Jumat, 04 Juli 2014

HAYOOO TEBAK,INI KATANYA SIAPA : " MEMBACA AL-FATIHAH SETELAH DO'A ADALAH BID'AH ? "

[[ Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah Saudi Arabia :

لم يثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يقرأ الفاتحة بعد الدعاء فيما نعلم، فقراءتها بعد الدعاء بدعة.

“Tidak datang dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau membaca Al-Fatihah setelah berdoa sebatas pengetahuan kami, oleh karena itu membacanya setelah berdoa adalah bid’ah.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 2/528). ]]


http://ar.islamway.net/fatwa/8258




Itu kata mereka , Coba kita bandingkan dengan keterangan berikut :

فصل ] : يستحب أن يختم دعاءه بالحمد لله رب العالمين وكذلك يبتدئه بالحمد لله قال الله تعالى : { وآخر دعواهم أن الحمد لله رب العالمين } [ يونس : 10 ] وأما ابتداء الدعاء بحمد الله وتمجيده فسيأتي دليله من الحديث الصحيح قريبا في كتاب الصلاة على رسول الله صلى الله عليه وسلم إن شاء الله تعالى


[Fasal]
Disukai (disunnahkan) untuk mengakhiri doa dengan Alhamdulillahi rabbil alamin (Tahmid pent), dan begitu juga mengawali doa dengan Alhamdulillah (memuji Allah), Allah berfirman : "Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamin (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam).” (QS. Yunus: 10).
 Adapun mengenai mengawali doa dengan memuji Allah dan memujanya akan saya (Imam Nawawi) berikan dalilnya dari hadits shohih dalam bab kitab sholawat atas Nabi Muhammad SAW, Insya Allah.

الأذكار للنووي (1/260)
Al-Adzkar Lin-Nawawi - 1/260





Pada halama lain, Imam Nawawi menyebutkan :


302 وروينا في كتاب الترمذي عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال :
إن الدعاء موقوف بين السماء والأرض لا يصعد منه شيء حتى تصلي على نبيك صلى الله عليه وسلم
 
 
 Kami meriwayatkan dalam kitab At-Tirmidzi dari Umar bin Khatthab radiyallahu anhu berkata : "sesungguhnya doa berhenti antara langit dan bumi, tidak bergerak darinya suatu apapun sampai kamu membaca shalawat atas Nabi mu -shallallaahu 'alaihi wasallam
 
قلت : أجمع العلماء على استحباب ابتداء الدعاء بالحمد لله تعالى والثناء عليه ثم الصلاة على رسول الله صلى الله عليه وسلم وكذلك يختم الدعاء بهما والآثار في هذا الباب كثيرة معروفة

Perkataan saya : Seluruh ulama' menyukai mengawali doa dengan mengucapkan Alhamdulillah dan memujanya, kemudian bersholawat atas Nabi Muhammad SAW, demikian pula mengakhiri doa dengan hamdalah dan sholawat, atsar sahabat tentang hal ini telah banyak diketahui.

Al-Adzkar Lin-Nawawi (1/273)
Lajnah Ifta' Jordaniya no. 928 menjelaskan hukum membaca Al-Fatihah sebagai tawasul untuk diterimanya Doa. Memfatwakan :

قراءة الفاتحة - بعد الدعاء أو قبله - بقصد التوسل لقبول الدعاء أمر مشروع ولا حرج فيه، وذلك لسببين اثنين:
الأول: أن التوسل بالقرآن الكريم هو توسل بصفة من صفات الله تعالى، والتوسل بصفات الله عز وجل مشروع باتفاق العلماء.
الثاني: أن التوسل بتلاوة الفاتحة توسل بعمل صالح، وهو أيضا مشروع باتفاق العلماء، واختيار سورة الفاتحة خاصة له وجه مقبول شرعا؛ وذلك لأنها أم الكتاب، وتجتمع فيها جميع معاني القرآن العظيم. والله أعلم
.

Membaca fatihah setelah berdo'a atau sebelum berdo'a dengan maksud tawassul agar do'anya dikabulkan adalah perkara yang masyru' dan tidak apa-apa , ada dua alasan :

1. Tawassul dengan Al-Qur an adalah tawassul dengan salah satu sifat Allah , seedangkan tawassul dengan sifat Allah di syare'atkan berdasarkan sepakatnya ulama

2. Tawassul dengan membaca fatihah adalah tawassul dengan amal sholeh , tawassul dengan amal sholeh di syre'atkan dengan berdasarkan sepakatnya ulama , adapun mengapa memilih surat fatihah yang di baca (bukan yang lain) itu karena fatihah adalah ummul kitab (induk kitab) , makna Al-Qur an terkumpul pada surat fatihah.


http://www.aliftaa.jo/Question.aspx?QuestionId=928

Kalo tahmid saja boleh bahkan disukai, kenapa melarang membaca alfatihah setelah doa ? Pembacaan suratul fatihah tsb adalah salahsatu amal sholeh yg dilakukan sebagai bentuk tawasul / wasilah untuk terkabulnya doa.
Bukankah kita sudah sepakat akan kebolehan/disyariatkannya amal sholeh sebagai tawasul ?

Tp kenapa nongol fatwa "membid'ahkan" ?


Wallahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama

  MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU)   Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...