Sabtu, 20 Desember 2014

ROBI'ATUL ADAWIYAH : DIALOG DIANTARA ULAMA TABI'IN

Dikutip dari kitab Durrotun Nashihin ,hal 21-22




وحكي أيضا انه لما مات زوج رابعة العدوية استأذن في الدخول عليها الحسن البصري وأصحابه فأذنت لهم في الدخول عليها وأرخت سترا وجلست وراء الستر

Dikisahkan ketika suami Sayyidah Rabi’ah al-Adawiyyah meninggal dunia, maka Syaikh Hasan al-Bashry dan para sahabatnya (Malik Bin Dinar dan Tsabit al-Banany) meminta izin untuk masuk (kerumahnya) menemui rabi’ah, lantas beliau mengizinkan mereka seraya memasang satir dan beliau duduk dibalik satir.

فقال الحسن وأصحابه : إنه قد مات بعلك ولابد لك منه . فقالت : نعم, ولكن من أعلمكم حتى ازوجه نفسي ؟ فقالوا : الحسن البصري . فقالت : إن أجبتني في أربع مسائل فأنا لك . فقال : سلي , إن وفقني الله تعالى أجبتك .

Syaikh Hasan dan para sahabatnya berkata : “Sesungguhnya suamimu telah meninggal, sementara kamu harus memiliki suami”.
Maka Sayyidah Rabi’ah berkata : “Benar, namun siapakah diantara kalian yang paling alim, sehingga aku bersedia menjadi istrinya ?”
Mereka menjawab : “Syaikh al-Hasan al-Bashry”
Sayyidah Rabi’ah berkata padanya : “jika kamu bisa menjawab 4 pertanyaanku, maka aku milikmu”
Syaik Hasan berkata : “bertanyalah, jika allah menolongku, maka akan aku jawab”

قالت : ما تقول لو مت وخرجت من الدنيا أخرج على الإيمان أم لا ؟ قال : هذا غيب , ولا يعلم الغيب إلا الله .

Sayyidah Rabi’ah bertanya : “apa pendapatmu jika aku telah mati dan keluar dari dunia, apakah aku menetapi keimanan atau tidak ?”
Syaikh Hasan menjawab : “ini adalah perkara gha’ib, hanya allah yang tau perkata ghaib”

ثثم قالت : ما تقول لو وضعت في القبر وسألني منكر ونكير أقدر على جوابهما أم لا ؟ قال : هذا غيب , ولا يعلم الغيب إلا الله

Kemudian Sayyidah Rabi’ah bertanya lagi : “apa pendapatmu jika aku diletakkan didalam kubur dan malaikat munkar dan nakir menanyaiku, apakah aku sanggup menjawabnya atau tidak ?”
Syaikh Hasan menjawab : “ini perkara ghaib, hanya allah yang tau”

قالت : إذا حشر الناس يوم القيامة وتطايرت الكتب أعطي كتابي بيميني أم بشمالي ؟ قال : هذا غيب أيضا .

Sayyidah Rabi’ah kembali bertanya : “ketika para manusia digiring kemahsyar dan kitab-kitab catatan amal didekatkan, apakah kitabku diberikan padaku melalui tangan kanan atau tangan kiriku ?”
“ini perkara ghaib juga” jawab syaikh Hasan.

ثم قالت : إذا نودي للناس فريق في الجنة وفريق في السعير , كنت أنا من أي الفريقين ؟ ؟ قال : هذا غيب أيضا .

Lalu Sayyidah Rabi’ah bertaya lagi : “ketika para manusia dipanggil, dan segolongan masuk surga dan segolongan lain masuk neraka, aku termasuk dari golongan yang mana ?”
Syaikh Hasan berkata : “ini perkara ghaib juga”

قالت : من كان له غم هذه الأربعة كيف يستغل بالتزويج .
ثم قالت : يا حسن, كم أخبرني كم جزء خلق الله العقل ؟ قال : عشرة أجزاء , تسعة للرجال وواحد للنساء .
ثم قالت : يا حسن , كم جزء خلق الله الشهوة ؟ قال : عشرة أجزاء , تسعة للنساء وواحد للرجال .

Kemudian Sayyidah Rabi’ah berkata : “wahai syaikh Hasan, seseorang yang bingung memikirkan 4 perkara ini, bagaimana mungkin dia sibuk untuk sebuah pernikahan ?!”
Sayyidah Rabi’ah kembali bertanya : “wahai syaikh Hasan, berapa bagian Allah menciptakan akal ?”
Syaikh Hasan menjawab : “menjadi 10 bagian, 9 bagian untuk para laki-laki dan 1 bagian untuk para perempuan”
Sayyidah Rabi’ah bertanya lagi : “menjadi merapa bagian Allah menciptakan syahwat ?”
Syaikh Hasan menjawab : “menadi 10 bagian, 9 bagian untuk para perempuan dan 1 bagian untuk para laki-laki”

ثم قالت : يا حسن , أنا أقدر على حفظ نسعة أجزاء من الشهوة بجزء من العقل , وانت لا تقدر على حفظ جزء واحد من الشهوة بتسعة أجزاء من العقل . فبكى وخرج من عنها .

Kemudian Sayyidah Rabi’ah berkata : “wahai syyaikh Hasan, aku mampu menjaga 9 syahwat dengan menggunaka 1 akal, sementara engkau tidak mampu menjaga 1 syahwat dengan menggunakan 9 akal.”
Maka syaikh Hasan menangis dan berpamitan meninggalkan Sayyidah Rabi’ah.


mudah-mudahan bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Qonun Asasi Nahdlatul 'Ulama

  MUQODDIMAH_QONUN_ASASI_NU (Pendahuluan Fondasi Dasar Jam'iyyah NU)   Jam'iyyah Nahdhotul 'Ulama' mempunyai garis...