LARANGAN BERKELUH KESAH.
Nashoihul 'Ibad Hal 8-9
رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّ اللهُ عَلَيْــهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ : مَنْ اَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُوْ ضِيْقَ الْمَعَاشِ فَكَأَنَّمَا يَشْكُوْرَبَّهُ
Diriwayatkan dari nabi shollallahu ‘alaihi wasallam, sesungguhnya beliau telah bersabda “ Barang siapa bangun dipagi hari (subuh) lantas mengadukan kesulitan hidupnya kepada orang lain, maka seolah-olah dia mengadukan Tuhannya (tidak rela akan takdir-NYA).
شِكَيَةٌ syikayah artinya meratap atau menceritakan nasib buruknya dengan hati yang tidak rela atas pemberian Allah. Akan tetapi hendaklah syikayah tsb hanya diadukan kepada Allah semata dalam bentuk do’a.
Sebagaimana hadist nabi yang diterima dari Abdullah bin Mas’ud sbb:
رُوِيَ عَنْ عَبْــدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدِ قَالَ, قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْــهِ وَسَلَّمَ اَلاَ اُعَلِّمُكُمُ الْكَلِمَاتِ الَّتِى تَكَلَّمَ بِهَا مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِيْنَ جَا وَزَالْبَحْرَ مَعَ بَنِى اِسْرَآ ئِيْلَ ؟ فَـقُـلْنَا بَلَى يَارَسُــوْلَ اللهِ قَالَ: قُوْلُوْ اَللهُمَّ لَكَ الْحَمْــدُ وَأِلَيْـكَ الْمُشْتَـكَى وَأَنْتَ الْمُسْتـَعَانُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَقُـوَّةَ أِلاَّ بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Diriwiyatkan dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam: “Apa aku tidak perlu mengajarkan kepadamu kalimat-kalimat/do’a yang pernah diucapkan Nabi Musa ‘alaihis-salam ketika melewati lautan bersama bani israil? Jawab kami (sahabat) tentu saja wahai rasulullah, lalu Nabi bersabda: Ya Allah segala puji bagiMU, kepada Engkaulah aku mengadu, dan hanya Engkau yang bisa memberi pertolongan, tiada daya upaya serta tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.
Al A’masy berkata setelah aku mendengar do’a tersebut dari saudara kandungku yaitu Al Asady Al Kufy yg menerima do’a itu dari Abdullah bin Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu, maka aku tidak pernah meninggalkan do’a tersebut. Al A’masy “ telah datang kepadaku seseorang dalam mimpi, dia berkata wahai sulaiman tambahkanlah do’a tersebut dengan kalimah ini
وَنَسْتَعِيْنـُكَ عَلَى فَسَادٍ فِيْنَا وَنَسْئَلُكَ صَلاَحَ أَمْرِنَا كُلِّهِ
Dan kami memohon pertolongan kepadaMU didalam kesukaran yang ada pada kami dan kami memohon kebaikan dalam semua urusan kami.
وَمَنْ أَصْبَحَ لِاُمُوْرِالدُّنْيَا حَزِيْنًا فَقَـدْ أَصْبَحَ سَاخِطًا عَلَى اللهِ وَمَنْ تَوَاضَعَ لِغَنِيٍّ لِغِنَاهُ فَقَـدْ ذَهَثَ ثُلُثـَا دِيْنـِهِ
Dan barang siapa yang bangun dipagi hari dalam keadaan sedih karena urusan duniawi, maka dipagi itu ia telah membenci Allah, Dan barang siapa yang merendahkan dirinya terhadap orang kaya karena kekayaannya, maka lenyaplah 2/3 agamanya.
Maksudnya tidak boleh mengagungkan manusia karena hartanya,sesungguhnya orang yang memuliakan harta akan menghinakan ilmu dan kemaslahatan.
Manusia dianjurkan umtuk menghormati sesamanya
- Karena ilmunya
- Karena lebih tua umurnya
- Karena keislamannya dalam batasan kemanusiaan
Bahkan Tuan Syekh Abdul Qadir Jailani telah berkata :
لاَبـُدَّ لِكُـلِّ مُؤْمِنٍ فِى سَا ئِرِاَحْوَا لِهِ مِنْ ثَلاَثَةِ اَشْيَآءَ: اَمْرٌيَمْتَثِـلُهُ وَنَهْيٌ يَجْتَنِبُـهُ وَقَـدَرٌ يَرْضَ بِهِ
Setiap mukmin hendaklah senantiasa dalam 3 keadaan :
- Melaksanakan perintah Allah
- Menjauhi larangan Allah
- Rela terhadap Qadha dan Qadar
رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّ اللهُ عَلَيْــهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ : مَنْ اَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُوْ ضِيْقَ الْمَعَاشِ فَكَأَنَّمَا يَشْكُوْرَبَّهُ
Diriwayatkan dari nabi shollallahu ‘alaihi wasallam, sesungguhnya beliau telah bersabda “ Barang siapa bangun dipagi hari (subuh) lantas mengadukan kesulitan hidupnya kepada orang lain, maka seolah-olah dia mengadukan Tuhannya (tidak rela akan takdir-NYA).
