Lazimnya kita membaca tahlil, berapapun jumlah atau adadnya, baik dilakukan sendiri atau dalam satu jam'iyyah yaitu mengucapkan dzikir tauhid (Laa ilaaha illAllah ... sebanyak mugkin) dan biasanya mengakhiri kalimat dengan satu sampai tiga kali menggunakan dan menyertakan kalimat "Muhammadur RosuluLlah".
Referensi kitab Minahus Saniyyah karya Sayyid Abdul Wahab as-Sya'roni, Hal 20 (halaman terakhir)
فان قيل: ايما افضل ذكر لا اله الا الله او زيادة محمد رسول الله؟
فالجواب : الافضل فى ذكر السالكين لا اله الا الله دون غيرها حتى تحصل لهم الجمعية مع الله تعالى بقلوبهم فاذا حصلت فالامر ظاهر. وايضاح ذلك ان محمدا رسول الله اقرار. فالاقرار يكفى فى العمر مرة واحدة، والمقصود من تكرار التوحيد كثرة الجلاء لحجب النفس. منح السنية على الوصية المبتولية : ٢٠
Pertanyaan : Mana yang lebih utama, dzikir dengan hanya mengucapkan "لا اله الا الله" atau dengan selalu menyertakan kalimat "محمد رسول الله" ?
Jawaban : Dzikir yang lebih utama bagi orang suluk adalah "لا اله الا الله" , bukan yang lain, hingga hasil bagi hati mereka seakan hadir dihadapan hadhroh Allah SWT.
Penjelasannya bahwa Kalimat "محمد رسول الله" adalah sebuah iqror (pengakuan), dan iqror di anggap cukup disampaikan sekali dalam seumur hidup. Maksudnya adalah Dzikir dengan mengulang kalimat tauhid Allah "Laa ilaaha illaLlah" adalah memperbanyak sinar dalam qolbu (menerangi hati dan protektor atas nafsu yang buruk).
Kesimpulan : Bagi kita orang awam (bukan saalik) boleh mengikuti hal seperti disampaikan diatas, adapun jika akan selalu menyertakan kalimat "Muhammadur rosulullah" pada setiap mengucapkan kalimat tauhid "Laa ilaaha illAllah" adalah sangat baik, namun jika telah menjadi tradisi pembacaan seperti demikian maka tidak ada larangan ketika dzikir tauhid , hanya dzikir dengan lafadz "Laa ilaaha illAllah" dan mengakiri dengan menyertakan kalimat "Muhammadur Rosulullah".
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar