Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
[Fath al-Baari : http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…]
Nabi saw bersabda : Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan Hari Akhir, maka hendaklah ia tidak menyakiti tetangganya dan
berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia
diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah
tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya,
niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, dia akan senantiasa
bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan.
[Fath al-Baari : http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…]
Senada dengan apa yang di utarakan oleh Syeikh Ibn Malik dalam Alfiyah-nya:
MAKNA PENGULANGAN KALIMAT DALAM HADITS DI ATAS
Dalam hadits diatas, ada pengulangan lafadz (2x), yaitu (واستوصوا بالنساء خيرا), artinya: "berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan."
Pensyarah kitab Mirqoh al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashobih (Muhammad al-Qoori) mengutip keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah:
Berkata Imam Nawawi : Ada maksud dalam Tikror/pengulangan kalimat tersebut, diantaranya:
- Himbauan dan anjuran untuk tetap mempergauli isteri dengan lemah lembut/toleran, murah hati, kehalusan, keramahan, kelembutan, kesejukan
- Berbuat baik kepadanya
- Sabar atas akhlaq dan perangainya
- Menanggung/mengerti lemah akalnya
- Membenci untuk men'Tholaq'nya, jika tanpa sebab (syar'iyyah).
- Jangan sekali kali suami mendambakan dan menginginkan ke'istiqomah'an isteri.
[Mirqoh al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashobih : http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…]
Wallahu a'lam
المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ
اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ (رواه بخاري و
مسلم)
“Wanita itu ibarat tulang
rusuk (yang bengkok). Sekiranya kamu meluruskannya pasti akan patah.
Tetapi sekiranya kamu menggunakanannya tetap akan ada manfaatnya dalam
keadaan bengkok itu”.[Fath al-Baari : http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…]
حدثنا إسحاق بن نصر حدثنا حسين الجعفي عن زائدة عن ميسرة عن أبي حازم عن
أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر
فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا فإنهن خلقن من ضلع وإن أعوج شيء في
الضلع أعلاه فإن ذهبت تقيمه كسرته وإن تركته لم يزل أعوج فاستوصوا بالنساء
خيرا
[Fath al-Baari : http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…]
Senada dengan apa yang di utarakan oleh Syeikh Ibn Malik dalam Alfiyah-nya:
وسَكِّنْ التالي غيرَ الفتحِ أوْ *** خفِّفْهُ بالفتح فكُلًّا قد رَوَوْا
Karna wanita di ibaratkan pohon yang bengkok, maka ajaklah istrimu
untuk hidup dalam ketentraman dengan cara meluruskan segala perilaku
yang salah dan selalu memaafkan segala kesalahan serta menuntunnya ke
jalan yang benar.MAKNA PENGULANGAN KALIMAT DALAM HADITS DI ATAS
Dalam hadits diatas, ada pengulangan lafadz (2x), yaitu (واستوصوا بالنساء خيرا), artinya: "berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan."
Pensyarah kitab Mirqoh al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashobih (Muhammad al-Qoori) mengutip keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah:
( لم
يزل أعوج فاستوصوا بالنساء ) : كرر للمبالغة ، وإشارة إلى النتيجة
والفذلكة ، قال النووي : فيه الحث على الرفق بالنساء والإحسان إليهن والصبر
على عوج أخلاقهن واحتمال ضعف عقولهن وكراهة طلاقهن بلا سبب ، وأنه لا مطمع
في استقامتهن ( متفق عليه )
Faidahnya untuk MubalaghohBerkata Imam Nawawi : Ada maksud dalam Tikror/pengulangan kalimat tersebut, diantaranya:
- Himbauan dan anjuran untuk tetap mempergauli isteri dengan lemah lembut/toleran, murah hati, kehalusan, keramahan, kelembutan, kesejukan
- Berbuat baik kepadanya
- Sabar atas akhlaq dan perangainya
- Menanggung/mengerti lemah akalnya
- Membenci untuk men'Tholaq'nya, jika tanpa sebab (syar'iyyah).
- Jangan sekali kali suami mendambakan dan menginginkan ke'istiqomah'an isteri.
[Mirqoh al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashobih : http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…]
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar