Rabu, 28 Desember 2016

Benarkah Sepulang Melaksanakan Ibadah Haji Tidak Boleh Keluar Selama 40 Hari ?

Sudah menjadi tradisi bertamu ke rumah mereka yang baru pulang dari tanah suci untuk mohon didoakan dan juga meminta cinderamata. Bahkan seringkali keluarga maupun tetangga mementingkan penyambutan dan berebut bersalaman lebih dahulu, dengan alasan tabarrukan do'a.<>Memang dianjurkan untuk meminta do’a kepada mereka yang baru datang dari haji. Bukan untuk meminta cindera mata. Sebagian orang menamakan do’a orang yang baru pulang dari haji ini dengan sebutan do’a maghfiroh, yaitu do’a khusus meminta ampunan dari Allah swt atas segala dosa yang telah dilakukan.

Mereka yang baru datang dari tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji bagaikan seorang bayi yang baru dilahirkan, masih suci dari dosa-dosa.

Oleh karena itu, do’a dan permohonannya memiliki nilai lebih. Karena kesuciannya itulah posisinya dianggap lebih dekat kepada Allah. Dan diharapkan do’a-do’anya akan terkabulkan.
Sebagain ulama berkata bahwa kondisi tersebut (kemakbulan do’a) dapat bertahan sebelum orang tersebut masuk ke dalam rumahnya. Namun ada yang mengatakan kondisi tersebut akan bertahan hingga empat puluh hari.

 Hasyiyah Jamal

وفيه أيضا ما نصه ويندب للحاج الدعاء لغيره بالمغفرة وإن لم يسأله ولغيره سؤله الدعاء بها وفي الحديث " إذا لقيت الحاج فسلم عليه وصافحه ومره أن يدعو لك فإنه مغفور له " قال العلامة المناوي ظاهره أن طلب الإستغفار منه مؤقت بما قبل الدخول فإن دخل فات لكن ذكر بعضهم أنه يمتد أربعين يوما من مقدمه وفي الإحياء عن عمر رضي الله عنه أن ذلك يمتد بقية الحجة والمحرم و صفر و عشرين يوما من ربيع الأول وعليه فينزل الحديث على الأولية فالأولى طلب ذلك منه حال دخوله فلعله يخلط أو يلهو انتهى والله أعلم بالصواب. حاشية الجمل ٢/٥٥٤

… dan dianjurkan (disunnahkan) bagi para haji untuk memohonkan ampun (do’a maghfiroh) kepada orang lain, walaupun mereka tidak memintanya. Demikian pula bagi mereka (yang tidak berangkat haji) agar meminta untuk dido’akan. Hal ini berdasar pada hadits Rasulullah saw “apabila kalian berjumpa dengan haji (orang yang pulang dari melaksanakan ibadah haji) maka salamilah dia dan jabatlah tangannya dan mintalah agar didoakan olehnya, karena doanya akan mengampunimu” Al-allamah al-Munawi berkata bahwa permitaan doa kepada haji ini sebaiknya dilakukan selama haji itu belum memasuki rumah.
Tetapi sebagian ulama mengatakan bahwa permintaan do’a ini dapat dilakukan hingga 40 hari sepulangnya dari rumah. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin diterangkan berdasakan cerita dari sahabat Umar ra. Keadaan ini dapat diberlangsungkan hingga akhir bulan Dzulhijjah, Muharram dan dua puluh hari Rabiul Awwal. 

Ihya` 'Ulumuddin

وقال عمر رضي الله عنه: الحاج مغفور له ولمن يستغفر له في شهر ذي الحجة والمحرم وصفر وعشرين من ربيع الأول وقد كان من سنة السلف رضي الله عنهم أن يشيعوا الغزاة وأن يستقبلوا الحاج ويقبلوا بين أعينهم ويسألوهم الدعاء ويبادرون ذلك قبل أن يتدنسوا بالآثام.  إحياء علوم الدين

  Bughiyatul Mustarsyidin


ظاهر قوله عليه الصلاة والسلام "اللهم اغفر للحاج " الخ، أنه المتلبس بالحج لا من انقضى حجه لكن ورد أيضا أنه يغفر له ولمن استغفر له بقية ذي الحجة والمحرم و صفر و عشرا من ربيع الأول، و في رواية يستجاب له من دخول مكة إلى رجوعه إلى أهله و فضل أربعين يوما، فالمختار طلب الدعاء منه كما عليه السلف إلى أربعين، و أولى منه أن يكون قبل دخول داره، فلو لم يدخل إلا بعد سنين استمر الحكم.
بغية المسترشدين : ص : ١٤٤

Wallahu a'lam


Sumber
1.  http://www.nu.or.id/post/read/40502/40-hari-do039a-makbul-sepulang-haji
2. http://www.piss-ktb.com/2014/02/2939-keutamaan-orang-yang-baru-datang.html

Senin, 19 Desember 2016

Agama adalah Nasihat / komitmen ( الدين النصيحة )



Al- haditsa (اى تمم الحديث) dan seterusnya ...

دليل الفالحين ج ٢ ص ٤٦٢
ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﻗﺎﻝ: اﻟﺪﻳﻦ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ) ﺃﻱ: ﻫﻲ ﻋﻤﺎﺩ اﻟﺪﻳﻦ ﻭﻗﻮاﻣﻪ ﻛﻘﻮﻟﻪ اﻟﺤﺞ ﻋﺮﻓﺔ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ اﻟﺤﺼﺮ اﻟﻤﺠﺎﺯﻱ ﺩﻭﻥ اﻟﺤﻘﻴﻘﻲ: ﺃﻱ ﺇﻧﻪ ﺃﺭﻳﺪ اﻟﻤﺒﺎﻟﻐﺔ ﻓﻲ ﻣﺪﺡ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ ﺣﺘﻰ ﺟﻌﻠﺖ ﻛﻞ اﻟﺪﻳﻦ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ اﻟﺪﻳﻦ ﻣﺸﺘﻤﻼ ﻋﻠﻰ ﺧﺼﺎﻝ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻏﻴﺮﻫﺎ (ﻗﻠﻨﺎ ﻟﻤﻦ؟) ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻨﻪ ﻣﺮاﺟﻌﺔ اﻟﻤﺘﻌﻠﻢ ﻟﻠﻌﺎﻟﻢ ﻋﻨﺪ اﻹﺑﻬﺎﻡ ﻭاﻹﻟﺘﺒﺎﺱ

(ﻗﺎﻝ لله)
ﻗﺎﻝ اﻟﺨﻄﺎﺑﻲ: اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ ﺗﻨﺼﺮﻑ ﺇﻟﻰ اﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻪ، ﻭﻧﻔﻲ اﻟﺸﺮﻳﻚ ﻋﻨﻪ، ﻭﺗﺮﻙ اﻹﻟﺤﺎﺩ ﻓﻲ ﺻﻔﺎﺗﻪ ﻭﺃﺳﻤﺎﺋﻪ، ﻭﻭﺻﻔﻪ ﺑﺼﻔﺎﺕ اﻟﻜﻤﺎﻝ، ﻭﺗﻨﺰﻳﻬﻪ ﻋﻦ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﻨﻘﺎﺋﺺ، ﻭاﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﻄﺎﻋﺘﻪ ﻭاﺟﺘﻨﺎﺏ ﻣﻌﺼﻴﺘﻪ. ﻭاﻟﺤﺐ ﻓﻴﻪ ﻭاﻟﺒﻐﺾ ﻓﻴﻪ، ﻭﻣﻮاﻻﺓ ﻣﻦ ﺃﻃﺎﻋﻪ ﻭﻣﻌﺎﺩاﺓ ﻣﻦ ﻋﺼﺎﻩ، ﻭﺟﻬﺎﺩ ﻣﻦ ﻛﻔﺮ ﺑﻪ، ﻭاﻻﻋﺘﺮاﻑ ﺑﻨﻌﻤﻪ ﻭﺷﻜﺮﻩ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻭاﻹﺧﻼﺹ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ اﻷﻣﻮﺭ، ﻭاﻟﺪﻋﺎء ﺇﻟﻰ ﺟﻤﻴﻊ اﻷﻭﺻﺎﻑ اﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻭاﻟﺤﺚ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻭاﻹﺧﻼﺹ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ اﻷﻣﻮﺭ، ﻭاﻟﺪﻋﺎء ﺇﻟﻰ ﺟﻤﻴﻊ اﻷﻭﺻﺎﻑ اﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻭاﻟﺤﺚ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻭاﻟﺘﻠﻄﻒ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ﻭﻣﻦ ﺃﻣﻜﻦ ﻣﻨﻬﻢ ﻋﻠﻤﻬﺎ.
ﻗﺎﻝ اﻟﺨﻄﺎﺑﻲ: ﺣﻘﻴﻘﺔ ﻫﺬﻩ اﻷﻭﺻﺎﻑ ﺭاﺟﻌﺔ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﺒﺪ ﻓﻲ ﻧﺼﺤﻪ ﻧﻔﺴﻪ، ﻓﺎ ﻏﻨﻲ ﻋﻦ ﻧﺼﺢ اﻟﻨﺎﺻﺤﻴﻦ

(ﻭﻟﻜﺘﺎﺑﻪ) .
ﻗﺎﻝ اﻟﻌﻠﻤﺎء: اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ ﻟﻪ اﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﺄﻧﻪ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻠﻪ ﻭﺗﻨﺰﻳﻠﻪ، ﻻ ﻳﺸﺒﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ اﻟﺨﻠﻖ ﻭﻻ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ، ﺛﻢ ﺗﻌﻈﻴﻤﻪ ﻭﺗﻼﻭﺗﻪ ﺣﻖ ﺗﻼﻭﺗﻪ ﻭﺗﺤﺴﻴﻨﻬﺎ ﻭاﻟﺨﺸﻮﻉ ﻋﻨﺪﻫﺎ ﻭﺇﻗﺎﻣﺔ ﺣﺮﻭﻓﻪ ﻓﻲ اﻟﺘﻼﻭﺓ، ﻭاﻟﺬﺏ ﻋﻨﻪ ﻟﺘﺄﻭﻝ اﻟﻤﺤﺮﻓﻴﻦ، ﻭاﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﺑﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻭاﻟﻮﻗﻮﻑ ﻣﻊ ﺃﺣﻜﺎﻣﻪ، ﻭﺗﻔﻬﻢ ﻋﻠﻮﻣﻪ ﻭﺃﻣﺜﺎﻟﻪ، ﻭاﻻﻋﺘﻨﺎء ﺑﻤﻮاﻋﻈﻪ ﻭاﻟﺘﻔﻜﺮ ﻓﻲ ﻋﺠﺎﺋﺒﻪ، ﻭاﻟﻌﻤﻞ ﺑﻤﺤﻜﻤﻪ، ﻭاﻟﺘﺴﻠﻴﻢ ﻟﻤﺘﺸﺎﺑﻬﻪ، ﻭﻟﻠﺒﺤﺚ ﻋﻦ ﻋﻤﻮﻣﻪ ﻭﺧﺼﻮﺻﻪ ﻭﻧﺎﺳﺨﻪ ﻭﻣﻨﺴﻮﺧﻪ، ﻭﻧﺸﺮ ﻋﻠﻮﻣﻪ ﻭاﻟﺪﻋﺎء ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﻣﻦ ﻧﺼﻴﺤﺘﻪ

(ﻭﻟﺮﺳﻮﻟﻪ)
ﻭﻧﺼﻴﺤﺘﻪ: ﺗﺼﺪﻳﻘﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻭاﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻪ، ﻭﻃﺎﻋﺘﻪ ﻓﻲ ﺃﻭاﻣﺮﻩ ﻭﻧﻮاﻫﻴﻪ، ﻭﻧﺼﺮﺗﻪ ﺣﻴﺎ ﻭﻣﻴﺘﺎ، ﻭﻣﻌﺎﺩاﺓ ﻣﻦ ﻋﺎﺩاﻩ ﻭﻣﻮاﻻﺓ ﻣﻦ ﻭاﻻﻩ، ﻭﺇﻋﻈﺎﻡ ﺣﻘﻪ ﻭﺗﻮﻗﻴﺮﻩ، ﻭﺇﺣﻴﺎء ﻃﺮﻳﻘﺘﻪ ﻭﺳﻨﺘﻪ، ﻭﺑﺚ ﺩﻋﻮﺗﻪ ﻭﻧﺸﺮ ﺳﻨﺘﻪ، ﻭاﺳﺘﻔﺎﺩﺓ ﻋﻠﻮﻣﻬﺎ ﻭاﻟﺘﻔﻘﻪ ﻓﻲ ﻣﻌﺎﻧﻴﻬﺎ، ﻭاﻟﺪﻋﺎء ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻭاﻟﺘﻠﻄﻒ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﺎ ﻭﺇﻋﻈﺎﻣﻬﺎ ﻭﺇﺟﻼﻟﻬﺎ، ﻭاﻟﺘﺄﺩﺏ ﻋﻨﺪ ﻗﺮاءﺗﻬﺎ، ﻭاﻹﻣﺴﺎﻙ ﻋﻦ اﻟﻜﻼﻡ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﻐﻴﺮ ﻋﻠﻢ ﻭﺇﺟﻼﻝ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﻻﻧﺘﺴﺎﺑﻬﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﻭاﻟﺘﺨﻠﻖ ﺑﺄﺧﻼﻗﻪ ﻭاﻟﺘﺄﺩﺏ ﺑﺂﺩاﺑﻪ، ﻭﻣﺤﺒﺔ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ، ﻭﺑﻐﺾ ﺃﻫﻞ اﻟﺒﺪﻉ ﻓﻲ اﻟﺴﻨﺔ ﻭاﻟﻤﺘﻌﺮﺿﻴﻦ ﻷﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ

(ﻭﻷﺋﻤﺔ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ)
ﻭﻫﻲ ﺑﻤﻌﺎﻭﻧﺘﻬﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﺤﻖ ﻭﻃﺎﻋﺘﻬﻢ ﻭﺃﻣﺮﻫﻢ ﺑﻪ، ﻭﺗﻨﺒﻴﻬﻬﻢ ﻭﺗﺬﻛﻴﺮﻫﻢ ﺑﺮﻓﻖ ﻭﻟﻄﻒ، ﻭﺇﻋﻼﻣﻬﻢ ﺑﻤﺎ ﻏﻔﻠﻮا ﻋﻨﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺒﺎﻟﻐﻮا ﻣﻦ ﺣﻘﻮﻕ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻭﺗﺮﻙ اﻟﺨﺮﻭﺝ ﻋﻠﻴﻬﻢ، ﻭﺗﺄﻟﻒ ﻗﻠﻮﺏ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻟﻄﺎﻋﺘﻬﻢ، ﻭﺃﻻ ﻳﻐﺮﻭا ﺑﺎﻟﺜﻨﺎء اﻟﻜﺎﺫﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻳﺪﻋﻰ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﺼﻼﺡ، ﻫﺬا ﻛﻠﻪ ﺑﻨﺎء ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻤﺮاﺩ ﺑﻬﻢ اﻟﺨﻠﻔﺎء ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﻳﻘﻮﻡ ﺑﺄﻣﺮ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻭﻫﺬا ﻫﻮ اﻟﻤﺸﻬﻮﺭ، ﻭﺣﻜﺎﻩ اﻟﺨﻄﺎﺑﻲ.
ﺛﻢ ﻗﺎﻝ: ﻭﻗﺪ ﻳﺘﺄﻭﻝ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ اﻷﺋﻤﺔ اﻟﺬﻳﻦ ﻫﻢ ﻋﻠﻤﺎء اﻟﺪﻳﻦ، ﻭﻣﻦ ﻧﺼﻴﺤﺘﻬﻢ ﻗﺒﻮﻝ ﻣﺎ ﺭﻭﻭﻩ ﻭﺗﻘﻠﻴﺪﻫﻢ ﻓﻲ اﻷﺣﻜﺎﻡ ﻭﺇﺣﺴﺎﻥ اﻟﻈﻦ ﺑﻬﻢ

(ﻭﻋﺎﻣﺘﻬﻢ)
ﺃﻱ: ﻣﻦ ﻋﺪا ﻭﻻﺓ اﻷﻣﺮ ﻭﻧﺼﻴﺤﺘﻬﻢ ﺑﺈﺭﺷﺎﺩﻫﻢ ﻟﻤﺼﺎﻟﺤﻬﻢ ﻓﻲ ﺩﻧﻴﺎﻫﻢ ﻭﺃﺧﺮاﻫﻢ، ﻭﺇﻋﺎﻧﺘﻬﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﻘﻮﻝ ﻭاﻟﻔﻌﻞ، ﻭﺳﺘﺮ ﻋﻮﺭاﺗﻬﻢ ﻭﺳﺪ ﺧﻼﺗﻬﻢ، ﻭﺩﻓﻊ اﻟﻤﻀﺎﺭ ﻋﻨﻬﻢ ﻭﺟﻠﺐ اﻟﻤﻨﺎﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ، ﻭﺃﻣﺮﻫﻢ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﻧﻬﻴﻬﻢ ﻋﻦ اﻟﻤﻨﻜﺮ ﺑﺮﻓﻖ، ﻭﺃﻥ ﻳﺤﺐ ﻟﻬﻢ ﻣﺎ ﻳﺤﺐ ﻟﻨﻔﺴﻪ، ﻭﻳﺬﺏ ﻋﻦ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻭﺃﻣﻮاﻟﻬﻢ ﻭﺃﻋﺮاﺿﻬﻢ ﺑﺎﻟﻘﻮﻝ ﻭاﻟﻔﻌﻞ، ﻭﻳﺤﺜﻬﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺨﻠﻖ ﺑﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﻣﻦ ﺃﻧﻮاﻉ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ اﻟﺴﻠﻒ ﻣﻦ ﺗﺒﻠﻎ ﺑﻪ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ ﺇﻟﻰ اﻹﺿﺮاﺭ ﺑﺪﻧﻴﺎﻩ.
و الله أعلم.

Sabtu, 10 Desember 2016

SEPULUH (10) PERSAMAAN MUSIM SEMI DAN HARI KEBANGKITAN














Dalam sebuah hadits, Rosululllah SAW bersabda:
قال عليه الصلاة والسلام اذا رايتم الربيع فاذكروا النشور
artinya : Jika kalian melihat musim semi maka ingatlah akan hari kebangkitan (dari kubur).


Berikut sepuluh persamaan musim semi dan hari kebangkitan

1. Bahwa biji bijian dan tumbuh tumbuhan keluar/tumbuh dari bawah bumi pada saat musim semi, sebagaimana seluruh orang mati dan yang terpendam akan keluar saat hari kebangkitan, sebagaimana firman Allah : "Dan bumi mengeluarkan pendamannya".

2. Bahwa datangnya musim semi menjadi ketentraman dan kebahagiaan bagi sebagian manusia, dan menjadi sakit yang menyakitkan bagi sebagian yang lainnya, sebagaimana hari kebangkitan menjadi kebahagiaan bagi sebagian dan kegelisahan serta kebingungan bagi yang lainnya.

3. Bahwa orang yang mengkonsumsi makanan yang kering di musim dingin, ia akan mengalami sakit, borok dan bisul di musim semi karena bergeraknya darah dalam keringatnya. Demikian orang yang memakan makanan haram di dunia, maka ia akan di siksa , hina dan merugi di hari kebangkitan.

4. Bahwa kebanyakan/mayoritas manusia menanam dan bercocok serta menebar benih tanaman dimusim semi dengan segala usaha dan kepayahan namun kadang tanaman menjadi rusak dengan datangnya musim dingin dan musim panas, sebagaimana terjadi di hari kebangkitan dimana ketaatan sebagian manusia hanya menjadi debu yang beterbangan (tidak memperoleh ganjaran) karena terbakar panasnya ma'siyat dan dinginnya kekufuran dan riya`.

5. Bahwa manusia pada musim semi duduk duduk di pinggir sungai yang mengalir disamping perkebunan dan pertamanan ditemani orang yang dikasihi dan sanak kerabat, sebagaimana hari kebangkitan dikumpulkan orang orang yang ikhlas beserta orang orang yang sholeh.

6. Bahwa pada musim semi berhembus dua angin, angin syimal dan angin shoba, angin ini membawa kemanfaatan pada sebagian manusia namun menjadi kemadhoratan bagi sebagian yang lain, Sebagaimana terjadi di hari kebangkitan, angin kebahagian berhembus dan memberi kebahagiaan bagi yang berbahagia dan angin celaka berhembus membawa kecelakaan bagi orang yang celaka.

7. Bahwa sebagian pohon pada musim dingin menjadi kering dan rontok daunnya, dan pada musim hujan kembali tumbuh daun muda dan kembali menghijau, sebagaimana di hari kebangkitan, orang orang yang beribadah dan zuhud mereka mengenakan pakaian ketaatan dan dan ibadah, memakai mahkota dari kemuliaan dan mengenakan pakaian keagungan dan kemuliaan.

8. Bahwa tanaman ketika di tanam di musim semi,maka pemiliknya bahagia dengan tumbuhnya tanaman itu dimusim semi juga, siapa yang tidak menanam di masa itu ia akan menyesal, sebagaimana terjadi di hari kebangkitan tetkala hamba yang beribadah di muliakan dengan pahala dan ketaatan, maka menyesallah orang yang tidak menanam ketaatan dan ibadah (ketika di dunia).

9. Bahwa tanaman yang di tanam di musim gugur, maka akan tumbuh menjulang di musim hujan, sebagaimana di hari kebangkitan, jika di dunia beramal kebaikan, maka ia menemukan kebaikan di akhirat, demikian sebaliknya. Karena dunia adalah tempat menanam untuk akhirat.

10. Bahwa musim semi di bumi akan menampakkan beraneka macam bunga yang warna warni, dengan berbagai macam rupa, jenisnya dari yang berwarna merah,kuning,putih serta bunga berwarna hitam. Demikian di hari kebangkitan, akan tampak jelas keikhlasan, ketaqwakalan, kecintaan, ketakutan, kekufuran dan kemunafikan.
Wallahu a'lam

KITAB : TAFSIR SURAT YAASIIN, HALAMAN 10-11, Karya SYEIKH HAMAMY
Kitab ini khusus memberikan tafsir atas surat yaasiin saja, dari segi qiroat, i'rob, tafsir, kabar tarikh.

Rabu, 30 November 2016

IJAZAH SHALAWAT NARIYAH


IJAZAH SHALAWAT NARIYAH
------------------------------------------

Tata Cara Mengamalkan Shalawat Nariyah / Shalawat Munfarijah / Shalawat Kamilah.


I. Tawassul, yaitu:

بسم الله الرحمن الرحيم

1. الي حضرة النبي المصطفي سيدنا محمد صلي الله عليه و سلم و اله و صحبه و ازواجه و ذريته ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(1. Ilaa hadratin nabiyyil mushthafaa sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa aalihi wa shohbihi wa azwaajihi wa dzurriyyatih, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ........ ).

2. ثم الي ارواح جميع الخلفاء الراشدين ساداتنا ابي بكر و عمر و عثمان و علي و علي بقية اصحاب رسول الله اجمعين رضي الله عنهم ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(2. Tsumma ilaa arwaahi jamii'il khaliifatir roosyidiin saadaatinaa Abi Bakrin wa 'Umara wa 'Utsmaana wa 'Ali wa 'alaa baqiyyati ashhaabi rasuulillaahi ajma'iin radiyallaahu 'anhum, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
3. ثم الي ارواح جميع الاولياء من مشارق الارض الي مغاربها في برها و بحرها من يمينها الي شمالها خصوصا سلطان الاولياء القطب الرباني و العارف الصمداني سيدنا الشيخ محي الدين عبد القادر الجيلاني و الي ارواح الشيخ نووي بن عمر تنارا البنتاني و الشيخ محمد الطونسي و الامام القرطبي و الامام الدينوري و الحاجة مرتفعه بنت ابويا اسنوي ، شيئ لله لهم الفاتحة .......

(3. Tsumma ilaa arwaahi jamii'il awliyaa'i min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa fii barrihaa wa bahrihaa, miy yamiinihaa ilaa syimaalihaa, khushuushon sulthaanil awliyaa'i al-quthbir rabbaani wal 'aarifish shamadaani sayyidinasy Syaikh Muhyiddin Abdil Qadir Al-Jilani, wa ilaa arwaahi Syaikh Nawawi bin Umar Tanara Albantani, wasy Syaikh Muhammad At-Tunisi, wal Imam Al-Qurthubi, wal Imam Ad-Dainuri, wal Hajjah Murtafi'ah binti Abuya Asnawi, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
4. ثم الي من اجازني كيائي الحاج محمد طبري شاذلي و اصوله و فروعه شيئ لله لهم الفاتحة .......

(4. Tsumma ilaa man ajaazanii KH. Muhammad Thobary Syadzily wa ushuulihi wa furuu'ihi syai'ul lillaahi lahumul
faatihah ....... ).
5. ثم الي ارواح ابائنا و امهاتنا و اجدادنا و جداتنا و مشاييخنا و لجميع المسلمين و المسلمات الاحياء منهم و الاموات ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(5. Tsumma ilaa arwaahi aabaainaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa wa masyaayiikhinaa wa lijamii'il muslimiina was muslimaati al-ahya'i minhum wal amwaati, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).

II. Baca Shalawat Nariyah / Shalawat Munfarijah / Shalawat Kamilah: 40 x atau 100 x atau 310 x atau 4444 x

III. Do'a Shalawat Nariyah / Munfarijah / Kamilah. Dibaca 1 × atau 3 × atau 7 ×

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم بحق الصلاة الكاملة و بجاه سيدنا محمد صلي الله عليه و سلم و بكرامة الشيخ محمد الطونسي و بكرامة الامام القرطبي و بكرامة الامام الدينوري ، ارزقنا الهداية و التوفيف و الصحة و العافية و السلامة و البركة في الرزق و الملك و المال و النفس و الاهل و الاخوان بمحض فضلك و كرمك يا ارحم الراحمين . و صلي الله علي سيدنا محمد و علي اله و صحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين .
(Allaahumma bihaqqish shalaatil kaamilah wa bijaahi sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa bikaramati Asy-Syaikh Muhammad At-Tunisi wa bikaramati Al-Imam Al-Qurthubi wa bikaramati Al-Imam Ad-Dainuri. Urzuqnaa at-taufiiqa wal barakata wal hidaayata wash shihhata was salaamata wal 'aafiyata fir rizqi wal milki wal maali wan nafsi wal ahli wal ilhwaani bimahdhi fadlika wa karamika yaa arhamar raahimiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallama wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin).

Artinya:
------------
"Yaa Allah dengan sebab haq Shalawat Kamilah dan keagungan junjungan kami, Muhammad SAW, dan karamah Syeikh Muhammad At-Tunisi, karamah Al-Imam Al-Qurthubi, dan karamah Al-Imam Ad-Dinawari, berilah kami rizqi berupa hidayah & taufiq, sehat wal 'afiyat, keselamatan dan keberkahan di dalam rizqi, milik, harta, jiwa, keluarga dan saudara-saudara dengan murni anugerah dan kemuliaan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Penyayang dari semua para penyayang !!). Semoga rahmat dan keselamatan Allah dilimpahkan kepada junjungan kami, Muhammad, dan keluarga, beserta sahabat-sahabat beliau ! Segala puji bagi Allah, Penguasa semesta alam ).
أجزتكم صلاة النارية
(Saya ijazahkan kepada kalian "Shalawat An-Nariyah).

Post asal : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1268810859830205&set=a.545074935537138.1073741848.100001039095629&type=3&theater

Senin, 28 November 2016

YANG DIMAKSUD HADITS BERIKUT MENURUT AHLI TAFSIR


وَحَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا صِغَارَ الْأَعْيُنِ، ذُلْفَ الْآنُفِ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ". قَالَ سُفْيَانُ: هُمُ التُّرْكُ
telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dan Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian memerangi kaum yang bermata sipit dan berhidung pesek, seakan-akan muka mereka seperti tameng yang ditempa. Sufyan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Turki.
______________
1. Tafsir ibnu katsir , surat al-fath 16

وحدثنا أبي، حدثنا ابن أبي عمر، حدثنا سفيان عن ابن أبي خالد عن أبيه عن أبي هريرة رضي الله عنه في قوله تعالى: {سَتُدْعَوْنَ إِلَىٰ قَوْمٍ أُوْلِى بَأْسٍ شَدِيدٍ} قال: هم البارزون قال وحدثنا سفيان عن الزهري عن سعيد بن المسيب عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلّم قال: «لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوماً صغار الأعين ذلف الأنوف، كأن وجوههم المجان المطرقة») قال سفيان: هم الترك، قال ابن أبي عمر: وجدت في مكان آخر، حدثنا ابن أبي خالد عن أبيه قال: نزل علينا أبو هريرة رضي الله عنه ففسر قول رسول الله صلى الله عليه وسلّم: «تقاتلوا قوماً نعالهم الشعر» قال: هم البارزون يعني الأكراد، وقوله تعالى: {تُقَـٰتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَۖ} يعني شرع لكم جهادهم وقتالهم، فلا يزال ذلك مستمراً عليهم، ولكم النصرة عليهم أو يسلمون فيدخلون في دينكم بلا قتال بل باختيار.

2.Tafsir Surat Al-Fath, ayat 16-17

{قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الأعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَى قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ فَإِنْ تُطِيعُوا يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (16) لَيْسَ عَلَى الأعْمَى حَرَجٌ وَلا عَلَى الأعْرَجِ حَرَجٌ وَلا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَنْ يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا (17) }
Katakanlah kepada orang-orang Badui yang tertinggal, "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu), niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik; dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih.” Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang-orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan barang siapa yang berpaling, niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.
Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai kaum yang kaum muslim diseru untuk memerangi mereka yang mempunyai kekuatan yang besar, ada beberapa pendapat di kalangan mereka mengenainya.
Pendapat pertama mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Hawazin. Ini menurut riwayat Syu'bah, dari Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair, atau Ikrimah atau dari keduanya. Hasyim meriwayatkannya pula dari Abu Bisyr, dari keduanya. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah menurut riwayat yang bersumber darinya.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Saqif, ini menurut pendapat Ad-Dahhak.
Pendapat yang ketiga mengatakan bahwa mereka adalah Bani Hanifah, dan ini menurut Juwaibir. Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Muhammad ibnu Ishaq, dari Az-Zuhri; dan hal yang semisal telah diriwayatkan pula dari Sa'id dan Ikrimah.
Pendapat yang keempat mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Persia, ini menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas r.a. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Arha dan Ikrimah dalam salah satu riwayat yang bersumber darinya, Lain halnya dengan Ka'bul Ahbar, dia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Romawi. Dan menurut riwayat dari Ibnu Abu Laila dan Ata, dan Hasan serta Qatadah, mereka adalah orang-orang Persia dan orang-orang Romawi.
Diriwayatkan dari Mujahid bahwa mereka adalah para penganut agama Wasani (penyembah berhala). Diriwayatkan pula dari Mujahid bahwa mereka adalah kaum laki-laki yang memiliki kekuatan yang hebat, tetapi tidak ditentukan dari golongan mana mereka itu. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Juraij, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Ishaq Al-Qawariri, dari Ma'mar, dari Az-Zuhri sehubungan dengan firman-Nya: Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar. (Al-Fath: 16) Bahwa mereka itu masih belum tiba saatnya di waktu itu.
Telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dan Ibnu Abu Khalid, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar. (Al-Fath: 16) Bahwa mereka adalah kaum yang ahli dalam berperang.
Ibnu Abu Hatim mengatakan:
وَحَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا صِغَارَ الْأَعْيُنِ، ذُلْفَ الْآنُفِ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ". قَالَ سُفْيَانُ: هُمُ التُّرْكُ
telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dan Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian memerangi kaum yang bermata sipit dan berhidung pesek, seakan-akan muka mereka seperti tameng yang ditempa. Sufyan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Turki.

قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ: وَجَدْتُ فِي مَكَانٍ آخَرَ: ابْنُ أَبِي خَالِدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: نَزَلَ عَلَيْنَا أَبُو هُرَيْرَةَ فَفَسَّرَ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نِعَالُهُمُ الشَّعْر" قَالَ: هُمُ الْبَارِزُونَ، يَعْنِي الْأَكْرَادَ
Ibnu Abu Umar mengatakan, "Aku menjumpai di tempat lain disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Khalid, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Abu Hurairah r.a. singgah di tempat kami, lalu menafsirkan sabda Rasul Saw. yang menyebutkan: kalian akan memerangi kaum yang terompah mereka (terbuat dari) bulu'.” Abu Hurairah mengatakan bahwa mereka adalah kaum yang ahli berperang, yakni orang-orang Kurdi.
*******************
Firman Allah Swt.:
{تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ}
kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). (Al-Fath: 16)
Allah memerintahkan kepada kalian untuk berjihad dan berperang melawan mereka, dan peperangan dengan mereka masih terus-menerus berlangsung hingga kalian beroleh kemenangan atas mereka; atau mereka menyerah dan masuk Islam tanpa peperangan, melainkan dengan suka rela. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
{فَإِنْ تُطِيعُوا}
Maka jika kamu patuhi (ajakan itu). (Al-Fath: 16)
Yakni kamu penuhi dan kamu berangkat berjihad serta menunaikan kewajiban kalian dalam jihad itu.
{يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ}
niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu berpaling sebelumnya. (Al-Fath: 16)
Yaitu sebagaimana yang kamu lakukan di masa Perjanjian Hudaibiyah, ketika kamu diseru untuk berperang, lalu kamu tetap tinggal di tempatmu (tidak ikut).
{يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا}
niscaya Allah akan mengazab kamu dengan azab yang pedih. (Al-Fath: 16)
Kemudian Allah Swt. menyebutkan uzur yang membolehkan seseorang meninggalkan jihad, yang antara lain uzur yang bersifat tetap (seperti tuna netra) dan pincang yang tidak dapat disembuhkan. Dan uzur lainnya bersifat temporer, seperti sakit yang menyerang dalam beberapa hari. kemudian di hari yang lainnya hilang (sembuh). Maka di saat yang bersangkutan terserang penyakit ini, ia dikategorikan sama dengan orang-orang yang mempunyai uzur yang tetap sampai sembuh dari sakitnya.
Kemudian Allah Swt. berfirman, memberi semangat untuk berjihad dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya:
{وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَنْ يَتَوَلَّ}
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan barang siapa yang berpaling. (Al-Fath: 17)
Yakni membangkang, tidak mau berjihad, dan lebih memilih sibuk mencari upaya penghidupan.
{يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا}
niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. (Al-Fath: 17)
Yaitu di dunia dengan kehinaan, dan di akhirat dengan neraka; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

3. Musnad Imam Ahmad 3/416

(11022) ـ حدّثنا عبد الله ، حدَّثني أبي، حدثنا عمار بن محمد بن أخت سفيان الثوري ، عن الأعمش ، عن أبي صالح ، عن أبي سعيد الخدري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: «لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوماً صغار الأعين، عراض الوجوه، كأن أعينهم حدق الجراد، كأن وجوههم المجان المطرقة، ينتعلون الشعر، ويتخذون الدرق، حتى يربطوا خيولهم بالنخل».

4. Shohih Ibn Hiban 6/204-205

(6630) ـ أخبرنا عبد الله بن محمد الأزدي ، قال: حدثنا إسحاقُ بنُ إبراهيم ، قال: حَدَّثنا سفيانُ ، عن الزهريِّ ، عن سعيدِ بنِ المسيِّبِ عن أبي هُرَيْرَةَ ، عن النبيِّ قال : «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتُلُوا قَوْماً صِغَارَ الْأَعيُنِ، كأنَّ وُجُوهَهُمُ المَجَانُّ المُطْرَقَةُ». (3: 69)
(6633) ـ أخبرنا أحمدُ بنُ علي بنِ المُثَنَّى ، قال حدثنا محمدُ بنُ عبدِ الله بن نُمَير ، قال: حدثنا محمدُ بنُ أبي عُبَيْدَةَ بنِ معن ، عن أبيه، عن الأعمش ، عن أبي صالحٍ عن أبي سعيدٍ ، قال: قَالَ رسولُ اللَّهِ : «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقاتِلُوا قوماً صِغَارَ الْأَعْيُنِ، كأَنَّ أَعيُنَهُمْ حَدَقُ الجَرَادِ، عِرَاضُ الوُجُوهِ، كأَنَّ وُجُوهَهُمُ المَجَانُّ المُطْرَقَةُ، يَجِيئُونَ حَتَّى يَربِطُوا خُيولَهُمْ بالنَّخْلِ». (3: 69)

5. Sunan Ibnu Majah 2/1372- 1373

(4187) ـ حدّثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ . حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَـيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ ، عَنِ الأَعْرَجِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْماً صِغَارَ الأَعْيُنِ، ذُلْفَ الأُنُوفِ. كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ. وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْماً نِعَالُهُمُ الشَّعَرُ».
(4189) ـ حدّثنا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ . حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنِ الأَعْمَشِ ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْماً صِغَارَ الأَعْيُنِ، عِرَاضَ الْوُجُوهِ، كَأَنَّ أَعْيُنَهُمْ حَدَقُ الْجَرَادِ. كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ. يَنْتَعِلُونَ الشَّعَرَ وَيَتَّخِذُونَ الدَّرَقَ. يَرْبِطُونَ خَيْلَهُمْ بِالنَّخْلِ». بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

6. Mishbahu al Zujajah 2/317

(1457) ـ حدّثنا الحسن بن عرفة . ثنا عمار بن محمد عن الأعمش ، عن أبي صالح ، عن أبي سعيد الخدري ،؛ قال: قال رسول الله: «لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوماً صغار الأعين، عراض الوجوه، كأن أعينهم حدق الجراد. كأن وجوههم المجان المطرقة. ينتعلون الشعر ويتخذون الردق. يربطون خيلهم بالنخل». (9441) هذا إسناد حسن عمار بن محمد مختلف فيه رواه ابن حبان في صحيحيه من طريق الأعمش به، وله شاهد من حديث أبي هريرة رواه الأئمة الستة، ورواه البخاري وغيره من حديث عمرو بن تغلب.

7. Al faatiq

الذلف في الأنف: الشخوص في طرفه مع صغر الأرنبة؛ قال الزجاج: هو صغر الأنف، وضع جمع القلة موضع جمع الكثرة، ويحتمل أن يقللها لصغرها.

8. Lisanul Arob

وفـي الـحديث: لا تَقُومُ الساعةُ حتـى تُقاتِلُوا قوماً صِغَارَ الأَعْيُنِ ذُلْفَ الآنُفِ؛ الذِّلَفُ ، بالتـحريك: قصر الأَنف وانْبِطَاحُه، وقـيل: ارْتِفَاعُ طَرَفِهِ مع صغر أَرْنَبَتِهِ. والذُّلْفُ ، بسكون اللام: جمع أَذْلَف كأَحمر وحُمْرٍ، والآنُفُ: جمع قلة للأَنْف وُضِعَ مَوْضِع جمع الكثرة؛ قال ابن الأَثـير: ويحتمل أَنه قللها لصغرها.
---------
ذلف : الذلف - بالتحريك - : قصر الأنف وصغره ، وقيل : قصر القصبة وصغر الأرنبة ، وقيل : هو كالخنس ، وقيل : هو غلظ واستواء في طرف الأرنبة ، وقيل : هو كالهامة فيه ، ليس بحد غليظ وهو يعتري الملاحة ، وقيل : هو قصر في الأرنبة واستواء في القصبة من غير نتوء ، والفطس لصوق القصبة بالأنف مع ضخم الأرنبة ، ذلف ذلفا ؛ وقال أبو النجم :
للثم عندي بهجة ومزية وأحب بعض ملاحة الذلفاء
وفي الصحاح : هو صغر الأنف واستواء الأرنبة ، تقول : رجل أذلف بين الذلف ، وقد ذلف ، وامرأة ذلفاء من نسوة ذلف ومنه سميت المرأة ؛ قال الشاعر :
إنما الذلفاء ياقوتة أخرجت من كيس دهقان
وفي الحديث : لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوما صغار الأعين ذلف الآنف . الذلف - بالتحريك - : قصر الأنف وانبطاحه ، وقيل : ارتفاع طرفه مع صغر أرنبته . والذلف - بسكون اللام - : جمع أذلف كأحمر وحمر ، والآنف : جمع قلة للأنف وضع موضع جمع الكثرة ؛ قال ابن الأثير : ويحتمل أنه قللها لصغرها . والذلف كالدك من الرمال : وهو ما سهل منه ، والدك عن أبي حنيفة .
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php

8. Maroqoh almafatih

5411 - وعنه ، قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوما نعالهم الشعر ، وحتى تقاتلوا الترك صغار الأعين ، حمر الوجوه ، ذلف الأنوف كأن وجوههم المجان المطرقة " . متفق عليه .
الحاشية رقم: 1
5411 - ( وعنه ) أي : عن أبي هريرة - رضي الله عنه - ( قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم : " لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوما نعالهم الشعر ) : بفتحتين وسكون العين ، أي : من جلود مشعرة غير مدبوغة ، ( " وحتى تقاتلوا الترك " ) ، قال السدي : من الترك شرذمة يأجوج ومأجوج ، وعن قتادة أنهم كانوا اثنتين وعشرين قبيلة ، بنى ذو القرنين السد على إحدى وعشرين ، وبقيت واحدة ، وهي الترك ; سموا بذلك لأنهم تركوا خارجين ، ( " صغار الأعين " ) : بالنصب وهو من أمارات الحرص على أمتعة الدنيا صغيرها وحقيرها ، والبخل على نقيرها وقطميرها ، ( حمر الوجوه ) أي : من شدة حرارة باطنهم ، وغليان الغضب في أجوافهم ، ( ذلف الأنوف ) بضم الذال المعجمة أي : صغيرها ، فيكون كناية عن عدم شمومهم الحق ، أو عريضها فيدخل فيها الحق والباطل من غير تمييز لهم بينهما ، والأظهر أن معناه فطس الأنوف ، كما في الرواية الآتية جمع أفطس من الفطس بالتحريك ، وهو تطامن قصبة الأنف وانخفاضها وانتشارها ، فيرجع إلى معنى عريضها . وقال القاضي : ذلف جمع أذلف ، وهو الذي يكون أنفه صغيرا ، ويكون في طرفه غلظ . ( " كأن " ) : بتشديد النون ( " وجوههم المجان " ) : بفتح الميم وتشديد النون جمع المجن بكسر الميم ، وهو الترس ، ( " المطرقة " ) بضم الميم وفتح [ ص: 3408 ] الراء المخففة المجلدة طبقا فوق طبق ، وقيل : هي التي ألبست طراقا أي جلدا يغشاها ، وقيل : هي اسم مفعول من الإطراق ، وهو جعل الطراق بكسر الطاء أي : الجلد على وجه الترس ، اهـ . شبه وجوههم بالترس لتبسطها وتدويرها ، وبالمطرقة لغلظها وكثرة لحمها ، وفيه إشارة إلى أنهم لكبر وجوههم وإدارتها وكثرة لحمها ويبوستها أبوا الوجوه الطامعة في المال والأهل ، ليس فيها لينة الإنسانية ، ولا ملاءمة الإحسانية ، بل كأنهم نوع آخر من جنس الناس ينبغي أن يقال : إنهم نسناس ، ويكفي في ذمهم أنهم فضلة يأجوج ومأجوج ومن إخوانهم ، وأنموذج وعينة من أعيانهم ، فلا شك أنهم يكونون في غاية من الفساد ، ونهاية من الضرر للعباد والبلاد ، ولا أرانا الله وجوههم إلى يوم الميعاد .
قال القاضي - رحمه الله : وقد ورد ذلك في الحديث الذي بعده صفة لخوز وكرمان ، ولو لم يكن ذلك من بعض الرواة ، فلعل المراد بهما صفتان من الترك كأن أحد أصول أحدهما من خوز ، وأحد أصول الآخر من كرمان ، فسماهم الرسول - صلى الله تعالى عليه وسلم - باسمه ، وإن لم يشتهر عندنا ، كما نسبهم إلى قنطوراء ، وهي أمة كانت لإبراهيم - عليه الصلاة والسلام - ولعل المراد بالموعود في الحديث ما وقع في هذا العصر بين المسلمين والترك ، اهـ . والأقرب أنه إشارة إلى قضية جنكين ، وما وقع له من الفساد وخصوصا في بغداد ، والله رؤوف بالعباد . ( متفق عليه ) .
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php

BEBERAPA HADITS YANG SAMA

- Hadits Tirmidzi 2141

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ وَعَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ وَبُرَيْدَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ وَعَمْرِو بْنِ تَغْلِبَ وَمُعَاوِيَةَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Kiamat tak akan terjadi hingga kalian memerangi kaum bersandalkan rambut & kiamat tak akan terjadi hingga kalian memerangi kaum sepertinya wajah-wajah mereka perisai yg ditambal. Berkata Abu Isa: dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Buraidah, Abu Sa'id, 'Amru bin Taghlab & Mu'awiyah & hadits ini hasan shahih.
[HR. Tirmidzi No.2141].
[Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi] dan ' [Abdul Jabbar bin Al 'Alla'] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah], nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi hingga kalian memerangi kaum bersandalkan rambut dan kiamat tidak akan terjadi hingga kalian memerangi kaum sepertinya wajah-wajah mereka perisai yang ditambal." Berkata Abu Isa: dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Buraidah, Abu Sa'id, 'Amru bin Taghlab dan Mu'awiyah dan hadits ini hasan shahih.]

- Hadits Abudaud 3749

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ يَعْنِي الْإِسْكَنْدَرَانِيَّ عَنْ سُهَيْلٍ يَعْنِي ابْنَ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ يَلْبَسُونَ الشَّعْرَ
Kiamat tak akan terjadi hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turki, wajah mereka seperti perisai & mengenakan sandal dari rambut. [HR. Abudaud No.3749].
[Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] -maksudnya Ya'qub Al Iskandarani- dari [Suhail] -maksudnya Suhail bin Abu Shalih- dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turki, wajah mereka seperti perisai dan mengenakan sandal dari rambut."]

- Hadits Abudaud 3750

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَابْنُ السَّرْحِ وَغَيْرُهُمَا قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رِوَايَةً قَالَ ابْنُ السَّرْحِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا صِغَارَ الْأَعْيُنِ ذُلْفَ الْآنُفِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian memerangi kaum yg mengenakan sandal dari rambut, & tak akan terjadai hari kiamat hingga kalian memerangi suatu kaum yg matanya sipit, hidung pesek & wajah mereka seperti tameng untuk perang. [HR. Abudaud No.3750].
[Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Ibnu As Sarh] dan selain keduanya, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id Ibnul Musayyab] dari [Abu Hurairah] secara riwayat. Ibnu Suraih berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian memerangi kaum yang mengenakan sandal dari rambut, dan tidak akan terjadai hari kiamat hingga kalian memerangi suatu kaum yang matanya sipit, hidung pesek dan wajah mereka seperti tameng untuk perang."]

- Hadits Abudaud 3751

حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُسَافِرٍ التِّنِّيسِيُّ حَدَّثَنَا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا بَشِيرُ بْنُ الْمُهَاجِرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيثِ يُقَاتِلُكُمْ قَوْمٌ صِغَارُ الْأَعْيُنِ يَعْنِي التُّرْكَ قَالَ تَسُوقُونَهُمْ ثَلَاثَ مِرَارٍ حَتَّى تُلْحِقُوهُمْ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ فَأَمَّا فِي السِّيَاقَةِ الْأُولَى فَيَنْجُو مَنْ هَرَبَ مِنْهُمْ وَأَمَّا فِي الثَّانِيَةِ فَيَنْجُو بَعْضٌ وَيَهْلَكُ بَعْضٌ وَأَمَّا فِي الثَّالِثَةِ فَيُصْطَلَمُونَ أَوْ كَمَا قَالَ
Akan memerangi kalian suatu kaum yg mata mereka sipit -yakni bangsa Turki-', beliau bersabda:
Kalian akan menguasai mereka sebanyak tiga kali, sehingga kalian dapat menyusul mereka hingga jazirah arab. Pada kemenangan pertama orang-orang yg lari dari mereka selamat, pada kemenangan kedua sebagian dari mereka selamat & sebagian yg lain binasa, & pada kemenangan ketiga mereka menyerah total. ' Atau sebagaimana yg beliau sabdakan. [HR. Abudaud No.3751].
[Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Musafir At Tinnisi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Basyir Ibnul Muhajir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkenaan dengan hadits Nabi, 'Akan memerangi kalian suatu kaum yang mata mereka sipit -yakni bangsa Turki-', beliau bersabda: "Kalian akan menguasai mereka sebanyak tiga kali, sehingga kalian dapat menyusul mereka hingga jazirah arab. Pada kemenangan pertama orang-orang yang lari dari mereka selamat, pada kemenangan kedua sebagian dari mereka selamat dan sebagian yang lain binasa, dan pada kemenangan ketiga mereka menyerah total. ' Atau sebagaimana yang beliau sabdakan."]

- Hadits Bukhari 2710

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ قَالَ سَمِعْتُ الْحَسَنَ يَقُولُ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ تَغْلِبَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ تُقَاتِلُوا قَوْمًا يَنْتَعِلُونَ نِعَالَ الشَّعَرِ وَإِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ تُقَاتِلُوا قَوْمًا عِرَاضَ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Sesungguhnya diantara tanda-tanda (dekatnya) hari qiyamat adl kalian memerangi suatu kaum yg memakai sandal bulu. Dan sesungguhnya diantara tanda-tanda (dekatnya) hari qiyamat adl kalian memerangi suatu kaum yg berwajah lebar, seakan-akan wajah mereka seperti perisai yg melindungi (kulit) . [HR. Bukhari No.2710].
[Telah bercerita kepada kami [Abu An Nu'man] telah bercerita kepada kami [Jarir bin Hazim] berkata aku mendengar [Al Hasan] berkata telah bercerita kepada kami ['Amru bin Taghlab] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya diantara tanda-tanda (dekatnya) hari qiyamat adalah kalian memerangi suatu kaum yang memakai sandal bulu. Dan sesungguhnya diantara tanda-tanda (dekatnya) hari qiyamat adalah kalian memerangi suatu kaum yang berwajah lebar, seakan-akan wajah mereka seperti perisai yang melindungi (kulit) ".]

- Hadits Bukhari 2711

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ صَالِحٍ عَنْ الْأَعْرَجِ قَالَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا التُّرْكَ صِغَارَ الْأَعْيُنِ حُمْرَ الْوُجُوهِ ذُلْفَ الْأُنُوفِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ
Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi bangsa Turki yg bermata kecil, wajah kemerahan & hidungnya pesek. Wajah mereka seakan seperti perisai yg menutupi kulit. Dan tak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi kaum yg bersandal bulu. [HR. Bukhari No.2711].
[Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Ya'qub] telah bercerita kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Al A'raj] berkata, [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi bangsa Turki yang bermata kecil, wajah kemerahan dan hidungnya pesek. Wajah mereka seakan seperti perisai yang menutupi kulit. Dan tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi kaum yang bersandal bulu".]

9. Al-Bidayah wan Nihayah

فصل في الاخبار عن قتال الترك كما سنبينه إن شاء الله قال البخاري: ثنا أبو اليمان، أنا شعيب، ثنا أبو الزناد، عن الاعرج، عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوما نعالهم الشعر، وحتى تقاتلوا الترك صغار الاعين حمر الوجوه، ذلف الانوف، كأن وجوههم المجان المطرقة، وتجدون من خير الناس أشدهم كراهية لهذا الامر حتى يقع فيه، والناس معادن: خيارهم في الجاهلية خيارهم في الاسلام، وليأتين على أحدكم زمان لان يراني أحب إليه من أن يكون له مثل أهله وماله * تفرد به من هذا الوجه * ثم قال البخاري: ثنا يحيى، ثنا عبد الرزاق، عن معمر، عن همام، عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا خوزا وكرمان من الاعاجم، حمر الوجوه، فطس الانوف، صغار الاعين كأن وجوههم المجان المطرقة، نعالهم الشعر * تابعه غيره عن عبد الرزاق (1)، وقد ذكر عن الامام أحمد أنه قال: أخطأ عبد الرزاق في قوله: خوزا، بالخاء، وإنما هو بالجيم جوزا وكرمان، هما بلدان معروفان بالشرق، فالله أعلم * وقال الامام أحمد: حدثنا سفيان عن الزهري عن سعيد عن أبي هريرة فبلغ به النبي صلى الله عليه وسلم: لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوما كأن وجوههم المجان المطرقة، نعالهم الشعر * وقد رواه الجماعة إلا النسائي من حديث سفيان بن عيينة به * وقال البخاري (2): ثنا علي بن عبد الله، ثنا سفيان قال: قال إسماعيل: أخبرني قيس قال: أتينا أبا هريرة رضي الله عنه فقال: صحبت رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاث سنين لم أكن في سني أحرص على أن أعي الحديث مني فيهن، سمعته يقول: وقال هكذا بيده بين يدي الساعة تقاتلون قوما نعالهم الشعر * وهو هذا البارز، وقال سفيان مرة: وهم أهل البارز، وقد رواه مسلم عن أبي كريب، عن أبي أسامة ووكيع كلاهما عن إسماعيل بن أبي خالد عن قيس بن أبي
حازم عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا تقوم القيامة حتى تقاتلوا قوما نعالهم الشعر كأن
__________
(1) أخرجه البخاري في المناقب - علامات النبوة حديث 3587 - 3588 - 3589 - 3590 فتح الباري 6 / 604.
ورواه في الجهاد باب قتال الترك.
شرح المفردات: - ذلف الانوف: أي صغارها، والعرب تقول أملح النساء الذلف، وقيل الذلف الاستواء في طرف الانف، وقيل قصر الانف وانبطاحه، وقيل تشمير الانف عن الشفة العليا.
- خوز قوم من العجم، وقيل سموا خوزا نسبة إلى بلد من بلاد الاهواز وهي من عراق العجم.
وكرمان بلدة مشهورة من بلاد العجم بين خراسان وبحر الهند.
- وجوههم المجان المطرقة: قال البيضاوي شبه وجوههم بالترسة لبسطها وتدويرها وبالمطرقة لغلظها وكثرة لحمها.
(2) المصدر السابق حديث 3591 - البارز: قيل الاكراد، وقيل هي ناحية قريبة من كرمان بها جبال فيها أكراد.
http://islamport.com/w/tkh/Web/927/2312.htm

10. Tadzkiroh Imam Qurthuby

باب ما جاء في قتال الترك و صفتهم
البخاري [ عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم قال : لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا خوزا و كرمان من الأعاجم حمر الوجوه فطس الأنوف صغار الأعين وجوههم المجان المطرقة نعالهم الشعر ]
و خرج مسلم [ عن أبي هريرة أيضا قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم يقاتلون بين يدي الساعة قوما نعالهم الشعر كأن وجوههم المجان المطرقة حمر الوجوه صغار الأعين ذلف الأنوف ] و في رواية [ يلبسون الشعر و يمشون في الشعر ] خرجه البخاري و أبو داود و النسائي و ابن ماجه و الترمذي و غيرهم
و خرجه ابن ماجه [ عن أبي سعيد الخدري قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا قوما صغارا الأعين عراض الوجوه كأن أعينهم حدق الجراد و كأن وجوههم المجان المطرقة ينتعلون الشعور و يتخذون الدرق يربطون خيولهم بالنخيل ]
أبو داود [ عن عبد الله بن بريدة عن أبيه عن النبي صلى الله عليه و سلم في حديث يقاتلونكم قوم صغارا الأعين يعني الترك قال تسوقونهم ثلاث مرات حتى تلحقونهم بجزيرة العرب فأما في السياقة الأولى فينجوا منهم من هرب و أما في الثانية فينجو بعضهم و يهلك بعض و أما في الثالثة فيصطلمون ]
فصل
قوله : المجان المطرقة المجان جمع مجن و هو الترس و المطرقة هي التي قد عوليت بطراق و هو الجلد الذي يغشاه شبه وجوههم في عرضها و نتوء وجناتها بالترس و المطرقة قال معناه الخطابي و غيره و قيده القاضي عياض رحمه الله في كتاب مشارق الأنوار له فقال : الصواب فيه المطرقة بفتح الطاء و تشديد الراء
قاله الحافظ أبو الخطاب بن دحية قال لي شيخنا المحدث الكبير اللغوي النحوي أبو إسحاق الحمزي بل الصواب فيه المطرقة بسكون الطاء و فتح الراء أي التي أطرقت بالعقب أي ألبست حتى غلظت و كأنها ترس على ترس و منه طارقت النعل إذا ركبت جلدا على جلد و خرزته عليه
قال المؤلف رحمه الله تعالى : هذا معنى ما نقلناه عن الخطابي و قال أهل اللغة : و في الصحاح و المجان المطرقة التي يطرق بعضها على بعض كالنعل المطرقة المخصوفة يقال : أطرقت الجلد و العصب أي ألبسته و ترس مطرق و قولهم : نعالهم الشعر أي يصنعون من الشعر حبالا و يصنعون منها نعالا كما يصنعون منه ثيابا و يشهد بهذا قوله يلبسون الشعر و يمشون في الشعر هذا ظاهره و يحتمل أن يريد بذلك أن شعورهم كثيفة طويلة فهي إذا أسدلوها كاللباس و ذوائبها لوصولها إلى أرجلهم كالنعال و الأول أظهر
قال ابن دحية : إنما كان نعالهم من ضفائر الشعر أو من جلود مشعرة لما في بلادهم من الثلج العظيم الذي لا يكون في بلد كبلادهم و يكون من جلد الذئب و غيره و قوله : يلبسون الشعر فهو إشارة إلى الشرابيش التي يدار عليها بالقندس و القندس كلب الماء و هو من ذوات الشعر كالمعز و ذوات الصوف كالضأن و ذوات الوبر الإبل و قوله : ذلف الأنف أي غلاظها يقال : أنف أذلف إذا كان فيه غلظ و انبطاح و الذلف في اللغة تأخر الأرنبة و قيل تطامن فيها و قيل فطس الأنوف كما في حديث البخاري عن أبي هريرة فالحديث كالقرآن يفسر بعضه بعضا و يروى دلف الأنوف بالدال المهملة و المعجمة أكثر
قال الحافظ أبو الخطاب بن دحية رضي الله عنه : و خوزا قيدناه في صحيح البخاري و مسلم بالزاي و قيده الجرجاني في خور كورمان بالراء المهملة مضافا إلى كرمان و كذا صوبه الدارقطني بالراء المهملة مع الإضافة و حكاه عن الإمام أحمد بن حنبل و قال : إن غيره صحف فيه و قال غير الدارقطني إذا أضيف فبالراء المهلمة لا غير و إذا عطفته فبالزاي لا غير و يقال : إنهما جنسان
http://www.islamport.com/w/akh/Web/2811/252.htm

Wallahu a'lam

HIKMAH DAN NABI NABI YANG PERTAMA KALI MELAKUKAN SHOLAT




والحكمة فى تخصيص الصلوات الخمس باوقاتها وبعدد ركعاتها قال بعض الحكماء ، تختص كل صلاة من الخمس بالاوقات وبالعدد لتخصيص كل نبي صلاته بذلك

Adapun hikmah ditentukannya sholat lima waktu dengan waktu-waktunya (yang telah ditentukan) dan jumlah roka'atnya, maka berkata sebagian hukama`; "Setiap sholat yang lima waktu ditentukan waktu dan jumlahnya karena ditentukannya sholat tersebut bagi setiap nabi dengan adanya sebab musabab.

فاول من صلى الصبح آدم عليه السلام حين خرج من الجنة ورأي الظلمة فخاف خوفا شديدا فلما انشق الفجر صلى الركعتين ركعة للشكر على خلاصه من الظلمة وركعة للشكر على عود ضوء النهار.

Orang yang pertama kali Shalat shubuh adalah Nabi Adam as. pada waktu keluar dari surga dan ia melihat kegelapan malam maka ia amat merasa takut maka tetkala terbit fajar ia shalat dua rakaat , rakaat yang pertama karena bersyukur akan keselamatannya dari kegelapan. Dan seraka`atnya lagi karena bersyukur atas kembalinya terang benderang.

واول من صلى الظهر ابرهيم عليه السلام حين امره الله تعالى بذبح ولده اسمعيل ثم يذبح فدائه وذلك حين زوال الشمس فصلى اربع ركعات ركعة للشكر على الفداء وركعة للشكر على ذهاب حزنه على ولده وركعة لطلب رضا الله تعالى عليه وركعة لحصول النعمة وهي الكبش المنزل من الجنة وهو كبش هابيل
Dan orang yang pertama kali Shalat Zhuhur adalah Nabi Ibrahim as. pada waktu Allah memerintahkannya untuk menyembelih anaknya yang bernama ismail kemudian disembelihlah penggantinya bertepatan pada waktu Zawalnya/tergelincir matahari maka shalatlah ia sebanyak empat raka`at.
Rakaat yang pertama karena bersyukur atas pengganti anaknya, raka`at yang kedua karena bersyukur atas hilang kesedihannya pada anaknya, rakaat yang ketiga karena mengharap Ridho Allah Swt. Dan seraka`atnya lagi karena sampai pada ni`mat yang diberikan Allah yakni seekor kambing gibas yang diturunkan oleh malaikat dari surga dan itu kambing ialah kambing kepunyaan Habil bin Adam as.

واول من صلى العصر يونس عليه السلام حين اخرجه الله من بطن الحوت وهو مثل فرخ الطير الذى لا ريش فيه وقد كان فى اربع ظلمات ظلمة الحشا وظلمة الماء وظلمة الليل وظلمة فى بطن الحوت، وكان خروجه وقت العصر فصلى اربع ركعات شكرا لله تعالى على خلاصه من تلك الظلمات الاربع
Dan orang yang pertama kali melaksanakan sholat ashar adalah Nabi Yunus as ketika Allah mengeluarkannya dari perut ikan yang diseumpamakan anak burung tanpa bulu, dan ia berada dalam empat kegelapan; pertama gelap dalam kekhawatiran, kedua gelap dalam air, ketiga dalam gelap malam, ke empat gelap didalam isi perut ikan paus dan terbukti keluarnya bertepatan pada waktu Ashar maka shalatlah ia sebanyak empat raka`at. Karena bersyukur kepada Allah atas keselamatannya dari empat kegelapan itu.

واول من صلى المغرب عيسى عليه السلام حين خرج من بين قومه وهو حين غروب الشمس فصلى ثلاث ركعات، ركعة لنفي الالوهية عن غير الله تعالى وركعة ثانية لنفي التهمة عن امه من فذف قومه وركعة لإثبات التأثير والالوهية لله وحده ، ولهذا تجتمع الركعتان الاولتان وتنفرد الركعة الثالثة
Dan yang pertama kali melaksanakan shoat maghrib adalah Nabi Isa as ketika ia keluar dari kaumnya dan itu terjadi ketika tenggelamnya matahari, ia sholat tiga roka'at; satu roka'at untuk menafikan ke'TUHAN'an dari selain Allah SWT, roka'at kedua untuk menafikan sangkaan buruk (kaumnya) atas ibunya yang dituduh berbuat zina, dan satu roka'at untuk menetapkan ke'TUHAN'an hanya kepada Allah SWT. Dan karena ini kumpul dua roka'at pertama dan terpisah roka'at yang ketiga.

واول من صلى العشاء موسى عليه السلام حين ضل عن الطريق حين خروجه من مدين وهو فى احزان اربعة فى حزن على زوجته وحزن على اخيه هارون وحزن على اولاده وحزن سطوة فرعون فخلصه الله من ذلك كله بوعد صادف ،ذلك فى وقت العشاء فصلى اربع ركعات شكرا لله على ذهاب الاحزان الاربعة.
Dan yang pertama kali melaksanakan sholat isya adalah Nabi Musa as ketika ia tersesat dalam perjalanan ketika ia keluar dari madyan, dan ia menanggung 4 kesedihan yang mendalam; Kesedihan atas isterinya, kesedihan atas saudaranya Nabi Harun as, kesedihan atas putera-puteranya, dan kesedihan atas perlakuan kekerasan dari fir'aun, maka kemudian Allah menyelamatkan dari semua itu pada waktu isya, maka ia sholat empat roka'at sebagai tanda rasa syukur kepada Allah yang telah menghilangkan empat kesedihannya

وروي ان الصبح لآدم والظهر لداود والعصر لسليمان والمغرب ليعقوب والعشاء ليونس ، وقد نظمها بعضهم من بحر الطويل فقال ؛
لآدم صبح والعشاء ليونس *** وظهر لداود وعصر لسليمانا
ومغرب يعقوب وقد جمعت له *** عليه صلاة الله سرا واعلانا

Ada sebuah riwayat yang menerangkan bahwa sholat shubuh kepada Nabi Adam as, Zhuhur kepada Nabi Dawud as, Sholat ashar kepada Nabi Sulaiman as, Sholat maghrib kepada Nabi Ya'qub as, dan sholat Isya kepada Nabi Yunus as.
Sebagian Ulama merangkainya dalam bahar thowil;
Shubuh kepada Adam dan isya kepada Yunus *** zhuhur kepada dawud dan ashar kepada Sulaiman.
Maghrib kepada Ya'qub dan (semuanya) dikumpulkan kepada Nabi Muhammad *** atasnya rahmat Allah dalam sembunyi dan terang-terangan.

 (شرح سلم المناجاة الشيح محمد نووي البنتان : ١٢)  
Sulamul Munajat, karya Syeikh Muhammad Nawawi al-Bantani : 12
Wallahu a'lam
----------------
santrialit, Senin 28 Safar 1438H, 28 Nopember 2016

Sabtu, 12 November 2016

Salam Cinta Buat Pemegang Kekuasaan, Pejabat Dan Pemimpin Kami


Al-Wilayah (kekuasaan) adalah sebagian dari kenikmatan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala jika digunakan untuk kemaslahatan umat manusia.

Maka, apabila seseorang diberi kenikmatan tersebut dalam hidupnya, akan tetapi tidak mengetahui hakikat nikmat tersebut dan justru sebalikanya ia berbuat dzalim dengan kekuasaannya serta mengikuti hawa nafsunya. Pemimpin yang demikian, kata Imam al-Ghazali, telah menempatkan posisinya sebagai musuh Allah Subhanahu Wata’ala.
 Jika seseorang telah menempatkan posisinya sebagai musuh Allah Subhanahu Wata’ala sebagaimana tersebut di atas, maka inilah titik bahaya seorang pemimpin.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam pernah mengingatkan, bahwa seorang pemimpin harus memperhatikan tiga perkara:
Pertama, apabila rakyat meminta/membutuhkan belas kasih, maka ia wajib berbagi kasih kepada mereka.
Kedua, apabila menghukumi mereka, maka berbuatlah adil.
Ketiga, laksanakan apa yang telah kamu katakan (tidak menyalahi janji)

ومما يدل على خطر الولاية ما روى عن ابن عباس ، أن رسوا الله صلى الله عليه وسلم اتى بعض الايام حلقة باب الكعبة وكان ف البيت نفر من قريش ، فقال : يا سادات قريش عاملوا رعاياكم واتباعكم بثلاثة اشياء : اذا سألوكم الرحمة فارحموهم ، واذا حكموكم فاعدلوا فيهم، واعملوا بما تقولون، فمن لم يعمل بهذافعليهلعنة الله وملئكته لايقبل الله منه فرضا ولا نفلا.

KITAB Al-Tibr al-Masbuk fii Nasihat al- Muluk, hal : 15
Karya : Hujjatul Islam al-Imam al-Ghozali RA

Wallahu a'lam

Kamis, 10 November 2016

Sejatinya Rasa Garam Itu Asin

Dulu ketika kita semua masih berada di alam ruh, semua ber-bay`at, mengakui dan bersaksi bahwa Allah adalah Robb kita
Q.S al-A'rof : 172

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Muncul pertanyaan di benak saya
=> Apakah dulu ruh saya memesan kepada Allah agar terlahir dari keluarga muslim ?
=> Apakah dulu ruh saya memesan kepada Allah agar terlahir dari suku sunda (pasundan) ?
=> Apakah dulu ruh saya memesan kepada Allah agar terlahir di Jawa Barat ?
=> Apakah dulu ruh saya memesan kepada Allah agar terlahir di pulau Jawa ?
=> Apakah dulu ruh saya memesan kepada Allah agar terlahir di Indonesia ?
Dan seterusnya dan seterusnya ...
Demikian saya, begitu juga anda dengan latar belakang suku, ras bahkan agama dan kepercayaan yang berbeda.

Ditemukan jawaban dan umat muslim menyakininya ; "Karena Irodah Allah". Titik tekanya "ALLAH".
Jika seumpama, ada seseorang menghina saya karena saya bersuku Sunda, sebenarnya penghina sedang menghina SEBUAH NAMA yang berada di belakang saya.
Demikian saudara saudara yang terlahir di Zimbabwe, Nigeria sebagai suku NEGRO yang ber-kulit hitam.
Demikian mereka dengan suku dan ras ber-kulit putih.
Demikian mereka dengan suku dan ras ber-mata sipit.
Dan sebagainya ...

Demikian seorang muslim dengan adab dan akhlaq mulianya menyakini : "Semua kebaikan dan kesholihan yang ia perbuat, ia nisbatkan hanya kepada Allah. Dan semua keburukan dan ke-tidak patutan, ia nisbatkan kepada dirinya sendiri".

Dan entahlah ... setelah anda membaca ini, rasa asin garam itu memang sama kita rasakan ? atau anda merasakan rasa yang lain ketika mengecap garam, mungkin garam yang anda rasakan itu manis, pahit, asam atau kecut ? atau jangan-jangan lidah saya tidak sehat merasakan garam itu asin ?
Wallahul muwafiq wal musta'an

Semangat Beragama Tanpa Bingkai Akhlaq

KITAB al-Maroqoh al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashobih - Ali bin Sulthon Muhammad al-Qoori
=> kitab al-fadhoil

وعن أبي هريرة ، قال : قيل يا رسول الله ادع على المشركين قال : إني لم أبعث لعانا ، وإنما بعثت رحمة . رواه مسلم .

...dari Abi Hurairoh, ia berkata : diucapkan kepada Rosulillah, Ya Rosulallah ... berdo'a lah atas orang orang musyrik (musyrikin). Maka bersabda Rosulullah : "Sesungguhnya aku tidak di utus untuk menjadi seorang pelaknat, dan sungguh aku diutus agar menjadi rahmat. [HR.Muslim]

- ( وعن أبي هريرة ) : رضي الله عنه ( قال : قيل يا رسول الله ادع على المشركين . قال : " إني لم أبعث لعانا " ) ، أي ولو على جماعة مخصوصة من الكافرين ، لقوله تعالى : ليس لك من الأمر شيء أو يتوب عليهم أو يعذبهم ( " وإنما بعثت رحمة " ) أي للناس عامة وللمؤمنين خاصة ، متخلقا بوصفي الرحمن الرحيم ، ولقوله تعالى : وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين قال ابن الملك : أما للمؤمنين فظاهر

Sabda Nabi (" إني لم أبعث لعانا ") dalam tafsir haditsnya hingga menggunakan dan dibatas maksimalkan dengan GHOOYAH.=> ( أي ولو على جماعة مخصوصة من الكافرين)
"walaupun atas kelompok tertentu dari kaum kafir."

ilatnya, karena Firman Allah ta'ala (ليس لك من الأمر شيء أو يتوب عليهم أو يعذبهم) artinya :“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu, atau Allah menerima taubat mereka, atau mengadzab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang' orang yang dzalim." [QS. Ali Imran : 128]

Sabda Nabi SAW (" وإنما بعثت رحمة ") yaitu bagi seluruh manusia secara umum, dan kepada orang yang beriman secara khusus, dengan berakhlaq menggunakan dua sifat ilahiyah, yaitu sifat rohman dan rohiim.
Dan karena firman Allah (وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين) , Ibnu Mulk berkata : Adapun (rohmat) kepada mu'minin itu sudah zhohir/jelas.

وأما للكافرين فلأن العذاب رفع عنهم في الدنيا بسببه ، كما قال تعالى : وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم أقول : بل عذاب الاستئصال مرتفع عنهم ببركة وجوده إلى يوم القيامة .

Adapun (rohmat) bagi kaafirin, maka sungguh adzab di angkat dari mereka ketika di dunia dengan sebab wujudnya Nabi SAW, bahkan adzab yang sifatnya isti'shol (memusnahkan) dicabut dari mereka dengan berkah wujudnya Nabi SAW , sampai hari qiyamat.

وقال الطيبي أي : إنما بعثت لأقرب الناس إلى الله ، وإلى رحمته ، وما بعثت لأبعدهم عنها ، فاللعن مناف لحالي فكيف ألعن ؟ ( رواه مسلم ) . وكذا البخاري في الأدب المفرد . وروى الطبراني ، عن كريز بن شامة قوله : " إني لم أبعث لعانا " . وروى البخاري في تاريخه ، عن أبي هريرة بلفظ : " إنما بعثت رحمة ولم أبعث عذابا " .

At-Thibi berkata (dalam menafsirkan hadits di atas) : "Sungguh aku di utus agar menjadi hamba yang paling dekat kepada Allah dan kepada rahmat-Nya diantara manusia, dan aku tidak diutus (bukan tujuan aku di utus) agar aku menjauhkan mereka dari rahmat Allah, Maka aksi melaknat menafikan kepada hal diutusnya aku, maka bagaimana aku bisa melaknat ?."
Hadits diriwayatkan Imam Muslim sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod.
Sedang lafadz hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dari Abi Hurairoh adalah dengan lafadz
" إنما بعثت رحمة ولم أبعث عذابا " .
Artinya : "Sungguh aku di utus sebagai rahmat, dan aku tidak di utus sebagai adzab/siksaan)
-----------------------------------

Wallahu a'lam.
Kamis 10 Nopember 2016 (Hari Pahlawan)
Link Asal ; https://www.facebook.com/ical.rizaldysantrialit/posts/1266525860034433

Selasa, 08 November 2016

MANUSIA TERBAGI EMPAT GOLONGAN - Syeikh Abdul Qodir al-Jailani QS

Sebagaimana dawuh kanjeng sulthonul auliya Syeikh Abdul Qodir al-Jailani QS, bahwa manusia itu terbagi atas empat golongan:

PERTAMA ; Golongan orang yang tidak mempunyai lisan dan hati.
Mereka adalah golongan pelaku ma'siyat juga bodoh, maka berhati hatilah agar engkau tidak menjadi bagian dari mereka, karena mereka ahli adzab.

KEDUA ; Golongan orang yang hanya mempunyai lisan namun tidak memiliki hati.
Mereka berbicara dan menyampaikan hikmah namun tidak mengamalkannya, mereka mengajak manusia kepada Allah, namun mereka lari menghindar dari Allah.
Jauhi mereka, agar engkau tidak terlena oleh lisannya dan kemudian engkau ikut terbakar oleh ma'siyat yang dilakukannya, dan kemudian bau bangkai hati mereka membunuhmu.

KETIGA ; Golongan orang yang hanya mempunyai hati namun tak punya lisan.
Mereka adalah orang yang beriman yang sengaja Allah menutupi mereka dari pandangan manusia, Allah menganugrahkan mereka hanya melihat pada aib dan kekurangannya, Allah menyinari hati mereka, dan Allah memberitahu mereka akan keruksakan ketika bergaul dengan manusia, dan keruksakan ketika berbicara dengan ucapan yang buruk.
Mereka adalah waliyullah, mereka terjaga dalam satar Allah, mereka melaksanakan segala kebaikan, maka carilah mereka , gauli mereka, berkhidmahlah pada mereka, niscaya Allah mencintaimu.

KEEMPAT ; Golongan orang yang belajar ilmu dan mengajarkan ilmu serta mengamalkan ilmunya. Mereka adalah al-'aalim billahi, mereka mengetahui Allah dan pada ayat-ayatNya. Allah menitipkan kepada mereka, ilmu yang agung, Allah lapangkan dada/hati mereka untuk menerima berbagai ilmu pengetahuan.
Maka hati hati dan waspadalah, jika engkau menyalahi dan menjauhi mereka, serta tidak kembali pada nasihat nasihatnya.

wallahu a'lam.
@Nashoihul 'Ibaad , halaman 15

والناس تنقسم الى اربعة اقسام كما قاله سيدى عبد القادر الجيلانيقدس الله سره: رجل لا لسان له ولا قلب، وهو العاصى العر فاحذر ان تكون منهم ولا تقم فيهم فانهم اهل العذاب.
ورجل له لسان بلا قلب، فينطق بالحكمة ولا يععمل بها، يدعو الناس الى الله تعالى وهو يفر منه لئلا يخطفك بلذيذ لسانه فتحرقك نار معاصيه ويقتلك نتن قلبه.
ورجل له قلب بلا لسان وهو مؤمن ستر الله عن خلقه وبصره بعيوب نفسه ونور قلبه وعرفه غوائل مخالطة الناس وشؤم الكلام، فهذا رجل ولي الله تعالى محفوظ فى ستر الله تعالى، فالخير كل الخير عنده، فدونك ومخالطته وخدمته فيحبك الله تعالى.
ورجل تعلم وعلم وعمج بعلمه وهو العالم بالله تعالى وآياته، استودع الله قلبه غرائب علمه وشرح صدره لقبول العلوم، فاحذر ان تخالفه وتجانبه وةرك الرجوع الى نصيحته

 https://www.facebook.com/ical.rizaldysantrialit/posts/1241699125850440?comment_id=1264931173527235&notif_t=feed_comment&notif_id=1478507985679922

Kamis, 03 November 2016

Abu Nawas Lebih Kaya Dari Allah

Suatu hari, Abu Nawas pergi ke pasar. Melihat keramaian pasar, tergerak hati Abu Nawas untuk melakukan sesuatu. Lama dia berpikir, akhirnya menemukan ide...

Tanpa disadari banyak orang, tiba-tiba Abu Nawas menaiki gerobak seseorang sambil berdiri dengan berkacak pinggang. Si empunya gerobak pun ngomel sambil memerintahkan Abu Nawas turun dari gerobaknya. Tapi, Abu Nawas tidak menggubrisnya bahkan berteriak dengan lantang sehingga orang-orang yang ada di pasar itu pun menoleh padanya.

"Wahai umat manusia, ketahuilah! Saya, Abu Nawas, adalah orang yang sangat suka kepada fitnah, orang yang membenci pada Yang Haq (kebenaran), saya orang yang selalu lari dari rahmat Allah, dan saya adalah orang yang lebih kaya dibandingkan Allah", teriaknya.
Tak ayal, teriakan Abu Nawas membuat geger orang-orang yang ada di pasar yang memang penduduk muslim taat. Serta-merta pemilik gerobak menjatuhkankannya, sehingga Abu Nawas terguling dan langsung dihajar massa.

Beruntung bagi Abu Nawas, ada prajurit Kerajaan yang kebetulan lewat dan segera menghentikan amuk massa. Setelah diusut oleh prajurit tersebut, justru menambah celaka bagi Abu Nawas.
Abu Nawas digelandang ke Istana Raja Harun Al-Rosyid. Amat jelas bagi Abu Nawas akan mendapat hukuman dari raja, minimal dihukum pancung. Demikian pikiran orang-orang yang ikut serta ke Istana.

Setelah dihadapkan pada Raja, Abu Nawas bertekuk lutut dengan muka babak belur. Raja pun bertanya setelah mendapat laporan dari prajurit yang menangkapnya.

Raja: "Betul apa yang dilaporkan itu Abu nawas?"


Abu Nawas: "Betul Baginda Raja"

Raja: "Baik, sekarang jelaskan kepadaku, apa maksud dari pernyataanmu itu? Pertama kamu katakan sangat suka pada fitnah?"

Abu Nawas: "Betul Baginda, anak dan istri itu fitnah. Lalu, siapakah orang yang tidak menyukai keduanya? Bahkan Baginda Raja juga menyukainya"

Raja: "Iya juga, lalu yang kedua kamu katakan membenci Yang Haq (kebenaran)?"

Abu Nawas: Betul Baginda, mati dan neraka itu Haq adanya. Saya membenci keduanya, termasuk juga Baginda"

Raja: (sambil termenung mengiyakan) "Lalu, kamu katakan selalu lari dari rahmat Allah? Padahal, kita manusia selalu mengharapkan rahmatNya, justru kamu lari!?"

Abu Nawas: "Saya lari dari rahmat Allah karena takut basah kuyup Baginda, karena hujan itu juga rahmat Allah"

Raja: "hahaha... betul kamu. Lalu, kenapa kamu katakan kamu lebih kaya dari pada Allah? Padahal, Allah Maha Kaya bahkan yang memberikan kekayaan pada manusia!"

Abu Nawas: "Saya lebih kaya dari pada Allah karena saya punya anak dan istri, keduanya adalah kekayaan. Sedangkan Allah tidak punya, Baginda"

Raja: "Iya, betul kamu. Lalu, apa tujuan kamu berteriak hal tersebut di keramaian orang?"

Abu Nawas: "Supaya ditangkap dan dihadapkan kepada Baginda"

Raja: "Setelah itu apa?"

Abu Nawas: "Untuk menerima hadiah dari Baginda"

Raja: "Hahaha... cerdik juga kamu. Baik, ini saya berikan kamu sekantong dinar untuk kebutuhan keluargamu"

Abu Nawas: "Terima kasih Baginda, saya pamit mau pulang"

===================================
@santrialit : Subhanallah !!!. Ternyata Abu Nawas lebih tabahur ilmunya, mungkin idenya terinspirasi dari kisah Sahabat Huzaifah al-Yamani dengan Kholifah Umar bin al-Khoththob rodhiyallahu 'anhuma
Berikut kisah Sahabat Huzaifah al-Yamani dengan sahabat Umar bin al-Khoththob dalam kitab Man'u tadwini al-hadits, halaman 120-121

4 ـ حُذيفة بن اليمان:
عن حذيفة بن اليمان: إنّه لقي عمر بن الخطّاب، فقال له عمر: كيف أصبحت يابن اليمان؟
فقال: كيف تريدني أُصبي؟! أصبحت والله أكره الحقّ، وأُحبّ الفتنة، وأشهد بما لم أرَه، وأحفظ غير المخلوق، وأُصلّي على غير وضوء، ولي في الاَرض ما ليس لله في السماء.
____________
(1) السنن الكبرى 6: 247.
(2) السنن الكبرى 8: 32، كنز العمّال 15: 94.
( 121 )
____________
غضب عمر لقوله وانصرف من فوره، وقد أعجله أمر، وعزم على أذى حذيفة بقوله ذلك، فبينا هو في الطريق إذ مرّ بعليّ بن أبي طالب، فرأى الغضب في وجهه فقال:
ما أغضبك يا عمر؟
فقال: لقيت حذيفة بن اليمان، فسألته: كيف أصبحت؟ فقال: أصبحت أكرهُ الحقّ؟
فقال: صدق، يكره الموت وهو حقُّ.
فقال، يقول: وأُحبُّ الفتنة!
قال: صدق، يُحبّ المال، والولد، وقد قال الله تعالى (إنّما أموالُكم وأولادكم فتنة)(1).
فقال: يا عليّ! يقول: وأشهدُ بما لم أره؟!
فقال: صدق، يشهد لله بالوحدانيّة، والموت، والبعث، والقيامة، والجنّة، والنار، والصِّراط، ولم يرَ ذلك كلّه.
فقال: يا عليّ! وقد قال: إنّي أحفظ غير المخلوق!
قال: صدق، يحفظ كتاب الله تعالى؛ القرآن، وهو غير مخلوق.
قال: ويقول: أُصلّي على غير وضوء.
قال: صدق، يُصلّي على ابن عمّي رسول الله (ص) على غير وضوء، والصلاة عليه جائزة.
فقال: يا أبا الحسن! قد قال أكبرَ من ذلك.
فقال: وما هو؟
قال: قال إنّ لي في الاَرض ما ليس لله في السماء!
قال: صدق، له زوجة وولد، وتعالى الله عن الزوجة والولد.
قال عمر: كاد يهلكُ ابن الخطّاب، لولا عليّ بن أبي طالب(2).
____________
(1) التغابن : 15 ، الاَنفال : 28 .
(2) الفصول المهمّة لابن الصبّاغ المالكيّ: 35 ، وكفاية الطالب للكنجيّ الشافعيّ ص:218ـ219.

Wallahu a'lam
On facebook :  https://www.facebook.com/ical.rizaldysantrialit/posts/1259746274045725?pnref=story

Kamis, 27 Oktober 2016

Tip's Pasutri Harmonis Ala Imam Ghozali


⇦ حسن الخلق معهن واحتمال الاذا ترحما عليهن لقصور عقلهن. وقال الله: وعاشروهن بالمعروف.
⇦ ان يزيد علي احتمال الاذي بالمداعبة والمزح والملاعبة، فهي التي تطيب قلوب النساء، وقد كان رسول الله يمزح معهن. قال رسول الله: اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا والطفهم باهله.
⇦ ان لا يتبسط في الدعابة وحسن الخلق والموافقة باتباع هواها الي حد يفسد خلقها ويسقط بالكلية هيبته عندها، بل يراعي الاعدال فيه. قال الحسن: والله ما اصبح رجل يطيع امراته فيما تهوي الا كبه الله في النار.
⇦ الاعتدال في الغيرة. قال قلعم: ﺇِﻧِّﻲْ ﻟَﻐَﻴُﻮْﺭٌ ﻭَﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺍِﻣْﺮِﺉٍ ﻻَ ﻳُﻐَﺎﺭُ ﺇِﻻَّ ﻣَﻨْﻜُﻮْﺱُ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐِ. قال صلعم: ﺇِﻥَّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻐَﻴْﺮَﺓِ ﻏَﻴْﺮَﺓٌ ﻳَﺒْﻐَﻀُﻬَﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻭَﻫِﻲَ ﻏَﻴْﺮَﺓُ
ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺭِﻳْﺒَﺔ
⇦ الاعتدال في النفقة فلا ينبغي ان يقتر عليهن في الانفاق ولا ينبغي ان يسرف، بل يقتصد. قال تعالي: وكلو واشربوا ولا تسرفوا.
⇦ ان يتعلم المتزوج من علم الحيض واحكمه ما يحترز به الاحتراز الواجب، ويعلم زوجته احكام الصلاة وما يقضي منها وما لا يقضي، فانه امر بان يقيها النار بقوله: قو انفسكم واهليكم نارا.
⇦ اذا كان له نسوة فينبغي اي يعدل بينهن ولا يميل الي بعضهن فان خرج الي السفر واراد استصحاب واحد اقرع بينهن.
 
Berperangai baik serta bersabar atas sakit yang diterima dari isterinya dalam rangka berbelaskasih pada istri karena pendek akal/pemikirannya. Allah berfirman: Dan pergaulilah istri kalian dengan cara yang baik.
 
Tidak cukup engkau bersabar saja, melainkan juga perlu ber-cumbu rayu, ber-senda gurau, sebab itu akan melegakan/menyenangkan hati isteri, Rasulullah-pun juga bergurau bersama para isterinya.
Rasulullah bersabda: "Paling sempurna iman-nya orang mukmin adalah yang paling baik perangainya dan paling lemah lembut pada keluarganya.
 
Jangan berlebihan dalam bersenda gurau, serta berperilaku baik dan jangan mengikuti segala keinginannya sampai pada batas dimana justru akan merusak akhlaknya, dan menggugurkan kewibaanmu dihadapannya.
Al-Hasan berkata: Demi Allah, tidaklah seorang lk (suami) yg taat pada isterinya dalam hal hawa (keinginan -nya) kecuali Allah akan melemparkannya ke dalam neraka.
 
Cemburu sewajarnya saja. Rasul bersabda: "Sesungguhnya aku adalah seorang pencemburu dan tidak ada seorang pun yang tidak cemburu pada istrinya kecuali dia adalah pria yang terbalik hatinya."
Rasul bersabda: "Sesungguhnya di antara sifatcemburu, ada yang dibenci oleh Allah, yaitu cemburu pada istri tanpa ada kecurigaan."
 
Sederhana dalam memberi nafkah (belanja), jangan terlalu hemat jangan berlebihan.
Allah berfirman: "Makanlah, minumlah tetapi jangan berlebihan".
 
Belajar ilmu haid serta hukum-hukumnya, dan juga hal wajib yang berkaitan dengan haid. Mengajari isteri tentang sholat yang wajib di qada' dan yang tidak. Sesungguhnya Allah memerintahkan suami untuk menjaga isterinya melalui firman-Nya "Jagalah dirimu serta keluargamu dari api neraka".
 
Jika memiliki isteri lebih dari satu, hendaknya bersikap adil diantara keduanya, jangan condong pada salah satu dari mereka, jika hendak bepergian dengan isterinya, hendaklah mengundi diantara mereka, seperti itu yang dilakukan oleh Rasulullah.

wallahu a'lam ⇨ Ihya' Ulumuddin 2/55-62 ⇦

Rabu, 26 Oktober 2016

Malaikat Munkar Nakir Mengajukan Pertanyaan Pada Banyak Mayit Dalam Satu Waktu

Bagaimana bisa malaikat Munkar dan Nakir menanyai banyak mayit di kubur , jika waktunya sama dengan tempat berbeda, tersebar di seluruh penjuru bumi ?
Mungkin pertanyaan ini juga pernah terbersit dalam hati anda betul ?

فان قال قائل : كيف يخاطب الملكان جميع الموتى فى جميع اقطار الارض فى وقت واحد ؟

Jika ada pertanyaan : Bagaimana bisa dua malaikat (munkar dan nakir) memberikan pertanyaan kubur pada mayit dalam kubur, sedangkan yang akan diberi pertanyaan tersebar di seluruh penjuru bumi , dan waktunya pun sama ?

فالجواب : ان الله تعالى جعل جسمهما كبيرا مثل جسم ملك الموت فتكون الدنيا كلها بين يديهما كالاناء الذى يؤكل منه ، فاذا تكلما بكلام وصل الى كل واحد من الموتى فى سائر اقطار الارض ، فيتخيل ان الخطاب له من منعم ومعذب فيدخل فى اذن كل واحد من ذلك الكلام ما يناسب حاله من لطف وشدة ونعيم وعذاب.
تذكرة القرطبى ؛ ٣٦

Jawaban : Sesungguhnya Allah SWT menjadikan jisim dua malaikat itu besar semisal besarnya jisim malakul maut, maka seluruh alam dunia berada dihadapan dua malaikat itu seperti sebuah wadah makanan yang berada dihadapan seseorang,
Maka ketika munkar nakir berucap, maka sampailah ucapan (khithob/pertanyaan) itu kepada setiap mayit diseluruh penjuru bumi, Namun khithob itu akan di terima berbeda (nada, intonasinya) oleh setiap mayit sesuai dengan hal dan amalannya, sebagian menerima pertanyaan itu dengan lemah lembut, yang lainnya dengan sangat keras, dari penerima nikmat kubur atau menerima adzab kubur.
Wallahu a'lam.
Tadzkiroh Imam Qurthuby, halaman 36

Senin, 24 Oktober 2016

Nabi Isa Akan Di Makamkan Di Samping Makam Nabi Muhammad SAW


Mengapa makam sahabat Abi Bakr dan sahabat Umar radhiyallahu 'anhuma berada di samping makam Nabi Muhammad shallAllahu 'alaihi wasallama ?

Karena (thiynah) tanah dimana mereka diciptakan, adalah tanah yang sama dari tempat yang sama.
Dan menurut satu riwayat, bukan hanya mereka bertiga, namun kelak di akhir zaman Nabi Isa pun akan di makamkan disamping makam Rosulillah, Abi bakr dan Umar.


- Tadzkiroh Imam qurthuby , hal 26-27

Sebuah hadits yang di riwayatkan oleh al-Daylami

ما من مولود الا وينثر على سرته من تراب حفرته

"Tidak ada seorangpun yang dilahirkan kecuali ditaburkan debu lubang galian (kubur) pada pusarnya.

منقبة عظيمة لابى بكر وعمر رضي الله تعالى عنهما، لان طينتهما من طينة رسول الله صلى الله عليه وسلم.

Lubang (kubur) yang agung bagi sahabat Abi Bakr dan sahabat Umar radhiyallahu 'anhuma, karena tanah (asal diciptakan) keduanya merupakan bagian dari tanah Rosulillah SAW.

وكان محمد بن سيرين رضي الله تعالى يقول : لو انى حلفت لحلفت صادقا بارا غير شاك ان الله ما خلق محمدا نبيه وابا بكر وعمر رضي الله تعالى عنهما الا من طينة واحدة ثم ردهم الى تلك الطينة انتهى.

Berkata Muhammad bin Sirin : "Jika aku harus bersumpah, maka aku akan bersumpah untuk membenarkan, dan tanpa ada keraguan sedikitpun, [bahwa tiada Allah ciptakan Muhammad SAW sebagai nabi-Nya, dan Abu Bakr serta Umar, kecuali dari satu jenis tanah, kemudian Allah kembalikan (jasad) mereka pada (asal) tanah tersebut]."

قال القرطبى رحمه الله : وممن خلق من تلك الطينة ايضا عيسى بن مريم عليهما الصلاة والسلام لما صح فى الحديث انه يدفن عند قبر النبى صلى الله عليه وسلم اذا نزل آخر الزمان، والحمد لله رب العالمين

Seorang ahli tafsir kenamaan, yaitu Imam Qurthuby berkata : "Dan sebagian orang yang diciptakan dari tanah tersebut adalah Nabi Isa bin Maryam 'alayhimas salam, karena ada hadits shohih yang menyebutkan ["bahwa Nabi Isa akan dimakamkan disamping makam Nabi Muhammad SAW, ketika kelak turun di akhir zaman. Segala puji bagi Allah penguasa, pemilik, pemgurus seluruh alam.



- Jami'ul Masaanidi wal Maroosili - as Suyuthi
 قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلّم: «مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ وَيُنْثَرُ عَلَيْهِ مِنْ تُرَابِ سُرَّتِهِ» أَبو نصر حاجي بن الْحسين في حزبِه والرَّافعي عن أَبي هُرَيْرَةَ رضَي اللَّهُ عنهُ.

- Al Tadwinu fii Akhbari Qozwin - al Khotib Qozwaini

ميسرة بن إسماعيل أبو السرى، سمع أبا الفتح الراشدي.
ميسرة بن جعفر بن ميسرة الصوفي أبو الهيجاء نزيل مكة حدث عنه أبو نصر حاجي بن الحسين في بعض أجزائه، قال أنبأ أبو الفضل أحمد ابن أبي عمران الهروي بمكة، ثنا أبو القاسم عمر بن يحيى بن داؤد الفحام ثنا أحمد بن الحسن، ثنا أبو عاصم النبيل، ثنا ابن عون، عن محمد بن سيرين، عن أبي هريرة رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: ما من مولود إلا وينثر عليه من تراب حضرته.
قال أبو عاصم فلم نجد لأبي بكر وعمر رضي الله عنهما فضيلة أفضل من هذه لأنهما من طينة النبي صلى الله عليه وآله وسلم. وميسرة بن جعفر الذي قدم قزوين وحدث بها سنة أربع وأربعمائة، وروى القاضي أبو الحسن علي بن هلة عنه، قال ثنا أحمد بن محمد، ثنا يوسف بن القاسم بدمشق، ثنا عبد الله بن زيدان ثنا أبو كريب ثنا عبيد بن حساب ثنا مسعر ابن كدام، عن عبد الملك بن ميسرة، عن النزال بن سبرة، عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم عمر رضي الله عنهما هو هو والله أعلم.

Senin, 17 Oktober 2016

Tinjauan Hukum Buah Pala


- Daaru al-Ifta` al-Mishriyyah

السؤال :

لماذا تخرج "جوزة الطيب" من قاعدة: "ما أسكر كثيره فقليله حرام"، وهل يصح وضع القليل منها مع الطعام لإصلاحه أو تطييبه؟

الجواب :

الحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله
جوزة الطيب اسمها العلمي اللاتيني هو ( Myristica fragrans)،  تتبع الفصيلة البسباسة، وتعتبر من نباتات المناطق الحارة، موطنها الأصلي ماليزيا.وقد اتفق العلماء والأطباء على أنها من المخدرات التي تؤثر في العقل، لكنه تأثير تخديري وليس مسكرا، ولا يؤثر القليل منها. كما يقول الدكتور محمد علي البار في كتابه "المخدرات" (ص/61): "يحتوي الزيت الطيار الموجود في البذرة على مادة; الميريستسين  myristicin ،  وهي مادة منومة إذا أخذت بكميات كبيرة، ومفترة بكميات أقل من ذلك، وإذا أكثر الشخص من استعمالها أثرت على الكبد تأثيرا سميا قد يكون قاتلا، وتسبب الاعتماد النفسي عليها إذا تكرر استخدامه"
لذلك اتفق الفقهاء على أن الكثير من جوزة الطيب مخدر محرم، إلا أنهم اختلفوا في حكم القليل منها:
فذهب الحنفية وبعض الشافعية وبعض المالكية إلى حرمته، دون التفريق بين القليل والكثير، مستدلين بحديث: (مَا أَسْكَرَ كَثِيرُهُ، فَقَلِيلُهُ حَرَامٌ) رواه أبوداود، وحديث أم سلمة رضي الله عنه قالت: (نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَن كُلِّ مُسْكِرٍ وَمُفَتِّرٍ) رواه أبو داود وحسنه الحافظ ابن حجر وغيره. والمُفَتِّر كل شراب يورث الفتور والخدر.
وذهب الشافعية والمالكية إلى تقسيم المسكرات إلى صنفين:
الأول: مائع كالخمر والنبيد، فحكموا بنجاسته واستقذاره، وحرموا قليله وكثيره.
والثاني: جامد كجوزة الطيب والزعفران والبنج، حكموا بطهارته وعدم استقذاره، وعدم مضرة القليل منه، فأباحوا ذلك القليل المستخدم في إصلاح الطعام، والذي لا يصل إلى حد الإسكار، وحرموا استخدامها بكمية تضر بالإنسان، أو بالكمية التي تسكر، بل ذهب بعض المالكية إلى جواز أكل القليل من جوزة الطيب منفردة، فهم لا يحرمونها من جهة العين، وإنما من جهة المضرة عند استخدام الكثير منها.
جاء في حاشية الشرواني: "ما حرم من الجمادات لا حد فيها وإن حرمت وأسكرت، بل التعزير؛ لانتفاء الشدة المطربة عنها، كالجوزة...فهذا كما ترى دال على حل القليل الذي لم يصل إلى حد الإسكار كما صرح به غيره . ومما يدل على حله عبارة الشارح: أما الجامد فطاهر، ومنه جوزة الطيب، فيحرم تناول القدر المسكر من كل ما ذكر كما صرحوا به. وعبارة الكردي: أما القدر الذي لا يسكر فلا يحرم؛ لأنه طاهر غير مضر ولا مستقذر " انتهى.
ولما سئل الإمام الرملي فقيه الشافعية كما في "الفتاوى": عن أكل جوز الطيب هل يجوز أو لا؟ أجاب رحمه الله بقوله: "نعم يجوز إن كان قليلا، ويحرم إن كان كثيرا ".
وجاء في "مواهب الجليل" من كتب المالكية: "الجوزة من المفسدات، قليلها جائز، وحكمها الطهارة، وقال البرزلي أجاز بعض أئمتنا أكل القليل من جوزة الطيب لتسخين الدماغ واشترط بعضهم أن تختلط مع الأدوية، والصواب العموم"
وعليه يظهر أن المالكية والشافعية قد فرقوا بين الخمر وجوزة الطيب من عدة وجوه:
أولا: النجاسة، فهم لا يرونها نجسة مستقذرة كالخمر.
ثانيا: العقوبة: فمن استخدم الجوزة بمقدار يضر بنفسه لا يقام عليه حد شارب الخمر، بل يعزر.
ثالثا: حكم بيعها، فبيعها حلال، ويحل ما يرتبط بها من زراعة وصناعة، ولا يشملها لعن الخمر.
رابعا: التأثير، فجوزة الطيب مفترة (يخدر الكثير منها) وليست مسكرة، ومن أطلق عليها أنها (مسكرة) إنما أراد به المعنى العام لهذه الكلمة، وهو التخدير والتفتير، وليس الإسكار الذي تصاحبه النشوة واللذة والطرب، وهذا فرق مهم جدا بين الخمر وجوزة الطيب؛ لذلك لم تنطبق القاعدة الشرعية (ما أسكر كثيره فقليله حرام)؛ لأن المقصود بها الخمر والأشربة المسكرة، وليس الأطعمة التي تسبب شيئا من التخدير والتفتير لمن أكثر منها.
ويقول ابن حجر الهيتمي رحمه الله: "الإسكار يطلق ويراد به: مطلق تغطية العقل، وهذا إطلاق أعم. ويطلق ويراد به: تغطية العقل مع نشوة وطرب. وهذا إطلاق أخص، وهو المراد من الإسكار حيث أطلق.
فعلى الإطلاق الأول: بين المسكر والمخدر عموم مطلق، إذ كل مخدر مسكر، وليس كل مسكر مخدرا، فإطلاق الإسكار على الجوزة ونحوها المراد منه التخدير، ومن نفاه عن ذلك أراد به معناه الأخص.
وتحقيقه أن مِن شأن السكر بنحو الخمر أنه يتولد عنه النشوة والطرب والعربدة والغضب والحمية، ومن شأن السكر بنحو الجوزة أنه يتولد عنه أضداد ذلك من تخدير البدن وفتوره، ومن طول السكوت والنوم وعدم الحمية". ينظر "الفتاوى الفقهية الكبرى".
وبناء عليه فلا حرج في تناول القليل من جوزة الطيب لإصلاح الطعام، فهي ليست من المسكرات (بالاصطلاح الخاص)، ولهذا لا تدخل في الحديث الشريف: (مَا أَسْكَرَ كَثِيرُهُ، فَقَلِيلُهُ حَرَامٌ) رواه أبوداود. والله أعلم
http://aliftaa.jo/Question.aspx?QuestionId=2872#.WATKqMmVn9t

- Fatawi Kubro Ibni Hajar al-Haitsami

 فأقول أما جوزة الطيب فقد استفتيت عنها قديماً وقد كان وقع فيها نزاع بين أهل الحرمين وظفرت فيها بما لم يظفروا به، فإن جمعاً من مشايخنا وغيرهم اختلفوا فيها وكل لم يبد ما قاله فيها إلا على جهة البحث لا النقل ولما عرض عليّ السؤال أجبت فيها بالنقل وأيدته وتعرضت فيه للرد على بعض الأكابر فتأمل ذلك فإنه مهم، وصورة السؤال هل قال أحد من الأئمة أو مقلديهم بتحريم أكل جوزة الطيب أو لا ؟ وهل يجوز لبعض طلبة العلم الأخذ بتحريم أكلها وإن لم يطلع في التحريم على نقل لأحد من العلماء المعتبرين، فإن قلتم نعم فهل يجب الانقياد والامتثال لفتياه أم لا؟ فأجبت بقولي الذي صرح به الإمام المجتهد شيخ الإسلام ابن دقيق العيد أنها مسكرة، ونقله عنه المتأخرون من الشافعية والمالكية واعتمدوه وناهيك بذلك بل بالغ ابن العماد فجعل الحشيشة مقيسة على الجوزة المذكورة وذلك أنه لما حكى عن القرافي نقلاً عن بعض فقهاء عصره أنه فرق في إنكاره الحشيشة بين كونها ورقاً أخضر فلا إسكار فيها بخلافها بعد التحميص فإنها تسكر. قال: والصواب أنه لا فرق لأنها ملحقة بجوزة الطيب والزعفران والعنبر والأفيون والشيكران، بفتح الشين المعجمة، وهو البنج وهو من المخدرات المسكرات. ذكر ذلك ابن القسطلاني في تكريم المعيشة اه، فتأمل تعبيره والصواب وجعله الحشيشة التي أجمع العلماء على تحريمها لإسكارها أو تخديرها مقيسة على الجوزة تعلم أنه لا مرية في تحريم الجوزة لإسكارها

Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama

  MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU)   Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...