شِكَيَةٌ syikayah artinya meratap atau menceritakan nasib buruknya dengan hati yang tidak rela atas pemberian Allah. Akan tetapi hendaklah syikayah tsb hanya diadukan kepada Allah semata dalam bentuk do’a.
Sebagaimana hadist nabi yang diterima dari Abdullah bin Mas’ud sbb:
رُوِيَ عَنْ عَبْــدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدِ قَالَ, قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْــهِ وَسَلَّمَ اَلاَ اُعَلِّمُكُمُ الْكَلِمَاتِ الَّتِى تَكَلَّمَ بِهَا مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِيْنَ جَا وَزَالْبَحْرَ مَعَ بَنِى اِسْرَآ ئِيْلَ ؟ فَـقُـلْنَا بَلَى يَارَسُــوْلَ اللهِ قَالَ: قُوْلُوْ اَللهُمَّ لَكَ الْحَمْــدُ وَأِلَيْـكَ الْمُشْتَـكَى وَأَنْتَ الْمُسْتـَعَانُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَقُـوَّةَ أِلاَّ بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Diriwiyatkan dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam: “Apa aku tidak perlu mengajarkan kepadamu kalimat-kalimat/do’a yang pernah diucapkan Nabi Musa ‘alaihis-salam ketika melewati lautan bersama bani israil? Jawab kami (sahabat) tentu saja wahai rasulullah, lalu Nabi bersabda: Ya Allah segala puji bagiMU, kepada Engkaulah aku mengadu, dan hanya Engkau yang bisa memberi pertolongan, tiada daya upaya serta tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.
Al A’masy berkata setelah aku mendengar do’a tersebut dari saudara kandungku yaitu Al Asady Al Kufy yg menerima do’a itu dari Abdullah bin Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu, maka aku tidak pernah meninggalkan do’a tersebut. Al A’masy “ telah datang kepadaku seseorang dalam mimpi, dia berkata wahai sulaiman tambahkanlah do’a tersebut dengan kalimah ini
وَنَسْتَعِيْنـُكَ عَلَى فَسَادٍ فِيْنَا وَنَسْئَلُكَ صَلاَحَ أَمْرِنَا كُلِّهِ
Dan kami memohon pertolongan kepadaMU didalam kesukaran yang ada pada kami dan kami memohon kebaikan dalam semua urusan kami.
وَمَنْ أَصْبَحَ لِاُمُوْرِالدُّنْيَا حَزِيْنًا فَقَـدْ أَصْبَحَ سَاخِطًا عَلَى اللهِ وَمَنْ تَوَاضَعَ لِغَنِيٍّ لِغِنَاهُ فَقَـدْ ذَهَثَ ثُلُثـَا دِيْنـِهِ
Dan barang siapa yang bangun dipagi hari dalam keadaan sedih karena urusan duniawi, maka dipagi itu ia telah membenci Allah, Dan barang siapa yang merendahkan dirinya terhadap orang kaya karena kekayaannya, maka lenyaplah 2/3 agamanya.
Maksudnya tidak boleh mengagungkan manusia karena hartanya,sesungguhnya orang yang memuliakan harta akan menghinakan ilmu dan kemaslahatan.
Manusia dianjurkan umtuk menghormati sesamanya
- Karena ilmunya
- Karena lebih tua umurnya
- Karena keislamannya dalam batasan kemanusiaan
Bahkan Tuan Syekh Abdul Qadir Jailani telah berkata :
لاَبـُدَّ لِكُـلِّ مُؤْمِنٍ فِى سَا ئِرِاَحْوَا لِهِ مِنْ ثَلاَثَةِ اَشْيَآءَ: اَمْرٌيَمْتَثِـلُهُ وَنَهْيٌ يَجْتَنِبُـهُ وَقَـدَرٌ يَرْضَ بِهِ
Setiap mukmin hendaklah senantiasa dalam 3 keadaan :
- Melaksanakan perintah Allah
- Menjauhi larangan Allah
- Rela terhadap Qadha dan Qadar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar