HADITS PERTAMA
Kitab Allah, qur'an dan sunnah nabi/hadits adalah dua perkara yang ditinggalkan nabi untuk umatnya agar tidak tersesat jalan, itu terlaksana ketika ayat ayat qur'an dan hadits di jelaskan sebagaimana yang dikehendaki nabi dengan pendekatan melalui pemahaman para ahli tafsir yang mu'tabar.
Kitab Allah, qur'an dan sunnah nabi/hadits adalah dua perkara yang ditinggalkan nabi untuk umatnya agar tidak tersesat jalan, itu terlaksana ketika ayat ayat qur'an dan hadits di jelaskan sebagaimana yang dikehendaki nabi dengan pendekatan melalui pemahaman para ahli tafsir yang mu'tabar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda dalam sebuah hadits:
Artinya: “Telah kutinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak
akan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu
Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.”
[Al-Tamhid _ Ibn Abdil Barr]
HADITS KEDUA
Qur'an dan hadits, ketika dijelaskan dan di fahami tidak sesuai dengan apa yang di kehendaki Allah dan rosulNya, maka simak sabda baginda berikut;
... dari sahabat Umar bin
al-Khoththob ra, ia berkata : suatu ketika Nabi memegang janggutku, dan
aku tahu ada raut keprihatinan dalam wajah nabi.
Nabi bersabda : "innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'un".
Aku pun berucap :"iya wahai Rosulullah, innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'un, ada apa gerangan ya Rosulallah ?".
Nabi bersabda : telah datang kepadaku Jibril dan ia mengabarkan "sesungguhnya umatmu sesudahmu akan di fitnah dengan hal yang sedikit, bukan dengan hal yang banyak"
Nabi bersabda, "aku bertanya (kepada jibril) : fitnah kekufuran atau fitnah kesesatan?"
Jibril menjawab ;"keduanya akan terjadi".
Aku (Nabi) berkata : "bagaimana mereka bisa tersesat dan menjadi kafir , padahal aku telah meninggalkan bagi mereka kitab Allah (qur'an) ?
Jibril menjawab ; "dengan kitab Allah mereka tersesat.
Dalam riwayat lain ada tambahan kalimat (وَزَادَ : " مِنْ قِبَلِ قُرَّائِهِمْ وَأُمَرَائِهِمْ)
artinya : "pemahaman dan ta'wilan qur'an disampaikan sesuai kepentingan pembacanya dan atau kepentingan pemegang kekuasaan."
[Hilyatul Auliya - Abu Nu'aim al-ashbahani]
----------
KETIKA ALQUR'AN DAN ALHADITS DI TA'WIL SESUAI KEINGINAN MASING MASING, MAKA JANGAN HERAN JIKA ADA SESEORANG ATAU 'ULAMA' YANG MELAKUKAN TINDAKAN YANG BARBAR, TIDAK BERADAB, TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN, SEMENTARA DARI LISAN MEREKA KELUAR AYAT AYAT SUCI ALQUR'AN DAN HADITS NABI SHALLAHU 'ALAIHI WASALLAMA.
Wallahu a'lam
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب الله وسنة نبيه
[Al-Tamhid _ Ibn Abdil Barr]
HADITS KEDUA
Qur'an dan hadits, ketika dijelaskan dan di fahami tidak sesuai dengan apa yang di kehendaki Allah dan rosulNya, maka simak sabda baginda berikut;
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، قَالَ : أَخَذَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلِحْيَتِي , وَأَنَا أَعْرِفُ
الْحُزْنَ فِي وَجْهِهِ , فَقَالَ : " إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ " , قُلْتُ : نَعَمْ , إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ , فَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : " أَتَانِي
جِبْرِيلُ فَقَالَ : إِنَّ أُمَّتَكَ مُفْتَتَنَةٌ بَعْدَ قَلِيلٍ مِنَ
الدَّهْرِ غَيْرِ كَثِيرٍ " , قَالَ : " قُلْتُ : فِتْنَةُ كُفْرٍ أَمْ
فِتْنَةُ ضَلالَةٍ ؟ " , قَالَ : كُلٌّ سَيَكُونُ , قُلْتُ : " مِنْ أَيْنَ
يَأْتِيهِمْ ذَلِكَ وَأَنَا تَارِكٌ فِيهِمْ كِتَابَ اللَّهِ ؟ " , قَالَ :
بِكِتَابِ اللَّهِ يَضِلُّونَ "
Nabi bersabda : "innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'un".
Aku pun berucap :"iya wahai Rosulullah, innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'un, ada apa gerangan ya Rosulallah ?".
Nabi bersabda : telah datang kepadaku Jibril dan ia mengabarkan "sesungguhnya umatmu sesudahmu akan di fitnah dengan hal yang sedikit, bukan dengan hal yang banyak"
Nabi bersabda, "aku bertanya (kepada jibril) : fitnah kekufuran atau fitnah kesesatan?"
Jibril menjawab ;"keduanya akan terjadi".
Aku (Nabi) berkata : "bagaimana mereka bisa tersesat dan menjadi kafir , padahal aku telah meninggalkan bagi mereka kitab Allah (qur'an) ?
Jibril menjawab ; "dengan kitab Allah mereka tersesat.
Dalam riwayat lain ada tambahan kalimat (وَزَادَ : " مِنْ قِبَلِ قُرَّائِهِمْ وَأُمَرَائِهِمْ)
artinya : "pemahaman dan ta'wilan qur'an disampaikan sesuai kepentingan pembacanya dan atau kepentingan pemegang kekuasaan."
[Hilyatul Auliya - Abu Nu'aim al-ashbahani]
----------
KETIKA ALQUR'AN DAN ALHADITS DI TA'WIL SESUAI KEINGINAN MASING MASING, MAKA JANGAN HERAN JIKA ADA SESEORANG ATAU 'ULAMA' YANG MELAKUKAN TINDAKAN YANG BARBAR, TIDAK BERADAB, TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN, SEMENTARA DARI LISAN MEREKA KELUAR AYAT AYAT SUCI ALQUR'AN DAN HADITS NABI SHALLAHU 'ALAIHI WASALLAMA.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar