Selasa, 25 Agustus 2015

ISTI'ADZAH

ISTI'ADZAH

(Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk)

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطَانِ الرَّجِيْمِ
تَفْسِيْرُ اْلاِسْتِعَاذَ ةِ : اَلمَْعْنَى : أَسْتــَجِيْرُ بِجِِنَابِ اللهِ ، وَ أَعْتــَصِمُ بِهِ مِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ اْلعَاتِيِّ اْلمُتــَمَرِّدِ ، أَنْ يَضُرَّ نِي فِى دِيْنِى أَوْ دُ نْيَاىَ ، أَوْ يَصُدَّ نِى عَنْ فِعْلٍ مَا أُمِرْتُ بِهِ ، وَ أَحْتــَمِى بِا لْخَالِقِ السَّمِيعِ اْلعَلِيْمِ مِنْ هَمْزِ هِ وَ لَمْزِ هِ وَ وَسَاوِسِهِ ، فَإِنَّ الشَّـيْطَانَ لاَ يَكُفُّهُ عَنِ اْلإِ نْسَانِ ، إِلاَّ اللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. عَنِ النَّـبِىِّ أَ نَّهُ كَانَ إِذَ ا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ ، اِسْتــَفْتــَحَ صَلاَ تَهُ بِالتـــَّـكْبِيْرِ ، ثــُمَّ يَقُوْ لُ : )أَعُوْذُ بِا اللهِ السَّمِيْعِ اْلعَلِيْمِ ، مِنَ الشَّـيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، مِنْ هَمْزِ هِ وَ نَفْخِهِ وَ نَفْثِهِ . (أخرجه أصحاب السنن).

Tafsir (Penjelasan) Al-Isti'adzah, maknanya :
Aku berlindung di sisi Allah dan berpegang teguh (dengan penjagaan) kepadaNya dari kejahatan syetan yang tidak baik (kejam, keji) dan yang membangkang (durhaka). Berlindung dari syetan yang berupaya merugikan (menyusahkan) agamaku dan duniaku. Syetan senantiasa berupaya menghalangiku dari perbuatan yang mana aku diperintahkan (Allah) untuk melaksanakannya. Aku berlindung (memohon penjagaan) kepada Sang Pencipta, Dzat Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, dari hembusan dalam dada (bisikan ruh) dan bisikan (dalam telinga) dan tiupan keragu-raguan (kecemasan, kekhawatiran) akibat bujuk rayu syetan. Sesungguhnya Syetan tidak mampu menutup (menjauhkan diri, menggoda) manusia melainkan (seizin) Allah tuhan semesta alam. Diriwayatkan dari nabi r, apabila beliau bangun malam, beliau membuka shalatnya dengan takbir kemudian berdoa, (أَعُوْذُ بِا اللهِ السَّمِيْعِ اْلعَلِيْمِ ، مِنَ الشَّـيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، مِنْ هَمْزِ هِ وَ نَفْخِهِ وَ نَفْثِهِ) "Aku berlindung kepada Allah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, dari syetan yang terkutuk, dari hembusan dalam dada (bisikan ruh) dan bisikan (dalam telinga) serta tiupan keragu-raguan (kecemasan, kekhawatiran) akibat bujuk rayu syetan ".(dikeluarkan oleh penulis kitab Sunnan : Sunan Abu Daud dan Sunan Turmudzi dari Abu Sa'id Al Khudri dan Sunan Ibnu Majah dari Ibnu Jubair bin Muth'im dari bapaknya).

تَنْبِيْهٌ : لَفْظَةٌ " أَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ " لَيْسَتْ آيَةٌِ قُرْآنِيَةٌ ، وَ إِ نَّمَا هُوَ أَدَبٌ أَدَّ بَنَا اللهُ بِهِ ، عِنْدَ إِرَ ادَ ةِ قِرَ اءَ ةِ اْلقُرْآنِ بِقَوْ لِهِ سُبْحَا نَهُ [ فَإِذَ ا قَرَ أْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتــَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ [النحل/98] ] فَلِهَذَ ا لَمْ تَكْتــُبْ فِى اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ بِخِلاَفِ اْلبَسْمَلَةِ.
Catatan (peringatan) :
Lafadz : (أَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ), tidak termasuk didalam ayat Al Qur'an, sesungguhnya ucapan (أَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ) merupakan etika (adab, tata krama), Etika membaca (أَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ) ini diajarkan Allah kepada kita, ketika kita ingin membaca Al Qur'an, hal ini diperintahkan didalam firman Allah yang Maha Suci : ([فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ [النحل/98) artinya "Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca al-Quran, memohonlah perlindungan kepada Allah dari (godaan, gangguan) syetan yang terkutuk". (QS. An-Nahl (16) : 98). Oleh karenanya lafadz (أَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ) tidak ditulis di dalam Al Qur'an, lain halnya dengan ucapan bismilah atau (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ).

بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

تَفْسِيْرُ اْلبَسْمَلَةِ : اَلمَْعْنَى : أَ بْدَ أُ بِتــَسْمِيَةِ اللهِ وَ ذَكَرَ هُ قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ ، مُسْتَعِيْناً بِهِ جَلَّ وَ عَلاَ فِى جَمِيعِ أُمُوْرِي ، طَالِباً مِنْهُ وَحْدَهُ اْلعَوْنَ ، فَإِنَّ الرَّبَّ اْلمَعْبُوْدَ ، ذُو اْلفَضْلِ وَ اْلجُوْدِ ، وَ اسِعُ الرَّحْمَةِ كَثِيْرُ اْلتــَّفَضُّلِ وَ اْلإِحْسَانِ ، اَ لَّذِى وَسِعَتْ رَحْمَتُهُ كُلَّ شَيْئٍ ، وَ عَمَّ فَضْلَهُ جَمِيْعِ اْلأَناَمِ.
Tafsir Basmalah, maknanya :
Aku memulai dengan nama Allah dan menyebutNya sebelum segala sesuatu, aku memohon pertolonganNya dalam segala urusanku (aktivitasku). Hanya kepadaNya aku meminta (mencari) pertolongan. Bahwasannya Dia-lah Tuhan (satu-satunya) yang patut disembah, Maha Mulia (Maha Utama) dan Maha Dermawan, sangat luas rahmatNya, banyak keutamaanNya dan kebaikanNya, rahmatNya mencakup (meliputi) segala sesuatu, keutamaanNya mencakup (meliputi) semua makhluk.

تَنْبِيْهٌ : [ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ] اِفْتــَتــَحَ اللهُ بِهَذِ هِ اْلآ يَةِ سُوْرَ ةَ اْلفَاتِحَةِ وَ كُلَّ سُوْرَ ةَ مِنْ سُوَرِ اْلقُرْآنِ - مَا عَدَ ا سُورَ ةَ التــَّوبَةِ - لِيُرْشِدَ اْلمُسْلِمِيْنَ إِلَى أَنْ يَبْدَ أُوْا أَعْمَالَهُمْ وَ أَقْوَ الَهُمْ ] بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ [، اِلْتِمَاساً لِمَعُوْ نَتِهِ وَ تَوْ فِيْقِهِ ، وَ مُخَالِفَةً لِلْوَ ثَنِيِّـيْنَ الَّذِيْنَ يَبْدَ أُوْنَ أَعْمَالَهُمْ بِأَسْمَاءِ آلِهَـتِهِمْ أَوْ طَوَ اغِيْـتِهِمْ فَيَقُوْلُوْنَ : بِاسْمِ اللاَّتَ ، أَوْ بِاسْمِ اْلعُزَى ، أَوْ بِاسْمِ الشُّعَبْ ، أَوْ بِاسمِ هُبَلْ.

Catatan (peringatan) :
(بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيْمِ) artinya "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". Allah membuka surat Al-Fatihah dan setiap surat Al-Qur'an (kecuali surat At-Taubah), dengan ayat tersebut (Allah hendak mengajarkan) untuk menunjukkan kepada kaum muslimin agar memulai segala aktivitas dan perkataannya dengan kalimat (بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيْمِ) artinya "dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang", untuk memohon (berharap) meminta perlindungan dan taufikNya.
Hal ini berbeda dengan kaum pagan (penyembah berhala) yang memulai segala pekerjaannya dengan menyebutkan nama tuhan-tuhan mereka. Mereka mengucapkan, "Dengan Menyebut nama Al-Lata" , atau "Dengan Menyebut Al-Uzza" atau "Dengan Menyebut nama Asy-Syab" dan "Dengan Menyebut nama Hubal" .


wallohu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama

  MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU)   Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...