى وصفا                     وكون قصوى نادرا لا يخفى
فصل
966) إن يكن السابق من واو وياء                     واتصلا ومن عروض عـريا
967) فياء الواو اقلبن مدغـمـا                         وشـذ معطى غير ما قد رسما
968) من واو أو ياء بتحريك أصل                         ألفا ابدل بعد فتـح مـتصـل 
969) إن حرك التالي وإن سكن كف                  إعلال غير اللام وهي لا يكف
970) إعلالها بساكن غير ألـف                          أو ياء التشديد فيـهـا قد ألف
971) وصح عين فعل وفـعـلا                                   ذا افعال كأغـيـد واحـولا
972) وان بين تفاعل من افتعل                            والعين واو سلمت ولم تعـل
973) وإن لحرفين ذا الإعلال استحق                   صـحح أول وعكس قد يحق
974) وعين ما آخره قد زيد مـا                         يخص الاسم واجب أن يسلما
975) وقبل يا اقلب ميما النون إذا                         كان مسـكنا كمـن بت انبذا
فصل
976) لساكن صح انقل التحريك من                     ذى لين آت عين فعل كــأبن
977) ما لم يكن فعل تعـجب ولا                           كـابيض أو اهوى بلام عللا
978) ومثل فعل في ذا الاعلال اسم                      ضـاهى مضارعاً وفيه وسمُ
979) ومفعل صحح كالمفـعـال                               وألف الإفعال واسـتفعــال
980) أزل لذا الإعلال والتا الزم عوض                 وحذفها بالنقل ربما عـرض
981) وما لافعال من الحذف ومن                         نقل فمفعول به أيضـا فمـن
982) نحو مبيع ومصون وندر               تصحيح ذي الواو وفي ذي اليا اشتهر
983) وصحح المفعول من نحو عدا                      واعلل ان لم تتحر الاجـودا
984) كذلك ذا وجهين جا المفعول من               ذي الواو لام جمع أو فرد يعن
985) وشـاع نحـو نُيَّم فى نُوَّم                                ونحـو نُيّام شــذوذه نـمي
فصل
986) ذو اللين فاتا في افتعال أبدلا                     وشـذ في ذي الهمز نحو ائتكلا
987) طاتا افتعال رد اثر مطبق                         في ادَّانَ وازدد وادكـر دالأ بقي
فصل
988) فأمر أو مضارع من كوعد                          احذف وفي كـعـدة ذاك اطرد
989) وحذف همز افعل استمر في                            مضـارع وينبني مـتـصف
990) ظلت وظلت في ظلت استعملا                      وقرن في اقررن وقـرن نقـلا
الإدغام
991) أول مثلين مـحـركين في                              كلمـة أدغم لا كمثـل صـفف
992) وذلـل وكلـل ولـبـب                                  ولا كجـسس ولا كاخصص أبي
993) ولا كـهـيلل وشذ في ألل                                    ونحـوه فـك بنـقل فـقبـل
994) وحيي افكك وادغم دون حذر                           كذلك نحـو تتجلى واســتتر
995) وما بتاءين ابتدى قد يقتصر                               فيـه عـلى تاكتين العبــر
996) وفك حيث مدغم فيه سكن                             لكونه بمضمر الرفـع اقترن
997) نحو حللت مـا حللته وفي                             جزم وشبه الجزم تخيير قفي
998) وفك وافعل قي التعجب التزم                        والتزم الإدغام أيضاً في هلم
999) وما بجمعه عنيت قد كـمل                         نظماً على جل المهمات اشتمل
1000) أحصى من الكفاية الخلاصة                     كما اقتضى غنى بلا خصاصه

1001) فأحمد الله مـصـلياً على                                   مـحمـد خيـر نبي أرسـلا
1002) وأله الغـر الكرام البرره                         وصـحبه المنتخبين الخـيره   

Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama

  MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU)   Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...